Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tuba

Merupakan metode kontrasepsi permanen pada perempuan

Terdapat berbagai macam metode kontrasepsi. Ada yang menggunakan pil, implan, dan IUD (spiral KB). Kontrasepsi permanen atau yang disebut dengan sterilisasi merupakan kontrasepsi yang sifatnya permanen.

Kontrasepsi permanen dapat dilakukan pada perempuan maupun laki-laki. Ulasan dalam artikel ini akan fokus membahas ligasi tuba sebagai metode konstrasepsi permanen untuk perempuan.

Bagaimana prosedurnya? Bagaimana bila setelah prosedur dilakukan seorang perempuan suatu hari ingin hamil lagi? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Tuba falopii merupakan tempat bertemunya sel telur dan sel sperma

Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tubailustrasi anatomi tuba falopii (melakafertility.com)

Sebelum membahas mengenai prosedur dari ligasi tuba, sebaiknya kamu memahami dulu apakah itu tuba falopii.

Dilansir Medscape, tuba falopii merupakan struktur pada rahim yang berfungsi untuk menyalurkan sel telur ke rahim tiap bulannya. 

Jika terjadi pembuahan oleh sel sperma, tuba falopii akan membawa sel telur yang telah dibuahi tersebut untuk menempel pada dinding rahim.

Tuba falopii berjumlah sepasang serta terletak di bagian atas kanan dan kiri dari rahim. Tuba falopii memiliki 3 bagian, yakni:

  • Isthmus: merupakan segmen yang terletak dekat dengan uterus
  • Ampulla: bagian yang lebih lebar dan menjadi tempat pembuahan sel telur
  • Infundibulum: bagian yang memiliki fimbriae (berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan ovarium)

2. Ligasi tuba mencegah bertemunya sel telur dan sel sperma di tuba falopii

Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tubailustasi ligasi tuba atau tubektomi (sagarhospitals.in)

Dilansir WebMD ligasi tuba atau juga dikenal sebagai tubektomi adalah kontrasepsi yang dilakukan melalui prosedur operasi. Dalam prosedur ini, tuba falopii akan dipotong dan diikat.

Prosedur ini membuat sel telur yang dikeluarkan ovarium tidak bisa bertemu sperma ketika melalui tuba falopii, serta mencegah sel sperma naik ke tuba falopii dan bertemu sel telur.

Diperkirakan sebanyak 700.000 perempuan Amerika Serikat melakukan metode kontrasepsi ini setiap tahunnya. Ini menjadikan ligasi tuba sebagi kontrasepsi yang populer di negara tersebut.

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan Secara Alami Tanpa Alat Kontrasepsi

3. Ligasi tuba dapat dilakukan secara rawat jalan atau setelah melahirkan

Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tubailustrasi laparoskopi pada prosedur ligasi tuba atau tubektomi (angelsfertility.com)

Ligasi tuba bisa dilakukan di rumah sakit dalam konteks rawat jalan. Kamu bisa langsung pulang beberapa jam setelah operasi dilakukan.

Pertama-tama, dokter akan melakukan pembiusan. Sebanyak satu atau dua irisan kecil dilakukan pada perut. Kemudian, sebuah alat yang berbentuk seperti teleskop kecil (laparoskop) dimasukkan melalui irisan tersebut. Instrumen pembedahan akan dimasukkan melalui laparoskop untuk kemudan dilakukan pemotongan dan pengikatan tuba. Irisan kemudian dijahit kembali. 

Selain dilakukan secara rawat jalan, ligasi tuba juga bisa dilakukan setelah melahirkan normal maupun melalui operasi sesar.

4. Walaupun ligasi tuba memiliki efektivitas mendekati 100 persen dalam mencegah kehamilan, tetapi prosedur ini juga memiliki risiko

Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tubailustrasi ibu hamil (cdc.gov)

Karena ligasi tuba merupakan kontrasepsi permanen, prosedur ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Bahkan, efektivitasnya bisa sampai 100 persen. Kehamilan bisa terjadi bila tuba falopii menyambung kembali, tetapi kejadian ini amat sangat langka dengan kemungkinannya sekitar 0,5 persen.

Dilansir Mayo Clinic, kurang dari 1 di antara 100 perempuan mengalami kehamilan setelah satu tahun prosedur ligasi tuba dilakukan.

Di sisi lain, keberhasilan belum tentu terjadi pada semua orang. Risiko kegagalan bisa terjadi pada perempuan yang usianya masih terlalu muda.

Selain efektif dalam mencegah kehamilan, ligasi tuba juga menurunkan risiko kanker ovarium. Namun, kontrasepsi ini dikatakan belum bisa mencegah penyakit menular seksual.

Berikut ini adalah beberapa risiko prosedur ligasi tuba yang perlu diketahui:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Kerusakan organ lain dan pembuluh darah
  • Reaksi dengan obat anestesi
  • Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

5. Pikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menjalani kontrasepsi permanen

Efektif Mencegah Kehamilan, Ketahui 5 Fakta Ligasi Tubailustrasi pasien konsultasi dengan dokter (melakafertility.com)

Sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini, sebaiknya kamu memikirkannya matang-matang. Bila suatu saat kamu ingin hamil lagi, yang bisa kamu lakukan adalah dengan menjalani prosedur untuk mengembalikan tuba falopii yang telah diligasi. Prosedur ini dinamakan tubal ligation reversal .Namun, perlu diingat bahwa hal ini tidak mudah.

Kesuksesan tubal ligation reversal tergantung dari banyak faktor. Keberhasilan biasanya terjadi pada perempuan dengan kondisi tuba falopii yang sebagian besar masih sehat.

Demikianlah informasi seputar ligasi tuba atau tubektomi sebagai metode kontrasepsi permanen. Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan ligasi tuba. Kontrasepsi ini belum tentu cocok untuk semua orang. Sebelum memutuskan jenis kontrasepsi, konsultasikan ke dokter terlebih dulu. Dokter nantinya akan menjelaskan tentang manfaat dan risikonya supaya kamu tidak salah pilih.

Baca Juga: 7 Tipe Alat Kontrasepsi yang Perlu Kamu Ketahui serta Efek Sampingnya

Gilberta Rebecca Photo Verified Writer Gilberta Rebecca

Health enthusiast ❤️

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya