Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

12 Hal yang Dialami Tubuh ketika Terpapar Gelombang Panas

ilustrasi seorang pria kepanasan di bawah terik matahari (pixabay.com/Franz Bachinge)

Pengertian gelombang panas (heat wave) bisa berbeda-beda. Berdasarkan laporan National Oceanic and Atmospheric Administration, gelombang panas hanya terjadi jika suhu tinggi yang di luar rata-rata suhu normal untuk wilayah tertentu, bertahan selama 2 hari atau lebih. Di Inggris, cuaca bisa dianggap gelombang panas ketika berlangsung selama tiga hari atau lebih. Namun prinsipnya tetap sama, di mana suhu lebih panas dari biasanya selama berhari-hari.

Sebenarnya, gelombang panas bukanlah fenomena baru, lho. Pasalnya beberapa peristiwa terburuk dalam sejarah, seperti gelombang panas mematikan pada pergantian abad ke-20, salah satunya pernah terjadi di New York. Gelombang panas ini menewaskan sekitar 1.300 orang pada 1896.

Nah, sebenarnya masih banyak yang belum kita ketahui tentang bagaimana paparan suhu panas ekstrem dari biasanya dan terjadi dalam jangka waktu lama berdampak pada kesehatan fisik dan mental kita. Meskipun masih ada perdebatan mengenai sebab-akibat atau korelasinya, konsensus umum menyatakan bahwa gelombang panas tidak baik bagi tubuh kita. Nah, berikut ini deretan dampak yang akan dirasakan tubuh manusia ketika terpapar gelombang panas. 

1. Kemampuan kerja otak akan terganggu

ilustrasi perempuan sibuk bekerja. (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Pada hari ketiga atau keempat saat terjadinya gelombang panas, tubuh pastinya akan merasakan dampak yang cukup ketara. Menurut Dr. Laurence Wainwright, Dosen Departemen di Smith School of Enterprise and the Environment, Universitas Oxford, seiring dengan meningkatnya suhu, otak manusia jadi semakin sulit untuk berpikir, terutama penalaran dan pemecahan masalah. Selain itu, konsentrasi juga terganggu. Jadi berkonsentrasi saat membaca saja rasanya jadi lebih sulit.

Memang tidak diketahui secara jelas mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi ada beberapa teori yang diterima secara umum bahwa hal ini terjadi karena dehidrasi. Ya, kesulitan berkonsentrasi terjadi akibat dehidrasi, yang biasa terjadi selama gelombang panas berlangsung. Hal ini diperkirakan karena ada hubungannya dengan ketersediaan air di dalam otak manusia.

Suhu panas yang menyengat hingga memengaruhi kerja beban tubuh akan memperparah kondisi kita. Selama gelombang panas, seluruh sistem tubuh akan bekerja lembur untuk membuat tubuh tidak terlalu kepanasan. Nah, daya konsentrasi dari sistem limbik otak pun menjadi terpengaruh. Intinya, jangan patah semangat jika kamu harus berpikir ekstra dari biasanya.

2. Menjadi sulit tidur

ilustrasi seorang wanita berbaring di tempat tidur mengenakan penutup mata (unsplash.com/Slumber Sleep Aid)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh US Army Research Institute of Environmental Medicine, yang diterbitkan pada 2002, terungkap bahwa orang yang tinggal di daerah beriklim panas sebenarnya sudah beradaptasi dengan lingkungannya. Namun, gelombang panas sangat jauh berbeda dengan hal yang biasa dirasakan di wilayah beriklim panas. Pasalnya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak dapat tidur dengan nyenyak saat terjadi gelombang panas.

Pada Mei 2022, peneliti dari Universitas Kopenhagen, Denmark, merilis hasil studi global dalam jurnal berjudul Rising Temperatures Erode Human Sleep Globally, yang meneliti 68 negara dan 47.000 orang. Mereka menemukan bahwa rata-rata orang yang mengikuti uji coba ini kehilangan sekitar 44 jam tidurnya per tahun karena tidak bisa tidur selama gelombang panas.

Batas suhu normal yang bisa diterima tubuh manusia untuk tidur adalah 20 derajat Celsius. Jika suhu lebih tinggi dari itu, maka kebanyakan orang tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ketika suhu mengalami penurunan, hal ini akan memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan panas lewat tangan dan kaki—bersamaan dengan sinyal dari kelenjar pineal dan pelepasan hormon tidur melatonin untuk membuat seseorang tertidur.

Jadi ketika suhu sangat panas, seseorang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Hal inilah yang membuat seseorang tidak bisa tidur di malam hari. Di samping itu, siklus tidur jadi terganggu hingga akhirnya tidak mampu memasuki tidur Rapid Eye Movement (REM), bahkan ketika orang itu sudah tertidur.

Hal ini tentunya dapat memicu reaksi berantai. Kurangnya tidur REM berdampak pada segala hal, mulai dari kemampuan seseorang mengambil keputusan hingga jadi gampang emosi.

3. Memicu terjadinya kecemasan dan depresi

ilustrasi seorang wanita merasa gelisah (unsplash.com/Elsa Tonkinwise)

Tahukah kamu, kecemasan dan depresi yang dialami seseorang ternyata ada kaitannya dengan gelombang panas. Sejak lama, gelombang panas memang sudah dikaitkan dengan masalah depresi dan kecemasan. Namun sekali lagi, belum ada yang benar-benar yakin mengapa hal ini bisa terjadi. Meski begitu, ada beberapa teori yang menyertainya.

Kemungkinan hal ini terjadi karena bagian otak yang mengendalikan emosi (disebut lobus temporal), bisa terganggu akibat suhu panas. Senyawa organik neurotransmiter, yang meliputi serotonin dan dopamin sangat membantu kita untuk mengatur emosi, dan keduanya juga penting bagi kemampuan tubuh untuk melakukan termoregulasi. Sayangnya, dua senyawa alami ini bisa terganggu efektivitasnya karena suhu panas.

Gabungan antara dehidrasi, pola tidur yang terganggu, dan meningkatnya emosional, dapat berdampak buruk pada perasaan seseorang. Jadi bisa dibilang, gelombang panas akan berdampak buruk pada kesehatan mental sampai tingkat biologis.

4. Tidak nafsu makan

ilustrasi seorang wanita yang tidak nafsu dengan makanannya (unsplash.com/Tamas Pap)

Seperti yang mungkin kamu tahu, metabolisme tubuh manusia itu menghasilkan panas. Selain itu, pencernaan juga menghasilkan panas. Apa pun yang kita makan, sekitar tiga perempatnya disebut waste heat.

Nah, saat gelombang panas terjadi, tubuh harus mengatasi panas yang berlebih ini. Orang yang terpapar pun jadi tidak nafsu makan karena tubuh berusaha meminimalkan proses pencernaan. Karena nafsu makan yang berkurang, tubuh akan bergantung pada lemak.

Ada satu hal yang menjadi masalah. Jika kita kepanasan karena suhu yang tinggi, pasti kita lebih senang meminum minuman dingin. Tapi sayangnya, hal ini tidak membantu dan malah memperburuk. Menurut ahli gizi Kerry Torrens, minum minuman dingin justru membuat tubuh menaikkan suhu inti sebagai upaya untuk menyeimbangkan kembali, dan hal ini tidak baik bagi tubuh. Kamu akan merasa lebih panas dari sebelumnya. Justru, air hangat lebih bagus diminum ketika cuaca panas ketimbang air dingin, lho.

5. Berhalusinasi

ilustrasi berhalusinasi (unsplash.com/Uday Mittal)

Salah satu efek samping akibat gelombang panas adalah halusinasi. Menurut penelitian tahun 2011 yang diterbitkan oleh National Library of Medicine berjudul Mild Dehydration Impairs Cognitive Performance and Mood of Men oleh Matthew S Ganio, menemukan bahwa jika tubuh terkena panas ekstrem, neuron di otak akan menjadi terlalu aktif. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengigau, bicara tidak jelas, dan mulai berhalusinasi.

