Musim hujan dapat berujung pada situasi genting, seperti genangan air, banjir, lumpur, kondisi lembap, dan lingkungan yang kotor. Dan, dari situ ada ancaman yang tak tampak. Mikroorganisme dari tanah, limbah, air kotor, dan kontaminan lain bisa ikut terbawa air. Kulit, sebagai pelindung pertama tubuh, menjadi garis pertahanan pertama, tetapi di sisi lain juga rentan jika terluka, terendam, atau terus-menerus lembap.
Selain itu, setelah banjir akses terhadap air bersih, sanitasi, dan perawatan bisa sangat terbatas. Luka kecil yang biasanya tidak berbahaya dapat menjadi pintu masuk infeksi. Bahkan, kondisi lembap dan sulitnya menjaga kebersihan kulit membuat jamur dan bakteri mudah berkembang biak. Ini menjelaskan mengapa pascabanjir, banyak laporan kasus penyakit kulit, mulai dari infeksi sederhana sampai yang serius.
