Dunia masih dibuat kewalahan dengan naiknya angka kasus karena varian Omicron. Karena, kenaikan kasus ini bisa diikuti naiknya kasus long COVID. Meski dikabarkan gejalanya ringan, Omicron tetap dikhawatirkan memicu long COVID sama seperti varian-varian pendahulunya.
"Karena ada banyak orang terinfeksi Omicron, kami memperkirakan bahwa kasus-kasus tersebut mengakibatkan lebih banyak kasus long COVID," ujar direktur klinik long COVID Beth Israel Deaconess Medical Center, Jason Maley, kepada The Harvard Gazette.
Selama merawat pasien long COVID, Maley mengatakan bahwa beberapa gejala long COVID, seperti sesak napas, paling mudah sembuh. Namun, gejala pada saraf, seperti brain fog, bisa menetap cukup lama. Apa yang menyebabkan fenomena ini?
Berbekal berbagai studi, Maley menduga respons imun berlebihan bisa menyebabkan inflamasi parah yang memicu berbagai gejala long COVID. Namun, bagaimana mekanisme penyebab kekacaubalauan respons imun saat long COVID? Ini masih dicari tahu.
ilustrasi vaksin LSD. (IDN Times/Aditya Pratama)