Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatan

Jerawat muncul karena respons terhadap perubahan hormonal

Hormonal acne atau jerawat hormonal biasanya dikenal sebagai jerawat, istilah lain untuk kondisi kulit adalah acne vulgaris. Sering kali disebut jerawat hormonal karena cara jerawat berkembang yang merupakan respons terhadap perubahan hormonal, terutama peningkatan androgen seperti hormon testosteron.

Jerawat hormonal terkait dengan produksi sebum (zat berminyak di kelenjar kulit) yang menyumbat pori-pori, yang menyebabkan jerawat. Meskipun sering kali tidak bisa dicegah, tetapi jerawat hormonal dapat diobati untuk mencegah pembentukan jerawat di masa mendatang.

Jerawat hormonal juga dikenal sebagai jerawat dewasa atau adult acne, menyerang antara usia 20 dan 50 tahun. Kondisi kulit ini memengaruhi baik perempuan maupun laki-laki, tetapi mayoritas kasus muncul pada perempuan, ibu hamil, dan perempuan yang mengalami menopause.

1. Apa itu jerawat hormonal?

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi komedo (health.clevelandclinic.org)

Dilansir Hers, sederhananya semua jerawat adalah hormonal. Jerawat terjadi ketika tubuh menghasilkan peningkatan jumlah hormon tertentu yang merangsang produksi sebum (minyak yang digunakan tubuh untuk melumasi kulit). 

Produksi sebum yang normal membuat kulit segar, halus, dan sehat. Namun, ketika hormon memberi sinyal ke tubuh untuk meningkatkan produksi sebum, sebum yang berlebihan dapat menyumbat folikel rambut dan menyebabkan munculnya jerawat.

Setiap orang memiliki kepekaan yang berbeda terhadap hormon tertentu. Artinya, peningkatan kadar hormon yang dapat menyebabkan satu orang berjerawat tidak akan berpengaruh pada orang yang memiliki kepekaan lebih rendah terhadap hormon penyebab jerawat.

Hormon apa yang bertanggung jawab atas munculnya jerawat? Penyebab terbesar tampaknya adalah testosteron, yaitu hormon androgen yang dapat merangsang produksi sebum dan meningkatkan penyumbatan folikel rambut.

2. Penyebab

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi kulit berjerawat (pixabay.com/yiyiphotos)

Jerawat disebabkan oleh penyumbatan pori-pori. Jerawat hormonal berkembang ketika perubahan hormonal meningkatkan jumlah minyak yang diproduksi kulit. Minyak ini berinteraksi dengan bakteri di pori-pori kulit tempat tumbuhnya rambut (folikel rambut) dan memicu jerawat, mengutip Cleveland Clinic.

Pori-pori yang tersumbat merupakan akibat dari:

  • Produksi sebum yang berlebihan.
  • Sel kulit mati.
  • Bakteri.

Penyebab jerawat hormonal yang bisa dikendalikan di antaranya:

  • Stres.
  • Kurang tidur.
  • Menggunakan produk perawatan rambut dan kulit yang mengandung minyak atau mengandung bahan yang dapat menyumbat pori-pori (non-comedogenic atau non-acnegenic).

Sementara itu, penyebab jerawat hormonal yang tidak dapat dicegah antara lain:

  • Perubahan kadar hormon pada perempuan, termasuk pada waktu sekitar menstruasi, haid yang tidak teratur, kehamilan, selama menopause, atau setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi.
  • Riwayat jerawat dalam keluarga (predisposisi genetik).
  • Efek samping obat (steroid).
  • Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (sindrom ovarium polikistik, kondisi ovarium lainnya, dan kondisi metabolisme).

Hormonal acne umum terjadi saat usia pubertas. Sebab, kadar hormon androgen akan meningkat selama masa ini. Tujuannya adalah untuk membantu memperkuat otot dan tulang. Karena adanya kenaikan hormon tersebut, kelenjar minyak akan memproduksi sebum berlebih. Akhirnya, jerawat akan mudah muncul.

Masa menstruasi juga disebut-sebut menjadi salah satu masa yang paling sering mengalami jerawat hormonal. Saat siklus menstruasi menjelang, kadar estrogen dan progesteron pada perempuan akan menurun. Sementara itu, kadar androgen jumlahnya cenderung sama. Kadar androgen akhirnya menjadi dominan dan menyebabkan produksi sebum meningkat. 

Jerawat hormonal juga terjadi pada usia menjelang menopause. Sebab, pada masa ini akan ada penurunan alami pada hormon reproduksi yang mengakibatkan menstruasi berhenti. 

Baca Juga: 8 Cara Ampuh untuk Menghilangkan Flek Hitam Bekas Jerawat

3. Gejala

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi hormonal acne atau jerawat acne pada orang dewasa (skinkraft.com)

Saat pubertas, jerawat hormonal sering muncul pada area T-zone, yang meliputi hidung, dagu, dan dahi. Jerawat hormonal pada orang dewasa mungkin dimulai di area wajah bagian bawah, termasuk garis rahang dan pipi bagian bawah, mengutip Flo Health.

Jerawat mungkin muncul sebagai komedo, yang terbaik menjadi dua jenis, yaitu komedo putih (whitehead) dan komedo hitam (blackhead).

