Ilustrasi tulang kering (unsplash.com/ninoliverani)
Peringatan Hari Tulang dan Sendi Anak Sedunia menjadi penting mengingat meningkatnya masalah muskuloskeletal kepada anak-anak dan remaja. Beberapa kondisi yang makin sering ditemukan termasuk Artritis Reumatoid (RA), patah tulang, tendinitis, distrofik otot, hingga osteoporosis.
Perlu diketahui, gangguan muskuloskeletal dapat berlanjut hingga dewasa dan berdampak jangka panjang pada kesehatan anak secara keseluruhan. Dilansir Global Alliance for Musculoskeletal Health, hampir 48 persen orang dewasa memiliki masalah tulang dan sendi yang dimulai dari masa anak-anak.
Sebagai contoh, adanya cedera pada lempeng pertumbuhan. Bagian ini merupakan sendi terlemah pada kerangka anak yang memiliki risiko cedera sangat tinggi. Aktivitas anak-anak sangat mungkin menyebabkan kerusakan pada ligamen di lutut hingga pergelangan kakinya.
Kesadaran tentang masalah tulang dan sendi ini sangat penting. Jika tidak mendapatkan perawatan, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit hingga berisiko hilangnya fungsi dan jadi satu kondisi paling melumpuhkan, melansir National Institutes of Health. Anak-anak bahkan mewakili 10 persen populasi dengan kondisi muskuloskeletal yang melumpuhkan.