Hal ini pernah menimpa petenis profesional Kanada, Frank Dancevic. Pada 2014, Dancevic bermain tenis pada Australia Terbuka. Sayangnya, pada saat itu sedang terjadi gelombang panas. Dancevic pun pingsan di lapangan. "Saya mulai berhalusinasi menjelang akhir set pertama," jelasnya. Ia mengaku melihat Snoopy di lapangan. 

Ken Duckworth, direktur medis National Alliance on Mental Illness, mengatakan bahwa konsekuensinya bisa lebih parah lagi jika seseorang meminum resep obat seperti lithium. Lithium, pasalnya dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu di dalam tubuh. Hal ini dapat membuat pasien yang gejalanya ditangani pada hari-hari biasa rentan kambuh selama gelombang panas.

6. Obat antidepresan memiliki efek samping pada tubuh akibat suhu panas ekstrem

ilustrasi seorang wanita mengonsumsi obat (unsplash.com/danilo.alvesd)

Di tengah gelombang panas pada Agustus 2022, psikiater terkemuka di AS memperingatkan terkait beberapa obat. Utamanya adalah antidepresan, yang terbukti mengganggu cara kerja sistem tubuh manusia ketika panas ekstrem melanda. Dampaknya bervariasi, tergantung dari pengobatan dan reaksi tubuh manusia itu sendiri. Namun, beberapa efek samping obat antidepresan yang diperburuk oleh suhu ekstrem ini di antaranya ruam pada kulit, kram otot yang parah, serangan panas, tekanan darah rendah, keringat berlebih, dan tidak merasa haus.

Obat-obatan ini bekerja dengan mempengaruhi hipotalamus, yang juga memainkan peran penting dalam mengatur suhu tubuh. Saat tubuh ingin mencoba melawan suhu panas yang ekstrem dan berkepanjangan, saat itulah efek samping dari obat-obatan ini terjadi.

Dilansir Yale Climate Connections, obat-obatan lain juga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan membuat efek gelombang panas jadi jauh lebih berbahaya. Contohnya adalah pengobatan untuk penyakit Parkinson, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, alergi, serta kondisi ginjal dan kandung kemih. Efek samping yang diperburuk oleh suhu panas ekstrem bisa berupa melambatnya aliran darah, meningkatnya dehidrasi, dan ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat. Para ahli menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran terkait hal ini.

7. Masalah kulit yang akan semakin parah karena suhu panas ekstrem

ilustrasi masalah kulit (unsplash.com/Alexander Grey)

Menurut sebuah penelitian dari University of California San Francisco berjudul Global Warming, Heat-related Illnesses, and the Dermatologist oleh Mary L. Williams M.D., kulit adalah organ yang paling bertanggung jawab untuk mengatur suhu tubuh manusia. Hal ini menjadikan kulit sangat penting selama peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas. Selain itu, kulit menjadi yang pertama yang akan menunjukkan tanda jika ada sesuatu yang tidak beres.

Salah satu indikator pertama yang paling ringan adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat merupakan ruam di kulit yang terjadi ketika kelenjar dan saluran keringat tersumbat. Jadi keringat menumpuk di bawah kulit.

Biang keringat merupakan kondisi ringan yang mudah diobati, seperti memakai pakaian yang menyerap keringat atau dengan mengoleskan krim (bedak) khusus biang keringat. Namun, ada juga biang keringat yang berubah menjadi parah. Hal ini terjadi karena infeksi bakteri dan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melakukan termoregulasi.

Nah, masalah kulit bisa jauh lebih buruk selama terjadinya gelombang panas. Orang yang memiliki kondisi seperti jerawat rosasea dan jerawat akan semakin parah ketika suhu meningkat. Hal ini tentunya jadi tidak nyaman.

