Balon Lambung Dapat Mengatasi Obesitas Tanpa Operasi

Intinya sih...
Gastric balloon adalah alat medis yang membantu penurunan berat badan dengan mengisi sebagian ruang lambung, membuat kamu kenyang lebih cepat dan makan lebih sedikit.
Alat ini cocok untuk orang dewasa dengan indeks massa tubuh 30-40, kesulitan menurunkan berat badan, ingin alternatif minim risiko, dan memerlukan penurunan berat badan sebelum prosedur medis lainnya.
Pasien akan berkonsultasi dengan dokter spesialis, menjalani prosedur pemasangan balon melalui endoskopi atau kapsul yang ditelan.
Setiap orang yang hidup dengan obesitas masing-masing punya cerita tentang perjalanan menurunkan berat badan, lelahkan menjalani diet yang tak berhasil, atau tentang rasa malu.
Bagi banyak orang, operasi bariatrik bisa menjadi jalan keluar. Namun, tidak semua orang cocok atau siap dengan prosedur bedah ini. Nah, di sinilah gastric balloon atau intragastric balloon dapat menjadi alternatif nonbedah.
Alat medis ini ditempatkan sementara di dalam lambung untuk membantu mengontrol rasa lapar dan mendorong penurunan berat badan secara bertahap. Sebagai perangkat yang paling umum digunakan dalam terapi obesitas tanpa operasi, gastric balloon menjadi solusi bagi orang-orang yang mengalami obesitas.
1. Apa itu gastric balloon?
Gastric balloon atau balon lambung adalah alat medis yang dipasang sementara di dalam lambung, kemudian diisi dengan cairan atau gas. Balon ini mengisi sebagian ruang lambung, sehingga membantu pasien merasa kenyang lebih cepat dan makan dalam jumlah yang lebih sedikit. Tujuan akhirnya adalah penurunan berat badan.
Alat ini dapat digunakan oleh pasien obesitas yang tidak memenuhi syarat atau memilih untuk tidak menjalani operasi penurunan berat badan. Dalam banyak kasus, gastric balloon memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif dibanding hanya dengan diet dan olahraga.
Ada berbagai jenis gastric balloon yang tersedia, tetapi prinsip kerjanya mirip: dirancang untuk bertahan di dalam lambung selama beberapa bulan, mengisi ruang di lambung, sehingga pasien merasa kenyang lebih cepat dan makan lebih sedikit.
Beberapa balon dipasang melalui prosedur endoskopi, sedangkan jenis lainnya berbentuk kapsul yang bisa ditelan dan larut secara alami, lalu mengembang menjadi balon saat sudah berada di dalam lambung.
Selama penggunaan balon lambung, yakni sekitar 6–8 bulan, pasien umumnya mengalami penurunan berat badan rata-rata sekitar 10 kg atau antara 6–15 persen dari berat total tubuh mereka. Penurunan ini jauh lebih signifikan dibandingkan dengan metode perubahan gaya hidup semata, yang rata-rata hanya menghasilkan penurunan sekitar 1–5 persen dari berat badan dalam periode yang sama.
Selain itu, jenis balon juga memengaruhi hasil. Balon berisi cairan cenderung menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan balon berisi gas. Ini kemungkinan karena cairan memberikan sensasi penuh yang lebih nyata dan bertahan lebih lama di lambung.
2. Siapa saja yang cocok menjalani prosedur ini?
Gastric balloon bisa menjadi pilihan penurunan berat badan yang efektif bagi sebagian orang dewasa, terutama yang:
Memiliki indeks massa tubuh (IMT) antara 30–40: Angka 30 ke atas dikategorikan sebagai obesitas. Dalam kondisi tertentu, prosedur ini juga bisa dianjurkan untuk orang dengan IMT di luar rentang tersebut.
Kesulitan menurunkan berat badan dengan diet, olahraga, atau obat-obatan: Jika perubahan gaya hidup tidak membuahkan hasil signifikan, gastric balloon mungkin bisa membantu.
Ingin alternatif yang lebih minim risiko dibanding operasi bariatrik: Tidak semua orang siap untuk prosedur bedah yang mengubah anatomi tubuh. Balon lambung menawarkan solusi nonbedah yang tetap efektif.
Disarankan menurunkan berat badan sebelum prosedur medis lainnya: Misalnya sebelum operasi penggantian sendi atau untuk mendukung program fertilitas. Gastric balloon dapat membantu mencapai berat yang diinginkan dalam waktu relatif singkat.
3. Kenapa gastric balloon dibutuhkan?
Pada orang dengan obesitas, tubuh mengalami berbagai perubahan yang membuat penurunan berat badan makin sulit hanya dengan diet dan olahraga. Salah satu perubahan yang paling signifikan adalah membesarnya kapasitas lambung. Lambung yang melebar mampu menampung lebih banyak makanan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa kenyang, yang pada akhirnya mendorong makan dalam jumlah banyak.
Inilah sebabnya mengapa sebagian besar prosedur medis untuk menurunkan berat badan dirancang untuk mengurangi volume lambung, agar tubuh lebih cepat merasa kenyang dan asupan kalori pun berkurang secara alami.
4. Manfaat gastric balloon
Jika berhasil, kamu berpeluang untuk menurunkan berat badan secara signifikan. Namun, keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada kemampuanmu mempertahankan pola hidup sehat.
