ilustrasi dekongestan cair (health.harvard.edu)
Dekongestan digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dengan menyempitkan pembuluh darah. Akan tetapi, efek serupa terjadi pada otot lain, seperti sfingter (otot berbentuk mirip cincin yang fungsinya menutup jalur atau bukaan) kandung kemih.
Menurut Dr. Gregory T. Bales, ahli urologi di University of Chicago Medical Center, Amerika Serikat (AS), pria yang mengalami pembesaran prostat perlu menghindari dekongestan dengan pseudoefedrin atau fenilefrin. Bahan ini bisa menyebabkan retensi urine.
Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), retensi urine merupakan kondisi di mana kita tidak bisa mengosongkan semua urine dari kandung kemih. Ini membuat kita bolak-balik kencing, tetapi tidak bisa mengeluarkan semuanya dan masih ada sisa di dalam.