Eksim bisa makin parah bukan cuma karena polusi atau bahan kimia di tempat kerja, tetapi juga dari produk sehari-hari yang kamu pakai di rumah. Sebagian bahan ini melepaskan uap yang mengiritasi, tetapi kebanyakan menimbulkan reaksi ketika langsung bersentuhan dengan kulit.
Produk perawatan tubuh dan kosmetik
Ini adalah penyebab paling umum karena mengandung bahan kimia seperti:
Pewangi (misalnya aldehyde).
Urea dan retinoid pada krim anti-aging dan produk eksfoliasi.
Propylene glycol, bahan pelembap yang bisa mengiritasi.
Cocamidopropyl betaine, bahan pembusa sabun.
Ethanol/alkohol, bikin kulit makin kering.
Paraphenylenediamine (PPD) dan bahan aktif lain dalam produk rambut, kuku, serta tato temporer.
Pewarna buatan
Zat pewarna juga bisa memicu gejala, contohnya:
Pengawet
Bahan pengawet tertentu sering memicu gejala, yang meliputi:
Paraben.
Isothiazolinone.
Formaldehida dan zat pelepas formaldehida (quaternium-15, diazolidinyl urea, DMDM hydantoin, dll.)
Methyldibromo glutaronitrile dan thiomersal pada kosmetik dan produk mata.
Kathon CG (kombinasi methylchloroisothiazolinone dan methylisothiazolinone) yang banyak dipakai di kosmetik, produk pembersih rumah, cat, hingga lem industri.
Produk rumah tangga
Bahan pembersih rumah biasanya mengandung bahan kimia yang bisa memperparah eksim. Detergen, pelembut pakaian, hingga dryer sheets bisa meninggalkan residu iritan di kain. Bahkan kolam renang dengan klorin bisa memicu kambuh saat kulit sedang meradang.
Logam sehari-hari
Nikel adalah salah satu logam paling sering memicu eksim. Ini ada dalam:
Plastik dan turunannya
Phthalates dan bisphenol A (BPA), bahan kimia di banyak plastik, dikenal bisa mengganggu sistem hormon tubuh dan dikaitkan dengan gejala eksim.
Styrene, produk turunan minyak bumi, dipakai untuk membuat styrofoam, wadah makanan, gelas plastik, hingga fiberglass dan insulasi rumah.
Yang bisa kamu lakukan:
Cek label produk: Pilih produk bebas pewangi (fragrance-free) dan bebas pewarna. Jangan terkecoh dengan label “all-natural” karena minyak esensial seperti tea tree oil atau bahkan lanolin (lemak dari bulu domba) bisa mengiritasi kulit.
Patch test: Konsultasikan ke dokter tentang patch testing untuk tahu persis bahan mana yang jadi pemicu.
Cuci baju baru sebelum dipakai untuk menghilangkan formaldehida dan bahan kimia lain dari proses produksi.
Gunakan detergen cair bebas pewangi dan pewarna, dan kalau perlu bilas dua kali.
Untuk pembersih rumah, beralihlah ke bahan sederhana seperti cuka putih untuk kaca dan baking soda untuk kamar mandi/dapur.
Jika ingin berenang,oleskan pelembap atau petroleum jelly sebelum masuk kolam, lalu segera bilas dengan air hangat dan gunakan pelembap lagi setelahnya.
Pilih perhiasan dan perlengkapan rumah bebas nikel, serta pakaian dengan kancing atau resleting plastik.
Referensi
"Eczema Stats." National Eczema Association. Diakses September 2025.
Amir Hossein Khoshakhlagh, Mahdiyeh Mohammadzadeh, and Agnieszka Gruszecka-Kosowska, “Dermatitis, a Nightmare for Those Exposed to Environmental Pollutants,” Journal of Hazardous Materials Advances 15 (August 1, 2024): 100454, https://doi.org/10.1016/j.hazadv.2024.100454.
"NIAID Researchers Identify Link Between Common Chemicals and Eczema." National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Diakses September 2025.
"How Common Chemicals May Increase Eczema Risk." Rupa Health. Diakses September 2025.
Jin-Ok Baek, Jaelim Cho, and Joo-Young Roh, “Associations Between Ambient Air Pollution and Medical Care Visits for Atopic Dermatitis,” Environmental Research 195 (September 12, 2020): 110153, https://doi.org/10.1016/j.envres.2020.110153.
"Eczema Causes." WebMD. Diakses September 2025.
"Chemicals to Avoid When You Have Severe Eczema." WebMD. Diakses September 2025.
"8 skincare ingredients to avoid if you have eczema, according to dermatologists." National Eczema Association. Diakses September 2025.