Dengan berat badan yang turun, berbagai masalah kesehatan terkait obesitas biasanya ikut membaik, seperti:
Diabetes tipe 2.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Sleep apnea (gangguan napas saat tidur).
Mobilitas yang terbatas.
Kepercayaan diri yang menurun.
5. Persiapan
Kamu akan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi atau dokter bedah digestif (bariatrik) untuk membahas tujuan penurunan berat badan dan mengembangkan program gaya hidup yang komprehensif. Ini dapat mencakup pelatihan personal dan panduan tentang nutrisi makanan dan kebugaran.
Dokter sering kali akan memberikan obat penghambat asam lambung untuk mencegah refluks asam lambung selama dan setelah prosedur.
Beberapa hari sebelum prosedur, dokter akan menginstruksikan diet cairan bening untuk membantu mengosongkan perut. Malam sebelum prosedur, dokter akan meminta kamu untuk tidak makan dan minum apa pun setelah tengah malam.
Tanyakan kepada dokter tentang konsumsi obat jika kamu rutin minum obat atau suplemen tertentu. Ikuti anjuran dari dokter.
6. Prosedur
Gastric balloon bisa dipasang melalui dua metode, yaitu endoskopi atau kapsul yang ditelan.
Endoskopi
Pasien diberi obat penenang dan anestesi lokal di tenggorokan untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
Dokter memasukkan endoskop (selang lentur dengan kamera) melalui mulut ke lambung.
Dengan bantuan kamera, balon yang masih kempis ditempatkan di lokasi yang tepat.
Balon kemudian diisi dengan larutan saline (air garam steril) dan otomatis menutup rapat setelah terisi.
Beberapa jenis balon berisi saline bersifat adjustable, sehingga cairannya bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
Kapsul
Pasien cukup menelan kapsul yang terhubung ke selang tipis.
Setelah kapsul sampai ke lokasi tepat di lambung (dikonfirmasi dengan rontgen/sinar-X), dokter mengisi balon dengan campuran gas nitrogen, kemudian balon akan menutup sendiri.
Hingga tiga balon dapat ditempatkan di lambung pasien selama tiga bulan.
Kamu umumnya bisa pulang segera setelah efek sedatifnya hilang. Kamu juga dapat melanjutkan semua aktivitas normal tanpa batasan, termasuk mandi, berenang, dan bepergian dengan pesawat.
Setelah pemasangan balon, pasien perlu mengonsumsi makanan cair selama satu minggu, diikuti dengan satu minggu mengonsumsi makanan lunak, sebelum kembali ke pola makan normal.
Saat balon lambung harus diambil, dokter akan melakukan prosedur endoskopi yang melibatkan sedasi dan anestesi lokal. Dokter akan menusuk balon, menguras cairan atau menyedot gas, lalu mengeluarkan balon yang kempis melalui endoskopi.
7. Efek samping dan komplikasi
Kamu mungkin mengalami mual, muntah, atau kram perut selama beberapa hari setelah balon dipasang di lambung. Dokter akan meresepkan obat untuk membantu mengatasi gejala-gejala ini, yang cenderung hilang dalam tiga hingga lima hari.
Gejala refluks atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat memburuk setelah pemasangan balon, tetapi dapat membaik dengan obat antasida harian. Kebanyakan orang dengan balon lambung tidak menyadari balon tersebut setelah sekitar seminggu.
Ada juga risiko berat badan kembali naik. Perlu diingat bahwa balon lambung tidak memiliki efek jangka panjang yang sama pada penurunan berat badan seperti operasi bariatrik. Banyak orang yang menggunakan balon lambung mengalami kenaikan berat badan setelah alat tersebut dilepas. Namun, berat badan mereka umumnya tetap lebih rendah daripada sebelum pemasangan balon.
Komplikasi yang sangat jarang terjadi akibat balon lambung meliputi:
Pengempisan balon, yang dapat menyebabkan balon keluar dari lambung dan menyumbat usus.
Perforasi esofagus atau lambung setelah pemasangan balon.
Pengembangan balon yang berlebihan secara spontan setelah pemasangan karena penyebab yang tidak diketahui, yang memerlukan pengeluaran lebih cepat.
Balon lambung berisi cairan telah dikaitkan dengan pankreatitis akut (radang pankreas). Hal ini dapat terjadi jika balon memberikan tekanan pada pankreas, yang menyebabkan cedera dan radang.
Gastric balloon merupakan salah satu jenis pengobatan obesitas yang aman dan efektif. Metode ini dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dengan risiko yang relatif rendah. Hasil terbaik biasanya didapat ketika pasien mendapatkan dukungan dan pemantauan rutin dari tim tenaga medis. Meskipun balon hanya bersifat sementara, tetapi dukungan ini berperan besar dalam membantu perubahan gaya hidup yang bertahan dalam jangka panjang.
Referensi
"Gastric Balloon (Intragastric Balloon)." Yale Medicine. Diakses Juli 2025.
"Gastric Balloon for Weight Loss." Johns Hopkins Medicine. Diakses Juli 2025.
"Gastric balloon (BiB)." Nuffield Health. Diakses Juli 2025.
"Intragastric Balloon." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.
"Weight Loss Gastric Balloon System." Massachusetts General Hospital. Diakses Juli 2025.