Komedo hitam (atau komedo terbuka) muncul di permukaan kulit, terlihat berwarna hitam setelah sebum berkontak dengan udara. Sementara itu, komedo putih (atau komedo tertutup) muncul di bawah permukaan kulit dan tampak putih di bagian atas.

Menyentuh atau memecahkan komedo mungkin dapat merusak dinding folikel. Namun, beberapa ruptur juga bisa terjadi secara spontan. Ketika ini terjadi, sebum dan bakteri dari pori-pori yang pecah dapat menyebar ke area sekitarnya dan menyebabkan peradangan atau inflamasi. Jerawat inflamasi dimulai sebagai papula atau biasa disebut pimple.

Jerawat juga bisa muncul sebagai:

  • Papula: benjolan kecil, menonjol, dan merah akibat peradangan atau infeksi pada folikel rambut.
  • Pustula: jerawat kecil berisi nanah yang tampak merah.
  • Nodul: mirip papula, tetapi diameternya lebih besar. Jenis ini juga padat dan nyeri, serta terletak jauh di dalam kulit.
  • Kista: benjolan besar di bawah kulit yang berisi nanah dan mungkin terasa nyeri dan sakit bila ditekan.

4. Tingkat keparahan jerawat

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi hormonal acne atau jerawat hormonal (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seperti dijelaskan di laman Medical News Today, tingkat keparahan jerawat bisa ringan, sedang, atau parah.

  • Jerawat ringan melibatkan sebagian besar komedo putih dan komedo hitam dan biasanya tidak perlu penanganan dokter. Jumlahnya kurang lebih ada 20 komedo, atau 15 lesi inflamasi, atau total 30 lesi.
  • Jerawat sedang melibatkan lesi  yang meradang dan tidak meradang, beberapa di antaranya mungkin meninggalkan bekas. Terdapat sekitar 20 hingga 100 komedo, atau 15 hingga 50 lesi inflamasi, atau total 30 hingga 125 lesi.
  • Jerawat parah memiliki lesi meradang yang meluas. Ini dapat memengaruhi penampilan dan harga diri secara signifikan dan dapat menyebabkan bekas luka.

Apa pun tingkat keparahannya, semua jenis jerawat bisa sangat mengganggu. Bahkan, jerawat ringan sekalippun bisa memengaruhi kepercayaan diri.

5. Pengobatan

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi pengobatan jerawat hormonal atau hormonal acne (pexels.com/burst)

Bergantung pada tingkat keparahan jerawat, pilihan perawatan yang berbeda tersedia untuk mengurangi produksi sebum, pembentukan jerawat, dan inflamasi yang menyakitkan.

  • Untuk komedo hitam dan putih: krim oles yang mengandung tretinoin.
  • Jerawat inflamasi: krim yang mengandung retinoid atau antibiotik oles (tetracycline, minocycline, erythromycin, doxycycline), dan/atau benzoil peroksida.
  • Jerawat sedang hingga parah: antibiotik dan/atau isotretinoin (retinoid).
  • Jerawat kista: injeksi steroid (intralesional triamcinolone).

Perawatan jerawat hormonal lainnya dapat meliputi:

  • Membersihkan wajah secara rutin, tidak lebih dari dua kali sehari dan setelah banyak berkeringat.
  • Menggunakan sabun wajah yang berbahan ringan dan air hangat.
  • Hindari produk scrub eksfoliasi yang kasar.
  • Hindari menyentuh dan memanipulasi jerawat karena ini akan membuatnya memburuk dan menyebabkan inflamasi.
  • Hindari penggunaan makeup, atau gunakan kosmetik berbahan dasar air dan pastikan pilih produk berlabel non-comedogenic.
  • Jika memungkinkan, hindari lingkungan dengan kelembapan tinggi yang dapat menyebabkan keringat berlebihan.
  • Penggunaan kontrasepsi oral.
  • Perubahan pola makan.
  • Terapi laser atau cahaya.
  • Chemical peeling.
  • Mengeringkan dan ekstraksi untuk mengangkat kista.

Untuk perawatan yang paling sesuai dengan kondisi jerawat, konsultasikan dengan dokter spesialis kulit atau dermatolog.

6. Pencegahan

Hormonal Acne (Jerawat Hormonal): Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi skincare untuk perawatan kulit (IDN Times/Sukma Shakti)

Walaupun jerawat hormonal tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko mengalami breakout, yaitu:

  • Lakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi stres, mendapatkan tidur yang berkualitas, dan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang.
  • Gunakan produk skincare yang tidak menyumbat pori-pori.
  • Diskusikan opsi perawatan dengan dokter untuk jerawat yang persisten.

Itulah penjelasan mengenai hormonal acne atau jerawat hormonal. Bila kamu punya jerawat yang jumlahnya banyak, lesi yang parah, ada risiko jerawat akan meninggalkan bekas, dan jerawat memengaruhi pigmentasi, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis kulit atau dermatolog untuk penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Posisi dan Jenis Jerawat Bisa Menunjukkan Masalah Kesehatan

Alphabet stories Photo Verified Writer Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya