Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi peningkatan kepekaan terhadap rasa sakit

Hiperalgesia adalah kondisi yang digambarkan sebagai peningkatan kepekaan terhadap rasa sakit. Sesuatu yang mungkin tidak terlalu menyakitkan bagi kebanyakan orang bisa menjadi hal yang lebih menyakitkan bagi individu dengan hiperalgesia. Tubuh cenderung bereaksi secara berlebihan akibat rangsangan yang menyakitkan, sehingga rasa sakit yang dirasakan menjadi meningkat.

Hiperalgesia sulit didiagnosis, meskipun ada banyak penyebab potensial yang terkait. Kondisi ini dianggap sebagai akibat dari perubahan jalur saraf, oleh karena itu menyebabkan respons terlalu aktif terhadap rasa sakit.

Dirangkum dari Medical News Today dan WebMD, berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai hiperalgesia yang menarik untuk diketahui.

1. Penyebab

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi peningkatan rasa nyeri di area tangan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hiperalgesia terjadi ketika nosiseptor atau reseptor rasa sakit pada tubuh menjadi lebih sensitif atau rusak. Ketika tubuh mengalami cedera, tubuh akan melepaskan sinyal rasa sakit. Sinyal ini kemudian merangsang nosiseptor dan meningkatkan respons rasa sakit.

Sementara beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hiperalgesia terjadi saat bahan kimia pengurang rasa sakit terganggu, beberapa ahli lainnya menganggap kondisi ini terjadi karena kabel persilangan dan sistem saraf mencegah sinyal rasa sakit dari transmisi secara akurat.

Selain itu, jenis rasa sakit yang diakibatkan oleh kerusakan sistem saraf (nyeri neuropatik) dianggap sebagai salah satu penyebab hiperalgesia. Nyeri ini bisa terjadi bahkan ketika tubuh tidak mengalami cedera atau mendapatkan stimulus.

Beberapa kondisi yang dapat menjadi kontributor terjadinya hiperalgesia meliputi:

  • Peradangan
  • Fibromialgia
  • Pascaoperasi
  • Kemoterapi
  • Herpes zoster
  • Neuropati akibat diabetes
  • Cedera otak atau sumsum tulang belakang
  • Human immunodeficiency virus (HIV)

2. Jenis

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi nyeri yang menjalar ke bagian tubuh (pexels.com/Kindel Media)

Dokter biasanya mengategorikan hiperalgesia menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dasar yang melatarbelakanginya. Jenis hiperalgesia di antaranya adalah:

  • Hiperalgesia primer: terjadinya peningkatan rasa sakit di sekitar bagian tubuh yang terluka. Contohnya pada kasus ketika seseorang menjalani operasi pada siku, rasa sakitnya mungkin memburuk meskipun seiring waktu bisa membaik.

  • Hiperalgesia sekunder: ketika rasa sakit tampaknya menyebar dari bagian tubuh yang terluka ke bagian tubuh lain.

  • Hiperalgesia yang diinduksi opioid: opioid biasanya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Akan tetapi, dosis tinggi dapat menghasilkan efek samping dan meningkatkan rasa sakit. Hal ini mengacu pada peningkatan sensitivitas nyeri setelah mengonsumsi opioid seperti heroin, fentanil, atau morfin.

Baca Juga: Bradikinesia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Gejala

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pusing (pexels.com/Marcus Aurelius)

Gejala utama hiperalgesia adalah peningkatan kepekaan terhadap rangsangan sakit. Pada kasus hiperalgesia primer, gejala yang ditunjukkan berupa rasa sakit yang luar biasa di area tubuh dekat dengan tempat cedera sebelumnya. Sementara itu, gejala hiperalgesia sekunder adalah berupa rasa sakit yang mungkin menyebar ke bagian tubuh lain.

Adapun gejala hiperalgesia yang diinduksi opioid bergantung pada dosis yang dikonsumsi. Gejala yang mungkin terlihat yakni:

  • Peningkatan intensitas nyeri seiring waktu
  • Peningkatan respons nyeri terhadap rangsangan
  • Nyeri meluas ke bagian tubuh lain

4. Hiperalgesia vs allodynia

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi nyeri leher (pexels.com/Kindel Media)

Hiperalgesia berbeda dengan allodynia. Allodynia sendiri digambarkan sebagai kondisi menyakitkan karena hal-hal yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Individu dengan diagnosis allodynia akan merasakan sakit bahkan oleh benda ringan yang menyentuh permukaan kulit.

Sementara pada hiperalgesia, hal-hal yang biasanya menyebabkan rasa sakit terasa jauh lebih menyakitkan dari biasanya. Misalnya, kecenderungan merasakan sakit di bagian tubuh yang sebelumnya terluka.

5. Diagnosis

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Hiperalgesia dapat menimbulkan kesulitan bagi dokter untuk mengobati karena seseorang mungkin telah mengembangkan hiperalgesia yang diinduksi opioid. 

Untuk membuat diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat medis dan meninjau obat yang digunakan pasien. Dokter juga akan menanyakan seputar sifat rasa sakit pasien.

Beberapa tanda yang dapat mengindikasikan hiperalgesia meliputi:

  • Nyeri meluas di luar area di mana seseorang mengalami cedera awal atau sebelumnya merasakan sakit. Contohnya sakit kepala, sakit leher, sakit kaki, atau sakit punggung.
  • Beberapa orang menggambarkan rasa sakitnya menyebar. Beberapa mungkin melaporkan rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh.
  • Kualitas atau pengalaman rasa sakit berbeda dari sebelumnya. Rasa sakitnya bisa menjadi tajam, sakit, atau menusuk di mana sebelumnya orang tersebut merasakan sakit yang berbeda.

Seorang dokter dapat menambahkan pemberian obat nyeri untuk menentukan apakah hiperalgesia adalah penyebabnya. Jika obat pereda nyeri tambahan memang menyebabkan lebih banyak rasa sakit, kemungkinan itu adalah hiperalgesia.

Hingga saat ini, belum ada tes diagnostik definitif untuk hiperalgesia.

6. Pengobatan

Hiperalgesia: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Pengobatan hiperalgesia akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasari. Jika hiperalgesia terjadi akibat induksi opioid, maka dokter akan mengurangi jumlah dosisnya.

Dokter mungkin juga akan memberikan resep obat alternatif seperti metadon, buprenorfin, dan ketamin. Penting untuk diingat jika obat-obatan ini memerlukan pengawasan medis yang ketat.

Opsi pengobatan lain adalah menggunakan anestesi lokal untuk mematikan atau menunda impuls saraf yang menyakitkan. Tidak jarang untuk mengobati hiperalgesia perlu pendekatan coba-coba. Artinya, penyesuaikan obat mungkin bisa membantu pengurangan rasa nyeri.

Metode pengobatan untuk hiperalgesia dapat bervariasi pada masing-masing orang berdasarkan respons tubuh.

Demikianlah penjelasan seputar hiperalgesia. Jika kamu mengalami rasa sakit yang teramat sangat terlebih ada riwayat mengonsumsi obat jenis opioid, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter. Dengan pemeriksaan menyeluruh, dokter akan membantu mengelola kondisi tersebut.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyakit Mematikan, Ini 5 Cara Mencegah Penyakit TBC

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya