Apa Itu Leptospirosis? Ini Penyebab, Gejala, dan Perawatannya

Penyakit dari hewan yang mudah menular ke manusia

Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis. Anjuran ini digemakan seiring merebaknya penyebaran bakteri dan meningkatnya jumlah korban meninggal dunia di Pacitan, Jawa Timur, karena penyakit ini.

Namun, apa itu leptospirosis sebenarnya? Ketahui penyebab, gejala, dan perawatan di ulasan ini. Selain itu, usahakan pulan pencegahan agar terhindar dari dampak fatal penyakit ini. 

Apa itu leptospirosis?

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospirosis interrogans. Bakteri ini termasuk jenis langka yang hidup di ginjal hewan. Umumnya, penyebaran terjadi melalui media urine dari hewan. 

Dalam banyak kasus, leptospirosis dapat menyebabkan efek samping serius meski tidak selalu mengancam jiwa, melansir WebMD. Meski demikian, sumber yang sama juga mengungkapkan bahwa leptospirosis parah dapat menyebabkan komplikasi parah.

Leptospirosis lebih sering dijumpai di daerah beriklim hangat. Meski bakterinya terdapat di seluruh dunia, tetapi penyakit ini paling sering menjangkit masyarakat kawasan Australia, Afrika, Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia.

Media penularan

Apa Itu Leptospirosis? Ini Penyebab, Gejala, dan PerawatannyaIlustrasi orang sakit perut (Freepik.com/katemangostar)

Bakteri penyebab leptospirosis disebarkan melalui urine hewan yang terinfeksi. Jenis hewannya pun beragam, mulai dari hewan ternak (seperti babi dan sapi, anjing, dan kuda),  hewan liar, serta pengerat.

Kamu perlu mewaspadai tanah atau air yang menjadi tempat hewan tersebut kencing. Jika kebetulan berada di tempat tersebut, kuman dapat menyerang tubuhmu melalui luka di kulit. Termasuk goresan kecil, luka terbuka, bahkan area kering. Selain itu, bakteri juga dapat menginfeksi tubuh melalui hidung, mulut, dan alat kelamin.

Lebih jauh, sebagian besar penularannya terjadi dari hewan ke manusia. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bakteri dapat menyebar melalui hubungan seks dan menyusui.

Baca Juga: Ini Dampak pada Tubuh jika Kita Makan Daging Tikus, Mengerikan!

Gejala leptospirosis

Tanda-tanda penularan leptospirosis mungkin tidak akan muncul hingga 2 minggu setelah terinfeksi. Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan, gejalanya bisa termasuk beberapa hal berikut:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Nyeri otot
  • Muntah
  • Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
  • Mata merah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Ruam

Gejala di atas mungkin disalahartikan penyakit lainnya. Beberapa orang yang terinfeksi juga mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Perkembangan leptospirosis pasca infeksi terdiri dari dua fase. Fase pertama ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, muntah, hingga diare. Fase kedua menjadi lebih parah, seseorang mungkin mengalami gagal ginjal atau hati dan meningitis

Diagnosis leptospirosis

Apa Itu Leptospirosis? Ini Penyebab, Gejala, dan Perawatannyailustrasi dokter sedang memeriksa pasien (pexels.com/cottonbro)

Untuk memeriksa leptospirosis, dokter akan melakukan tes darah sederhana. Langkah ini dilakukan untuk mencari adanya antibodi dalam darah yakni protein yang diproduksi tubuh untuk melawan bakteri. 

Ketika terjangkit sebuah penyakit, katakanlah leptospirosis, tes darah mungkin memberikan hasil positif palsu. Selanjutnya, dokter akan melakukan tes darah kedua, sekitar 1 minggu kemudian, untuk memastikan hasilnya benar. 

Perawatan dan pencegahan

Sangat disarankan untuk segera mendapatkan bantuan medis ketika mendapati gejala leptospirosis. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, termasuk penisilin dan doxycycline. Dokter mungkin merekomendasikan ibuprofen untuk mengurangi demam dan nyeri otot. 

Penanganan berbeda diperlukan apabila infeksi terjadi lebih parah. Termasuk jika ada gagal ginjal, meningitis, dan masalah paru-paru. Rawat inap pun mungkin diharuskan guna mengontrol pengobatan.

Pada kasus ringan, penyakit ini dapat sembuh dalam kurun waktu 1 minggu. Meski demikian, risiko komplikasi juga bisa terjadi serta menyebar ke seluruh tubuh (sindrom peradangan sistemik). Akibatnya, terjadi pendarahan internal serta membuat pankreas meradang. 

Langkah pencegahan paling mudah dengan menghindari air atau tanah yang menjadi tempat kencing hewan tersebut. Namun, jika tidak memungkinkan, misalnya harus tetap bekerja di area tersebut, maka kamu bisa menggunakan disinfektan untuk mematikan bakteri setelahnya. 

Di samping itu, hindari mengonsumsi air kecuali kamu yakin airnya bersih. Lalu, pastikan pula untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih agar terhindar dari tikus dan hewan pengerat lainnya. Pasalnya, hewan inilah yang paling sering membawa bakteri Leptospirosis interrogans

Bisakah hewan peliharaan terjangkit leptospirosis?

Faktanya, semua hewan berisiko terkena leptospirosis. Meski jarang terjadi pada hewan peliharaan, penyakit ini bisa menjangkit anjing. Cara penularannya pun sama, melakui kontak urine dengan hewan yang terinfeksi. 

Gejala leptospirosis pada hewan mirip dengan penyakit lain. Termasuk demam, sakit perut, muntah, nyeri, dan perubahan tingkah laku. Kamu perlu membawa hewan peliharaan ke dokter apabila mendapati gejala tersebut. Pasalnya, sangat mungkin leptospirosis menular dari peliharaan ke manusia. 

Mengingat penularannya cukup serius, kamu perlu mengetahui apa itu leptospirosis. Dengan begitu, kamu bisa tetap waspada terhadap kesehatan diri dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: Rabies: Penyakit dari Hewan untuk Manusia yang Belum Bisa Disembuhkan

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya