ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Untuk mengobati hiperinsulinemia, dokter akan merekomendasikan agar pasien melakukan perubahan gaya hidup, mencakup diet, menurunkan berat badan, dan berolahraga. Pola makan pasien bisa memiliki dampak yang signifikan dalam mengobati hiperinsulinemia yang disebabkan oleh resistansi insulin.
Diet yang sehat dan seimbang bisa membantu pasien untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan meningkatkan fungsi tubuh secara keseluruhan. Diet tertentu juga bisa mencegah lonjakan gula darah dan memungkinkan pasien untuk mengatur kadar dan juga kebutuhan insulin menjadi lebih baik.
Diet yang berfokus pada kontrol glikemik bisa bermanfaat untuk mengobati hiperinsulinema. Diet rendah karbohidrat sederhana juga bisa membantu mengatur kadar glukosa. Mengutip laman Verywell Health, tiga jenis diet berikut bermanfaat untuk mengontrol glikemik dan hiperinsulimia:
- Diet Mediterania: Diet jenis ini berfokus pada protein tanpa lemak, daging merah dalam jumlah rendah, banyak sayuran dan serat dari biji-bijian, dan lemak nabati seperti minyak zaitun dan zaitun.
- Diet rendah lemak: Diet jenis ini berfokus pada menjaga lemak tetap rendah (sekitar 20 persen hingga 35 persen dari total kalori), karbohidrat yang relatif tinggi (sekitar 45 persen hingga 65 persen dari total kalori), dan protein moderat (10 persen hingga 35 persen dari total kalori).
- Diet rendah karbohidrat: Diet jenis ini berfokus pada menjaga jumlah karbohidrat dengan sangat rendah (antara 10 persen hingga 40 persen dari total kalori), sambil meningkatkan asupan lemak namun menjaga protein tetap moderat.
Tidak peduli diet mana yang dipilih atau bagaimana akhirnya menyeimbangkan rasio karbohidrat, protein, atau lemak, sebaiknya pasien mengusahakan untuk makan terutama makanan utuh. Sertakan juga sayuran, buah, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan pati tinggi serat sambil membatasi makanan olahan dan makanan dengan tambahan gula atau pemanis buatan.
Pola makan yang tinggi protein bisa mengakibatkan insulin meningkat. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan dengan jumlah protein yang berlebihan.
Selain perubahan pola makan, pasien juga akan mendapat manfaat dari meningkatkan olahraga. Sebab, olahraga bisa meningkatkan toleransi tubuh terhadap insulin dan membantu pasien untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
Latihan aerobik dan resistansi merupakan latihan yang bermanfaat untuk hiperinsulinemia. Namun, pasien harus mendiskusikan terlebih dahulu rencana olahraga dengan dokter yang merawatnya.
Dilansir Medical News Today, aktivitas fisik yang bermanfaat untuk hiperinsulinemia yaitu meliputi:
- Joging.
- Hiking ringan.
- Berjalan kaki.
- Bersepeda.
- Latihan resistansi, dengan fokus pada repetisi rendah untuk satu kelompok otot pada satu waktu.
Jika diet dan olahraga tidak cukup membantu memperbaiki kondisi ini, maka dokter bisa merekomendasikan obat. Dalam kebanyakan kasus, dokter menggunakan obat yang sama untuk mengobati diabetes tipe 2.
Beberapa obat diabetes meningkatkan aksi insulin ketika bekerja untuk menurunkan kadar gula darah. Metformin merupakan salah satu obat yang sering diresepkan dokter.
Selain metformin, kelas obat lain yang disetujui sebagai tambahan untuk diet dan olahraga untuk meningkatkan kontrol glikemik pada pasien diabetes mencakup inhibitor DPP-4, inhibitor SGLT2, GLP-1 RA, sulfonilurea, thiazolidinediones, dan insulin basal.
Beberapa obat lain bisa memperburuk hiperinsulinemia, jadi sebaiknya pasien mendiskusikan pilihan terbaik dengan dokter yang menanganinya. Diskusi ini juga mencakup obat lain yang dikonsumsinya.
Itulah deretan fakta medis seputar hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia bisa dikelola dan juga dikendalikan. Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter. Sebab, pemeriksaan rutin akan memungkinkan diagnosis tepat waktu. Makin dini kondisi ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin kecil juga risiko komplikasi serius yang mungkin bisa dialami.