ilustrasi sakit kepala (unsplash.com/@usmanyousaf)
Aneurisma serebral sangat mungkin dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, penyakit ini paling sering menyerang individu berusia 30—60 tahun. Individu dengan aneurisma tidak mengeluhkan gejala sama sekali, terlebih jika aneurisma tidak pecah.
Namun, tonjolan aneurisma dapat berkembang terlalu besar sehingga menekan saraf atau jaringan otak di sekitarnya. Ketika hal tersebut terjadi, seseorang mungkin mengalami:
- sakit kepala
- perubahan kemampuan penglihatan
- pupil membesar (dilatasi)
- mati rasa atau kesemutan di kepala atau bagian wajah
- nyeri di atas dan belakang mata
- kejang
Sementara itu, pecahnya aneurisma bisa memunculkan banyak gejala. Sakit kepala ekstrem menjadi salah satu tandanya. Saking sakitnya, kondisi ini digambarkan sebagai sakit kepala terburuk yang pernah siapa saja alami.
Selain sakit kepala parah, gejala aneurisma otak pecah meliputi:
- mual dan muntah
- leher kaku
- penglihatan kabur atau ganda
- sensitivitas terhadap cahaya
- kejang
- penurunan kesadaran
- kebingungan
Di satu sisi, individu mungkin mengeluhkan sakit kepala hebat, tetapi aneurisma otak tidak pecah. Dalam kasus tersebut, aneurisma mungkin bocor dan memunculkan gejala sakit kepala parah dalam beberapa hari bahkan sampai 2 minggu.