Lebih dari 85 persen orang dengan gejala dapat pulih dengan sendirinya, meskipun prosesnya bisa memakan waktu hingga 12 minggu. Umumnya, gejala akan hilang sepenuhnya dalam 3–4 bulan. Namun, sebagian pasien masih bisa mengalami episode nyeri selama masa pemulihan.
Perawatan nonbedah
Penanganan awal biasanya dilakukan dengan cara konservatif, antara lain:
Fisioterapi. Membantu menemukan posisi tubuh yang dapat mengurangi nyeri, sekaligus menyusun program latihan di rumah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut atau kekambuhan.
Terapi okupasi. Memberikan panduan cara menjaga punggung tetap lurus dan sejajar, terutama saat duduk dalam waktu lama.
Manajemen nyeri. Disesuaikan dengan lokasi dan tingkat keparahan kondisi. Dokter dapat merekomendasikan obat antiinflamasi, pereda nyeri, pelemas otot, hingga suntikan steroid.
Pendekatan tambahan. Pengobatan medis tradisional dapat dikombinasikan dengan terapi holistik seperti yoga atau akupunktur.
Perawatan bedah
Jika gejala tidak membaik dengan terapi konservatif atau justru semakin parah, operasi mungkin diperlukan. Saat ini, banyak dokter menggunakan teknik bedah minimal invasif dengan bantuan navigasi canggih dan robotik, sehingga pemulihan lebih cepat, rasa sakit lebih ringan, dan lama rawat inap lebih singkat.
Pilihan operasi meliputi:
Laminektomi. Mengangkat fragmen tulang atau jaringan lunak yang menekan saraf. Bisa dilakukan dengan teknik minimal invasif atau operasi terbuka, tergantung kondisi.
Laminektomi dengan Fusi Tulang Belakang. Untuk kasus lebih berat, laminektomi dapat digabung dengan fusi, yaitu prosedur yang menyatukan dua atau lebih ruas tulang belakang menggunakan sekrup dan batang logam agar segmen yang rusak menjadi stabil. Biasanya juga dilakukan cangkok tulang untuk mengisi celah dan merangsang penyembuhan.
Diskektomi. Prosedur minimal invasif untuk mengangkat bagian diskus yang menekan saraf dan menimbulkan nyeri. Bisa dilakukan minimal invasif atau terbuka, tergantung kondisi pasien.
HNP terjadi ketika bagian tengah bantalan tulang belakang yang lembut menonjol keluar dari lapisan luarnya. Kondisi ini bisa menekan saraf dan menimbulkan nyeri, kesemutan, atau kelemahan otot.
Penyebabnya tidak selalu bisa dicegah. Faktor usia, genetik, dan kebiasaan tertentu dapat meningkatkan risiko. Namun, teknik mengangkat beban yang benar, berhenti merokok, dan menjaga berat badan sehat dapat membantu menurunkannya.
Dokter biasanya mendiagnosis lewat pemeriksaan fisik, dan bila perlu menggunakan pencitraan seperti MRI. Meski bisa menimbulkan nyeri hebat, tetapi sebagian besar kasus membaik dengan obat pereda nyeri dan fisioterapi. Hanya pada kasus berat diperlukan operasi.
Referensi
"What is a herniated disc?" University of Michigan Health. Diakses Oktober 2025.
"Causes and treatment of a herniated disk." Medical News Today. Diakses Oktober 2025.
Michael F. Stretanski, Young Hu, and Fassil B. Mesfin, “Disk Herniation,” StatPearls - NCBI Bookshelf, September 14, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441822/.
"Herniated Disc: 7 Ways to Help Prevent It From Happening." Spine Health Foundation. Diakses Oktober 2025.
"Herniated Disk in the Lower Back." American Academy of Orthopaedic Surgeons. Diakses Oktober 2025.
"Herniated Disc (Slipped or Ruptured Disc)." UPMC. Diakses Oktober 2025.