8. Mengalami dehidrasi dan segala konsekuensinya

ilustrasi seorang pria kepanasan di bawah terik matahari (pixabay.com/Franz Bachinge)

Dehidrasi sering kali muncul ketika cuaca panas. Saat gelombang panas terjadi, manusia akan berkeringat lebih banyak untuk mengatur suhu tubuhnya. Akan tetapi, jika cairan yang keluar dari tubuh itu tidak diganti, maka dehidrasi akan terjadi.

Mayo Clinic melaporkan bahwa tanda-tanda dehidrasi itu bervariasi berdasarkan usia. Pada anak-anak, dehidrasi dapat berupa timbulnya bintik cekung di bagian atas kepala, mata dan pipi menjadi cekung juga, dan menangis tanpa air mata. Bagi orang dewasa, hal ini ditandai dengan rasa haus yang ekstrem, kelelahan, pusing, dan urine berwarna pekat. Hal ini tentunya dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk jika tak segera diatasi.

Para peneliti dari Fakultas Ilmu Biologi Georgia Tech meneliti tentang dampak dehidrasi terhadap pikiran dan tubuh. Mereka menemukan bahwa 1 persen saja massa tubuh hilang akibat dehidrasi, hal ini dapat mengganggu konsentrasi, terutama jika menyangkut tugas-tugas yang monoton, seperti mengendarai mobil. Hanya dalam waktu beberapa jam, dehidrasi dapat memperlambat sistem kerja tubuh. Jika tidak ditangani, dehidrasi dapat memperburuk masalah tidur, merusak ingatan jangka pendek, dan bahkan membuat seseorang mengalami depresi.

9. Mudah marah

Ilustrasi marah (pexels.com/Craig Adderley)

Musim panas 1597, terasa lebih panas dari biasanya. William Shakespeare bahkan mengabadikan momen ini dalam tulisannya. Data dari abad ke-19 menunjukkan adanya korelasi antara cuaca panas dan peningkatan kejahatan, dan data terbaru mendukung hal tersebut. Selama gelombang panas 2018, kepolisian Inggris di beberapa wilayah melaporkan adanya peningkatan panggilan telepon darurat sebesar 40 persen. Antara 2010 sampai 2018, terdapat 14 persen lebih banyak kasus kejahatan dengan kekerasan. Hal ini dibarengi dengan naiknya suhu yang mencapai 20 derajat Celsius.

Inggris bukan satu-satunya negara yang mengalami hal ini. Pasalnya, angka pembunuhan meningkat di Afrika Selatan, kejahatan terorganisir meningkat di Meksiko ketika suhu mengalami peningkatan yang ekstrem. Selain itu, terjadi kerusuhan massal saat pertandingan sepak bola di berbagai belahan dunia.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya tidak ada yang yakin, tapi ada teori yang menyatakan bahwa paparan suhu panas yang ekstrem dalam waktu lama akan mengganggu produksi serotonin di otak manusia, yaitu hormon perasaan senang. Hal ini membuat orang menjadi lebih stres dan kurang bahagia, sehingga berdampak pada perilaku seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan. Itu sebabnya, ketika gelombang panas terjadi, seorang suami lebih cenderung membentak istrinya atau sebaliknya. 

10. Kondisi gangguan mental semakin parah

ilustrasi seorang wanita mengalami depresi (pixabay.com/Victoria)

Pada April 2022, The New York Times mengumpulkan sejumlah penelitian tentang gelombang panas dan hubungannya dengan kesehatan mental. Surat kabar ini menemukan bahwa seiring dengan meningkatnya suhu, jumlah orang yang mencoba menyakiti diri sendiri juga meningkat. Pola ini cukup universal dan terjadi pada semua kelompok umur dan jenis kelamin, sehingga para peneliti berteori bahwa tubuh manusia pada dasarnya diatur untuk bekerja di bawah kondisi yang disebut "tingkat dasar stres."

