Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuan

Tanda autisme bisa tampak berbeda pada anak perempuan

Autisme adalah suatu kondisi yang memengaruhi perkembangan dengan gejala utamanya menyangkut permasalahan pada aspek komunikasi, perilaku, dan interaksi. Kendati demikian, gejala lain yang menyertai bisa bervariasi pada masing-masing individu.

Kondisi ini juga dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorders) yang terkadang digunakan sebagai istilah untuk merujuk pada gangguan perkembangan lain.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), anak laki-laki berisiko empat kali lebih mungkin terdiagnosis autisme ketimbang anak perempuan. Inilah kenapa autisme pada anak perempuan kurang diperhatikan. Di samping itu, kurangnya diagnosis autisme pada anak perempuan kemungkinan terjadi karena mereka tidak menunjukkan perilaku umum yang terkait dengan autisme.

1. Penyebab

Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuanilustrasi bayi menggenggam jari ibu (pexels.com/Pixabay)

Sejauh ini, para ahli belum dapat memastikan penyebab utama autisme pada anak-anak, terlebih anak perempuan. Melalui beberapa penelitian yang sudah dilakukan, para ahli tampaknya telah membuat kesimpulan dalam memahami gangguan tersebut.

Adapun hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan dapat memicu autisme. Tidak hanya itu, faktor risiko tertentu juga membuat beberapa orang lebih rentan mengembangkan kondisi tersebut. Faktor risiko terkait meliputi:

  • Kelahiran prematur.
  • Memiliki riwayat kelainan genetik, seperti sindrom fragile X.
  • Terlahir dari orang tua dengan usia yang lebih tua.
  • Memiliki saudara kandung yang telah terdiagnosis autisme.

2. Tanda dan gejala

Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuanilustrasi kakak beradik (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebagian besar gejala autisme muncul pada masa bayi sampai kanak-kanak. Ini mungkin tidak terlihat jelas ketika anak tumbuh menjadi lebih dewasa. Gejala autisme cenderung terlihat sama pada masalah perkembangan yang ditunjukkan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Namun, penting untuk dipahami bahwa gejala autisme bisa berbeda-beda pada masing-masing individu.

Beberapa contoh gejala umum autisme di antaranya:

  • Menghindari kontak mata.
  • Lebih memilih untuk tidak dipeluk.
  • Mengalami kesulitan dalam hal memahami dan melakukan instruksi.
  • Tidak melihat objek tertentu ketika orang lain menunjuknya.
  • Tidak menanggapi ucapan orang lain ketika nama mereka disebut pada usia sekitar 12 bulan.
  • Kecenderungan untuk tidak mengucapkan sepatah kata saat diajak berkomunikasi.
  • Kesulitan menjelaskan sesuatu yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
  • Kesulitan memahami perasaan orang lain.

Sementara itu, tanda spesifik autisme terletak pada rutinitas dan tindakan berulang. Beberapa contohnya meliputi:

  • Mengalami kesulitan beradaptasi terhadap perubahan rutinitas.
  • Lekat pada benda atau mainan yang menarik perhatian.
  • Bergoyang dari satu sisi ke sisi lain.
  • Mengulangi kata, frasa, atau suara tertentu yang didengar.
  • Memiliki respons berlebih atau tidak biasa terhadap bau, rasa, atau suara tertentu.
  • Menunjukkan masalah gerakan, seperti gangguan keseimbangan dan gangguan motorik halus dan kasar.

Baca Juga: Mengungkap 5 Fakta yang Berhubungan dengan Faktor Penyebab Autisme

3. Apakah autisme ditunjukkan secara berbeda pada anak perempuan?

Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuanilustrasi autisme pada anak perempuan (pexels.com/cottonbro)

Autisme dapat memengaruhi anak perempuan dengan cara yang sama seperti pada anak laki-laki. Namun, wujud pengaruh tersebut ditunjukkan dengan tanda-tanda kondisi yang berbeda. Inilah kenapa sering kali dokter menemukan kasus kurang diagnosis atau salah diagnosis pada anak perempuan terkait autisme.

Perbedaan lain antara autisme pada anak perempuan dan laki-laki adalah kemungkinan adanya peningkatan motivasi dan dorongan sosial. Ini dijelaskan oleh psikolog Amerika Serikat (AS), Alton Bozeman, PsyD, yang menyatakan bahwa ada kemungkinan defisit fungsi sosial, salah satunya kecenderungan mengisolasi diri. Selain itu, motivasi untuk menyesuaikan perilaku dalam situasi sosial juga bisa terkait.

Studi dalam The British Journal of Psychiatry tahun 2022 memfokuskan kajian ilmiah terhadap perbedaan gender pada otak individu dengan autisme. Hasil studi menunjukkan kalau otak anak perempuan dan laki-laki dengan autisme tersistem secara berbeda.

Dalam ulasan tersebut, para peneliti juga menekankan pentingnya pengembangan kriteria diagnosis khusus gender dan perawatan autisme pada anak perempuan. Dengan begitu, para profesional medis akan lebih terbantu dalam memahami perbedaan gejala autisme pada anak perempuan dan laki-laki.

4. Tumpang tindih gejala dapat memengaruhi diagnosis autisme pada anak perempuan

Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuanilustrasi autisme pada anak perempuan(pexels.com/Polesie Toys)

Stereotip tentang perilaku khas perempuan dan laki-laki dapat menyebabkan beberapa orang melewatkan gejala autisme berbasis gender. Banyak orang menganggap anak perempuan secara alami lebih tenang atau lebih nyaman ketika bermain sendirian. Namun, faktanya kurang berbicara dan suka menyendiri bisa menjadi indikasi gejala autisme.

Anak perempuan dan anak laki-laki mungkin menghadapi gejala autisme secara berbeda. Anak perempuan lebih bisa menyembunyikan gejala, salah satunya dengan menghabiskan waktu untuk mempelajari norma sosial. Contoh kasus ini adalah terlibat jalinan persahabatan dengan teman sebaya atau orang lain yang lebih tua.

Kesalahan diagnosis autisme juga dapat berkaitan dengan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian. Masalah kesehatan mental tersebut bisa muncul secara bersamaan dengan autisme.

5. Melibatkan profesional medis untuk memastikan kondisi autisme pada anak perempuan

Mengenal Kondisi Autisme pada Anak Perempuanilustrasi autisme pada anak perempuan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Seorang anak yang diduga mengalami autisme dapat menunjukkan satu atau lebih gejala, misalnya menghindari kontak mata dan terikat pada rutinitas. Meskipun demikian, orang tua tidak bisa menjatuhkan diagnosis terkait autisme pada anak. Bagaimanapun juga ini harus melibatkan profesional medis, seperti dokter spesialis anak dan psikolog.

Penting untuk digarisbawahi bahwa diagnosis sedini mungkin sebaiknya segera dilakukan untuk membantu mengelola kondisi. Makin cepat diagnosis ditegakkan, maka makin cepat pula seseorang mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan.

Memahami fase dan masalah perkembangan dapat membantu mengenali gejala autisme pada anak. Meskipun autisme lebih sering menjangkit anak laki-laki, hal ini juga bisa memengaruhi anak perempuan. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya berperan lebih aktif dalam mengenali tanda dan gejala autisme pada anak perempuan. Jika dirasa ada sesuatu yang tidak beres, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat.

Baca Juga: Autisme pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya