ilustrasi perempuan sedang sakit (pexels.com/Liza Summer)
Salah satu penyebab paling umum dari kadar homosistein yang tinggi adalah defisiensi B6, B12, atau folat. Ini karena tubuh membutuhkan nutrisi ini untuk memecah homosistein. Kekurangan vitamin-vitamin tersebut bisa menyebabkan penumpukan homosistein dalam darah, mengutip Medical News Today.
Beberapa orang lebih berisiko kekurangan vitamin ini daripada yang lain. Ini termasuk orang-orang dengan kondisi berikut ini:
- Diet ketat.
- Pola makan vegetarian atau vegan karena pelakunya cenderung kekurangan vitamin B12.
- Mutasi gen MTHFR, yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan folat.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan defisiensi folat, termasuk metotreksat, sulfasalazin, dan pirimetamin.
Mutasi gen MTHFR juga merupakan salah satu penyebab potensial homosistinuria, yang merupakan kondisi genetik yang memengaruhi bagaimana tubuh memproses bahan pembangun asam amino, seperti folat dan vitamin B.
Gen lain yang dapat terlibat meliputi:
Akan tetapi, kadar homosistein yang tinggi tidak selalu merupakan tanda kondisi medis atau indikasi masalah serius. Terkadang, seseorang memiliki kadar homosistein yang lebih tinggi karena:
- Riwayat keluarga dan genetika.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol.
- Usia, karena kadar homosistein tampaknya meningkat secara alami dari waktu ke waktu.
- Jenis kelamin, karena laki-laki lebih cenderung memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada perempuan.
Menurut Food for the Brain Foundation, kondisi medis dan obat-obatan berikut juga dapat berkontribusi:
- Diabetes.
- Radang sendi.
- Kadar hormon tiroid rendah.
- Obat-obatan tertentu, seperti penghambat pompa proton, metformin, dan metotreksat.