Hubungan antara panas, tubuh, dan otak sangatlah rumit, seperti yang ditunjukkan oleh studi tahun 2021 tentang hubungan antara bunuh diri dan gelombang panas berjudul Correlating Heatwaves and Relative Humidity with Suicide (Fatal Intentional Self-harm). Para peneliti dari University College London ini menemukan bahwa data dari puluhan negara menunjukkan bahwa angka bunuh diri meningkat seiring dengan meningkatnya suhu panas dan kelembapan. Studi tersebut menyimpulkan bahwa diperlukan data penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

11. Suhu tubuh manusia berpotensi menjadi terlalu panas

ilustrasi cek suhu badan (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Pada Juli 2022, The Independent melaporkan beberapa data yang mengejutkan lantaran angka kematian terkait gelombang panas di Spanyol dan Portugal mendekati 2.000 orang. Angka ini lebih cepat dibandingkan dengan gelombang panas Eropa pada 2003. Pasalnya, hampir 15.000 orang meninggal di Perancis.

Saat suhu inti tubuh melewati 40 derajat Celsius, kematian dapat terjadi. Hal ini dimulai dengan upaya terakhir tubuh untuk memperbaiki keadaan. Keringat berhenti dan pembuluh darah di kulit melebar untuk mendorong lebih banyak darah masuk dan mendinginkannya. Karena hal ini, terjadilah penyempitan pembuluh darah di usus, yang menyebabkan kebocoran dari sistem pencernaan. Kebocoran ini membawa serta racun yang akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.

Hal ini memicu respons peradangan yang ekstrem. Pada akhirnya, sel-sel di dalam tubuh akan rusak, ginjal menjadi kewalahan, dan Sawar Darah Otak (SDO), struktur membran yang berfungsi untuk melindungi otak dari zat-zat beracun menjadi rusak juga. Dari sana, banyak orang mengalami stroke atau stroke kecil yang disebut microhemorrhages (pendarahan mikro otak). Di samping itu, orang lanjut usia mempunyai risiko paling tinggi, terutama karena mereka yang memiliki mobilitas terbatas. Namun, meski begitu, siapa pun bisa berisiko.

12. Kapan sebaiknya ke dokter jika mengalami masalah kesehatan selama gelombang panas?

ilustrasi seorang dokter yang memeriksa pasiennya (unsplash.com/Bagoes Ilhamy)

Dengan gelombang panas yang semakin sering terjadi dan semakin ekstrem, maka akan semakin banyak orang yang mengalami masalah kesehatan. Menurut Palang Merah, selama gelombang panas terjadi, jika seseorang mengalami kram panas atau kejang otot, pergilah ke tempat sejuk (di bawah pepohonan rindang) dan minumlah cairan. Namun, jika hal tersebut berlanjut selama lebih dari 1 jam, disarankan untuk ke dokter atau rumah sakit terdekat. 

Kurun waktu 1 jam menjadi sangat penting. Jika pusing, sakit kepala, kram, kelelahan, dan denyut nadi lemah tidak kunjung hilang setelah satu jam di tempat sejuk dan mengompres tubuh dengan kain dingin, mandi air dingin, dan meminum cairan, maka jangan sungkan untuk pergi ke dokter atau rumah sakit. Apalagi jika kondisi diperparah dengan muntah-muntah.

Namun, jika hal ini terjadi akibat serangan panas, tidak perlu menunggu lama. Jika orang tersebut kehilangan kesadaran, suhu tubuhnya lebih dari 40 derajat Celsius, dan kulit mengalami kekeringan, maka segeralah ke dokter atau rumah sakit. Karena seperti yang mungkin kamu tahu, sengatan gelombang panas ini dapat menyebabkan kematian.

Seperti yang kita rasakan akhir-akhir ini, semakin tahun suhu Bumi semakin tinggi. Oleh sebab itu gelombang panas jadi sering terjadi akhir-akhir ini. Pada 1960-an, misalnya, rata-rata terjadi dua gelombang panas dalam setahun. Jumlah tersebut meningkat menjadi enam gelombang panas dalam setahun pada 2020-an. Hal ini tentunya berdampak pada tubuh manusia, mengingat cuacanya yang semakin panas dan terjadi lebih lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us