Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hemoptisis atau batuk berdarah (medicalnewstoday.com)

Hemoptisis atau hemoptysis adalah kondisi ketika seseorang batuk darah dari paru-paru. Ini merupakan pertanda kondisi medis yang serius. Kemungkinannya bisa karena infeksi, kanker, atau masalah pada pembuluh darah di paru-paru, dan orang yang mengalaminya harus segera menemui dokter.

Patut diwaspadai, berikut ini adalah informasi seputar batuk berdarah atau hemoptisis, dari mulai pengertian, penyebab, jenis, pengobatan, hingga pencegahannya yang penting untuk diketahui.

1. Apa itu hemoptisis?

ilustrasi batuk berdarah atau hemoptisis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilansir Cleveland Clinic, hemoptisis merujuk pada batuk atau meludahkan darah atau lendir berdarah dari saluran pernapasan (paru-paru dan tenggorokan). Ini merupakan kondisi umum yang bisa memiliki banyak penyebab. Beberapa penyebabnya bisa sangat serius.

Batuk darah tidak sama dengan muntah darah. Darah yang dikeluarkan saat batuk terlihat berbuih dan bercampur lendir. Warnanya bisa merah atau kecokelatan seperti warna karat dan biasanya dikeluarkan dalam jumlah sedikit. Sementara itu, muntah darah mengacu pada sejumlah besar darah yang dikeluarkan dari mulut.

2. Jenis hemoptisis

ilustrasi hemoptisis atau batuk berdarah (healthjade.net)

Mengutip WebMD, terdapat tiga jenis hemoptisis berdasarkan berapa banyak darah yang dikeluarkan dalam rentang waktu 24 jam, yaitu:

  • Hemoptisis masif atau mengancam nyawa. Para ahli memiliki panduan berbeda mengenai apa yang melibatkan jenis ini. Kisarannya adalah 100 mililiter (ml) hingga 600 ml darah, atau sekitar 473 ml.
  • Hemoptisis nonmasif atau yang tidak mengancam nyawa. Ini juga dikenal sebagai hemoptisis submasif atau moderat. Seseorang bisa mengeluarkan darah saat batuk sekitar 20-200 ml (sekitar satu cangkir).
  • Hemoptisis ringan atau sedikit. Darah yang dikeluarkan kurang dari 20 ml, kurang dari satu sendok makan.

3. Penyebab hemoptisis

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Menurut keterangan dari National Health Service, ada berbagai penyebab yang bisa menyebabkan batuk berdarah. Penyebab paling umumnya antara lain:

  • Batuk yang berkepanjangan dan parah
  • Infeksi dada. Ini lebih mungkin terjadi jika dahak berubah warna atau mengandung nanah, demam, atau dada terasa sesak
  • Bronkiektasis. Ini lebih mungkin terjadi jika ada gejala mengi atau sesak napas

Kadang mimisan yang parah atau perdarahan dari mulut atau tenggorokan juga bisa menyebabkan darah tercampur air liur dan dikeluarkan saat batuk.

Penyebab hemoptisis yang kurang umum meliputi:

  • Emboli paru (adanya gumpalan darah di paru-paru). Ini biasanya menyebabkan sesak napas dan sakit dada tiba-tiba
  • Edema paru (cairan di paru-paru). Dahak akan berwarna merah muda dan berbusa, dan ini biasanya terjadi pada orang dengan masalah jantung yang sudah ada sebelumnya
  • Kanker paru-paru. Ini lebih mungkin terjadi pada usia di atas 40 tahun dan merokok
  • Tuberkulosis. Ini merupakan infeksi paru-paru parah yang dihubungkan dengan demam dan berkeringat
  • Konsumsi obat antikoagulan. Ini merupakan obat untuk menghentikan pembekuan darah, misalnya warfarin, rivaroxaban, atau dabigatran

Terkadang, tidak ditemukan penyebab pasti dari batuk batuk berdarah dan keluhan ini tidak pernah muncul lagi.

4. Diagnosis penyebab batuk berdarah

ilustrasi batuk berdarah (livehealthily.com)

Adanya darah saat batuk tidak boleh disepelekan, baik jumlahnya sedikit apalagi banyak, karena ini hampir selalu menandakan gejala suatu penyakit. Darah yang dikeluarkan bisa berasal dari hidung, tenggorokan, saluran udara bagian atas, atau paru-paru. Pemeriksaan dokter untuk memastikan penyebabnya sangat diperlukan agar pasien mendapat perawatan yang tepat.

Dokter kemungkinan akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan berapa banyak darah yang dikeluarkan, berapa lama batuk berdarah berlangsung, dan berapa banyak darah yang tercampur dengan lendir atau dahak.

Beberapa pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan meliputi:

  • CT scan dada
  • Sinar-X dada untuk mencari tumor atau cairan di paru-paru
  • Biopsi paru-paru
  • Bronkoskopi, yaitu prosedur endoskopi untuk mengamati saluran napas
  • Tes hitung darah
  • Kultur dahak dari ekskresi paru-paru untuk mencari infeksi
  • Tes koagulasi
  • Arteriografi paru untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui paru-paru 
  • Urinalisis

5. Pengobatan hemoptisis

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengobatan hemoptisis akan bergantuk pada seberapa banyak darah yang dikeluarkan dan apa yang menyebabkannya.

Untuk kasus hemoptisis masif atau yang mengancam jiwa, pasien akan ditempatkan di ruang perawatan intensif. Pasien mungkin akan dirujuk ke spesialis paru dan spesialis bedah kardiotoraks, para ahli yang punya spesialisasi dalam dada dan saluran pernapasan.

Perawatan pertama bisa meliputi:

  • Intubasi
  • Ventilasi untuk memberikan oksigen tambahan
  • Memosisikan pasien di mana paru-paru dengan kemungkinan perdarahan lebih rendah dari paru-paru lainnya

Saat dokter sudah menemukan sumber perdarahan, mereka akan berupaya untuk menghentikannya dengan cara:

  • Pemberian iced saline
  • Obat-obatan untuk menyempitkan pembuluh darah (vasokonstriktor) seperti epinefrin atau vasopressin
  • Obat koagulan seperti tranexamic acid
  • Blokade bronkus atau balon tamponade
  • Terapi laser
  • Argon plasma coagulation (APC)
  • Cryotherapy
  • Embolisasi

Pada kasus yang jarang, pasien mungkin butuh operasi, seperti mengambil satu bagian lobus paru-paru atau mengeluarkan seluruh paru-paru.

Bila pasien sudah melewati masa berbahaya, dokter akan memberi perawatan terhadap penyebab batuk berdarah. Pasien mungkin diberikan:

  • Antibiotik untuk pneumonia atau tuberkulosis
  • Kemoterapi atau radiasi untuk kanker paru-paru
  • Steroid untuk kondisi inflamasi

Bila pasien memiliki darah encer karena obat-obatan, pasien mungkin butuh transfusi produk darah atau obat lain untuk mengurangi kehilangan darah.

Untuk hemoptisis nonmasif atau tidak mengancam nyawa, biasanya perawatan untuk penyebabnya bisa efektif untuk mengatasi perdarahan yang tidak berbahaya. Bila memiliki bronkitis, penyebab paling umum batuk berdarah, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Dokter juga mungkin akan merekomendasikan obat batuk.

Selain itu, stop merokok. Ini adalah cara terbaik untuk mengatasi batuk berdarah dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

6. Cara mencegah batuk berdarah

Default Image IDN

Batuk berdarah adalah gejala dari penyakit atau kondisi medis tertentu. Menyepelekannya bisa membuat penyebab yang mendasarinya makin parah.

Oleh karena itu, pencegahan terbaik adalah dengan mengatasi masalah dan mendapatkan perawatan yang tepat. Berhentilah merokok atau tidak memulainya, serta menghindari paparan polusi. Selain itu, jangan abaikan batuk yang berkepanjangan.

Itulah informasi seputar batuk berdarah atau hemoptisis. Bila mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter apalagi bila disertai gejala lainnya. Memastikan penyebabnya dan mendapat perawatan yang tepat bisa menyelamatkan nyawa atau mencegah komplikasi serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team