ilustrasi cedera pergelangan tangan (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Meskipun penyebab pasti gangguan ini masih belum jelas, sindrom de Quervain telah dihubungkan dengan degenerasi tendon otot EPB dan APL, disertai pembentukan jaringan parut dan peningkatan suplai darah yang memicu peradangan. Hal ini mengakibatkan penebalan selubung tendon, menekan tendon otot EPB dan APL, sehingga menimbulkan nyeri yang menyakitkan.
Kondisi ini terkait dengan gerakan pergelangan tangan yang berulang, khususnya gerakan ibu jari dan gerakan pergelangan tangan ke arah sisi ibu jari.
Laporan dalam Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy menyebutkan, gerakan pergelangan tangan seperti mencengkeram, menggenggam, mengepal, mencubit, atau meremas benda secara berulang-ulang dapat menyebabkan peradangan pada tendon dan selubung tendon serta keterbatasan gerak tendon.
Jika tidak diobati, peradangan dan penyempitan progresif (stenosis) pada tendon ibu jari dapat menyebabkan jaringan parut yang semakin membatasi gerakan ibu jari.
Dilansir Mayo Clinic, sindrom de Quervain memengaruhi dua tendon di sisi ibu jari pergelangan tangan. Tendon adalah struktur seperti tali yang menempelkan otot ke tulang.
Penggunaan berlebihan yang kronis, seperti mengulangi gerakan tangan tertentu hari demi hari, dapat mengiritasi selubung di sekitar tendon. Jika selubung menjadi teriritasi, tendon bisa menebal dan membengkak. Penebalan dan pembengkakan ini membatasi pergerakan tendon melalui terowongan kecil yang menghubungkannya dengan pangkal ibu jari.
Penyebab sindrom de Quervain lainnya meliputi:
- Artritis inflamasi, seperti artritis reumatoid.
- Cedera langsung di pergelangan tangan atau tendon, yang mana ini dapat menyebabkan jaringan parut yang membatasi pergerakan tendon.
- Retensi cairan, seperti dari perubahan hormon selama kehamilan.