Apa Gegar Otak Ringan Berbahaya? Ini Efek Jangka Panjangnya

Pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran 2 semalam, salah seorang pemain Timnas Filipina dikabarkan mengalami gegar otak ringan. Sebelumnya, pemain bernama Adrian Ugelvik jatuh dengan kondisi kepala menghantam ke tanah.
Mengacu pada kondisi tersebut, apakah gegar otak ringan berbahaya? Berikut penjelasan dan efek jangka panjang yang dapat muncul akibat kondisi itu.
Apa gegar otak ringan berbahaya?

Gegar otak merupakan cedera otak traumatis yang memengaruhi fungsi otak. Kondisi medis ini terbagi menjadi beberapa level. Nah, level paling rendah disebut sebagai gegar otak ringan. Lantas, apa gegar otak ringan berbahaya?
Gegar otak dikatakan ringan ketika gejala yang muncul kurang dari 15 menit dan tidak menyebabkan hilangnya kesadaran. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa gegar otak bisa dikatakan ringan jika seseorang cedera dan hilang kesadaran kurang dari 30 menit. Bahkan, kalaupun ada amnesia pasca trauma, itu tidak terjadi lebih dari 24 jam setelah cedera.
Meski gejala setelah cedera hanya berlangsung singkat bukan berarti kondisi ini bisa dianggap sepele. Cedera kepala yang tampak ringan tetap berpotensi mengganggu fungsi otak.
Umumnya, gegar otak ringan dapat memicu gejala seperti pusing, sakit kepala, kebingungan, masalah pada memori, mual, hingga sulit berkonsentrasi. Gegar otak biasanya tidak mengancam jiwa, tetapi efek yang ditimbulkan bisa serius dan berlangsung lama.
Siapa yang berisiko mengalami gegar otak ringan?
Faktanya, siapa saja bisa mengalami gegar otak dalam berbagai tingkat. Akan tetapi, seseorang dengan aktivitas tertentu berisiko mengalami gegar otak lebih tinggi. Misalnya saja atlet olahraga, personil militer, hingga korban kekerasan fisik.
Di luar itu, orang lanjut usia atau anak-anak berusia kurang dari 4 tahun juga berisiko tinggi mengalami gegar otak. Selain itu, individu yang memiliki riwayat gegar otak juga berpotensi mengalaminya kembali.
Perlu diketahui bahwa beberapa aktivitas sehari-hari juga dapat menyebabkan gegar otak. Misalnya, terjatuh dengan posisi kepala lebih dahulu, benturan kepala, pukulan di area kepala, dan banyak lainnya.
Komplikasi dan efek samping jangka panjang gegar otak ringan

Memahami apakah gegar otak ringan berbahaya bisa makin jelas jika kamu mengerti dampaknya pada otak. Gegar otak terjadi ketika otak memantul, berputar, atau bergerak maju mundur secara cepat di dalam tengkorak kepala.
Gerakan tersebut menyebabkan otak bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak. Secara keseluruhan, gerakan tersebut dapat meregangkan dan merusak sel-sel otak serta menyebabkan perubahan kimiawi pada organ tersebut.
Adanya gerakan akibat terjatuh, benturan, atau hal lainnya menyebabkan otak tidak berfungsi normal dalam waktu singkat. Alhasil, muncul gejala gegar otak seperti disebutkan sebelumnya.
Sebagian besar komplikasi akibat gegar otak bisa pulih dalam waktu 14-21 hari. Meski demikian, komplikasi tersebut bisa terjadi lebih lama atau bahkan memburuk jika tidak diobati.
Dalam jangka panjang, gegar otak ringan dapat membuat mereka yang mengalaminya sulit konsentrasi dan mengingat, mengalami sakit kepala berulang, hingga kesulitan menjaga keterampilan fisik seperti keseimbangan. Seseorang yang kembali mengalami gegar otak dan sebelumnya belum pulih betul juga berisiko mengalami pendarahan otak hingga kematian.
Apa gegar otak ringan berbahaya? Terkait itu, risikonya tetap sama pada semua level gegar otak, ya. Bahkan, jika tidak ditangani dengan betul, gegar otak dapat memicu komplikasi yang lebih serius. Jadi, pastikan mendapatkan penanganan yang tepat, ya.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses Juni 2024. Concussion
Broadvidew Spine & Health Centre. Diakses Juni 2024. 3 Different Types of Concussions You Need to Know About
Mayo Clinic. Diakses Juni 2024. Concussion
WebMD. Diakses Juni 2024. Concussions: Symptoms and Treatment