Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inversio Uteri: Tingkatan, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi melahirkan (pixabay.com/Sanjasy)

Inversio uteri adalah komplikasi pada persalinan pervaginam, di mana sebagian atau seluruh rahim keluar dari dalam. Ini juga bisa terjadi karena plasenta gagal terlepas dari rahim yang menyebabkan rahim berada dalam posisi terbalik.

Angka kasus inversio uteri sangat jarang. Namun, jika sampai terjadi, ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan syok hingga menempatkan ibu pada risiko kematian yang tinggi. Namun, masalah ini juga bisa diobati dengan diagnosis dan penanganan cepat.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang inversio uteri, di bawah ini akan dijelaskan informasi pentingnya yang telah dirangkum dari laman Healthline dan Better Health.

1. Tingkatan

ilustrasi melahirkan (pixabay.com/Parentingupstream)

Keparahan inversio uteri terbagi dalam beberapa tingkatan, yang meliputi:

  • Inversi tidak lengkap: bagian atas rahim runtuh, tetapi tidak ada yang keluar melalui leher rahim.
  • Inversi lengkap: rahim keluar dari leher rahim.
  • Inversi prolaps: bagian atas rahim keluar dari vagina.
  • Inversi total: rahim dan vagina keluar.

2. Penyebab

ilustrasi melahirkan (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Penyebab pasti dari inversio uteri masih belum dipahami dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risikonya, yang mencakup:

  • Persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Tali pusat pendek.
  • Persalinan sebelumnya.
  • Penggunaan pelemas otot selama persalinan.
  • Rahim abnormal atau lemah.
  • Plasenta akreta, yaitu kondisi saat plasenta berada terlalu dalam di dinding rahim.
  • Implantasi fundus plasenta, di mana plasenta tertanam di bagian paling atas rahim.

Selain itu, tindakan menarik terlalu keras pada tali pusat untuk mengeluarkan plasenta dapat menyebabkan inversio uteri. Jika plasenta belum keluar dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, pelepasan manual secara paksa harus dihindari.

3. Diagnosis

ilustrasi melahirkan (pixabay.com/Sanjasy)

Penting bagi inversio uteri untuk diagnosis dengan cepat demi menyelamatkan nyawa. Dokter dapat mendiagnosis inversio uteri jika ibu mengalami beberapa hal berikut:

  • Rahim menonjol dari vagina.
  • Fundus tidak berada pada posisi yang tepat saat dokter meraba perut ibu.
  • Ibu mengalami kehilangan darah yang parah.
  • Ibu mengalami penurunan tekanan darah atau hipotensi.
  • Ibu menunjukkan tanda-tanda syok.
  • Dokter mungkin melakukan pemindaian dengan USG atau MRI untuk memastikan diagnosis.

4. Pengobatan

ilustrasi obat (pexels.com/Anna Shvets)

Pilihan pengobatan untuk menangani inversio uteri bervariasi, tergantung pada keadaan pasien dan preferensi petugas medis. Pengobatannya dapat meliputi:

  • Memasukkan kembali rahim dengan tangan.
  • Penggunaan obat-obatan untuk melunakkan rahim.
  • Membilas vagina dengan larutan garam untuk membuat rahim mengembang dan menopangnya kembali ke posisi normal.
  • Prosedur bedah perut untuk mengembalikan posisi rahim.
  • Pemberian antibiotik untuk menghindari infeksi.
  • Cairan intravena.
  • Transfusi darah.
  • Pengangkatan rahim untuk kasus-kasus berat yang menempatkan ibu dalam risiko kehilangan nyawa.

5. Peningkatan risiko untuk kehamilan berikutnya

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Anastasiia Chepinska)

Perempuan yang pernah mengalami inversio uteri memiliki risiko mengalami hal yang sama lagi pada kehamilan berikutnya. Bagi perempuan yang pernah mengalami inversio uteri dan berganti dokter pada kehamilan berikutnya, penting untuk memberi tahu dokter tentang komplikasi pada kehamilan sebelumnya.

Memberi tahu dokter riwayat kehamilan dapat membantu dokter merencanakan tindakan pencegahan. Misalnya, dokter mungkin akan mempersiapkan beberapa peralatan tambahan atau merekomendasikan prosedur persalinan yang lain.

Inversio uteri merupakan kondisi yang langka dan serius. Meskipun ada beberapa faktor yang menempatkan perempuan pada risiko mengalami ini, tetapi kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Kabar baiknya, jika diobati dengan cepat, ibu dapat pulih sepenuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us