ilustrasi monkeypox atau cacar monyet (IDN Times/Aditya Pratama)
Sebuah metaanalisis dari makalah yang diterbitkan selama epidemi mpox dari tahun 1970 hingga 2023 menunjukkan bahwa gejala menjadi lebih beragam, dengan penurunan gejala selain ruam.
Peneliti dari Second Affiliated Hospital of Chongqing Medical University, China, menelusuri tiga basis data untuk studi berbahasa Inggris yang ditinjau sejawat tentang gejala mpox yang diterbitkan dari Januari 1970 hingga April 2023.
Periode yang dicakup meliputi 1970 hingga 2022 (periode 1, di Afrika), 2003 hingga 2021 (periode 2, sebagian besar di Afrika, tetapi kluster di tempat lain), dan 2022 hingga 2023 (periode 3, global).
Ke-61 studi tersebut melaporkan 21 gejala pada 720 pasien mpox dari periode 1; 39 gejala dari 1.756 pasien dari periode 2; dan 37 gejala dari 12.277 pasien dari periode 3.
Gejala yang paling umum pada ketiga periode tersebut adalah ruam (periode 1, 92,6 persen; periode 2, 100 persen; dan periode 3, 94,8 persen), diikuti oleh pembengkakan kelenjar getah bening (periode 1, 59,8 persen; periode 2, 74,1persen; dan periode 3, 61,1persen).
Pada periode 1, gejala utamanya adalah demam (99 persen), pembengkakan kelenjar getah bening (80,5 persen), dan sakit kepala (69,1 persen), dengan penurunan signifikan pada gejala-gejala tersebut pada periode 3 (masing-masing 37,9 persen, 31,2 persen, dan 28,7 persen).
Pada periode 2, menggigil (73,3 persen), kelelahan (68,2 persen), dan kesulitan menelan (61,2 persen) muncul sebagai gejala utama, tetapi menurun secara signifikan pada periode 3. Pada periode 3, sebagian besar gejala lainnya juga umum terjadi atau menurun dibandingkan dengan periode 1 dan 2.
Mual/muntah berkorelasi paling erat dengan 13 gejala dan berkorelasi sangat positif dengan pembengkakan kelenjar getah bening dan konjungtivitis pada periode 2. Selama periode 3, ruam dan sakit kepala berkorelasi paling erat dengan 21 gejala dan berkorelasi sangat positif dengan demam.
Referensi
American Journal of Managed Care. Diakses pada Agustus 2024. WHO Declares Another Mpox Global Emergency—What Americans Should Know.
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Mpox (Monkeypox): What to Know.
Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada Agustus 2024. Definisi Kasus Monkeypox.
Girometti, Nicolò, et al. "Demographic and clinical characteristics of confirmed human monkeypox virus cases in individuals attending a sexual health centre in London, UK: an observational analysis." The Lancet Infectious Diseases, Volume 22, Issue 9, 1321 - 1328.
CIDRAP. Diakses pada Agustus 2024. Study on monkeypox outbreak shows differing symptoms.
World Health Organization. Diakses pada Agustus 2024. Mpox.
National Health Service. Diakses pada Agustus 2024. Mpox.
Verywell Health. Diakses pada Agustus 2024. What Is Mpox?
Su, Shu, Meng Jia, Yingni Yu, Hu Li, Wenwei Yin, Yi Lu, Rongzhong Huang, Rong Xiang, Huizhe Huang, and Peng Hu. “Integrated Network Analysis of Symptom Clusters Across Monkeypox Epidemics From 1970 to 2023: Systematic Review and Meta-Analysis.” JMIR Public Health and Surveillance 10 (February 16, 2024): e49285.
Ortiz-Martínez, Yeimer, Mateo Montalvo-Campana, Zane Saul, Kavitha Gopalratnam, Armand J Wolff, and Alfonso J Rodríguez-Morales. “Respiratory manifestations and complications of monkeypox.” PubMed 12, no. 3 (September 18, 2023): 367–68.