ilustrasi kulit berjerawat (pixabay.com/yiyiphotos)
Jerawat disebabkan oleh penyumbatan pori-pori. Jerawat hormonal berkembang ketika perubahan hormonal meningkatkan jumlah minyak yang diproduksi kulit. Minyak ini berinteraksi dengan bakteri di pori-pori kulit tempat tumbuhnya rambut (folikel rambut) dan memicu jerawat, mengutip Cleveland Clinic.
Pori-pori yang tersumbat merupakan akibat dari:
- Produksi sebum yang berlebihan.
- Sel kulit mati.
- Bakteri.
Penyebab jerawat hormonal yang bisa dikendalikan di antaranya:
- Stres.
- Kurang tidur.
- Menggunakan produk perawatan rambut dan kulit yang mengandung minyak atau mengandung bahan yang dapat menyumbat pori-pori (non-comedogenic atau non-acnegenic).
Sementara itu, penyebab jerawat hormonal yang tidak dapat dicegah antara lain:
- Perubahan kadar hormon pada perempuan, termasuk pada waktu sekitar menstruasi, haid yang tidak teratur, kehamilan, selama menopause, atau setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi.
- Riwayat jerawat dalam keluarga (predisposisi genetik).
- Efek samping obat (steroid).
- Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (sindrom ovarium polikistik, kondisi ovarium lainnya, dan kondisi metabolisme).
Hormonal acne umum terjadi saat usia pubertas. Sebab, kadar hormon androgen akan meningkat selama masa ini. Tujuannya adalah untuk membantu memperkuat otot dan tulang. Karena adanya kenaikan hormon tersebut, kelenjar minyak akan memproduksi sebum berlebih. Akhirnya, jerawat akan mudah muncul.
Masa menstruasi juga disebut-sebut menjadi salah satu masa yang paling sering mengalami jerawat hormonal. Saat siklus menstruasi menjelang, kadar estrogen dan progesteron pada perempuan akan menurun. Sementara itu, kadar androgen jumlahnya cenderung sama. Kadar androgen akhirnya menjadi dominan dan menyebabkan produksi sebum meningkat.
Jerawat hormonal juga terjadi pada usia menjelang menopause. Sebab, pada masa ini akan ada penurunan alami pada hormon reproduksi yang mengakibatkan menstruasi berhenti.