Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pasien berbaring sedang menjalani pemeriksaan jantung.
ilustrasi pemeriksaan jantung (pexels.com/Los Muertos Crew)

Intinya sih...

  • Pemeriksaan jantung dapat mengidentifikasi gangguan fungsi jantung sebelum gejala muncul, memungkinkan penanganan lebih awal dan efektif.

  • Pemeriksaan jantung secara rutin bukan cuma untuk orang yang sudah mengalami keluhan, tetapi juga merupakan bentuk langkah proaktif untuk deteksi dini.

  • Biaya pemeriksaan jantung dapat bervariasi, seperti jenis dan kompleksitas tes, kebutuhan tes tambahan, cakupan asuransi, serta di mana tes dilakukan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak dulu, pencegahan lebih diutamakan daripada pengobatan. Berbagai tes jantung yang kini tersedia berpotensi menyelamatkan nyawa. Memahami peran setiap pemeriksaan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular sangat krusial.

Kalau kamu sedang mempertimbangkan atau sudah dianjurkan menjalani tes ini, penting untuk memahami bukan cuma prosedurnya, tetapi juga alasan mengapa masing-masing tes diperlukan.

Faktanya, penyakit jantung merupakan salah satu penyakit pembunuh tertinggi di dunia dan di Indonesia. Padahal, sebagian besar kasus tersebut dapat dicegah melalui deteksi dini dan penanganan tepat waktu. Nah, di sinilah peran tes jantung menjadi sangat penting.

Banyak penelitian menegaskan kekuatan prediksi pemeriksaan jantung, baik untuk pencegahan maupun pemantauan kondisi yang sudah ada. Menurut Laporan Jantung Dunia 2025 dari World Heart Federation, sembilan dari sepuluh kasus penyakit jantung dan stroke prematur dapat dicegah melalui intervensi sederhana, mulai dari pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur hingga skrining kardiovaskular rutin yang tepat sasaran.

Pemeriksaan seperti CT scan jantung, tes treadmill, atau EKG dapat mengidentifikasi gangguan fungsi jantung sebelum gejala muncul, memungkinkan penanganan lebih awal dan efektif. Jadi, pemeriksaan jantung secara berkala bukan cuma bentuk pencegahan, tetapi juga investasi penting untuk kualitas hidup di masa depan.

Kenapa pemeriksaan jantung itu penting?

Banyak kasus penyakit kardiovaskular (gangguan pada jantung dan pembuluh darah yang dapat meliputi serangan jantung, stroke, gagal jantung, hingga aritmia) berkembang tanpa gejala berarti hingga mencapai tahap serius.

Pemeriksaan jantung secara rutin bukan cuma untuk orang yang sudah mengalami keluhan, tetapi juga merupakan bentuk langkah proaktif untuk deteksi dini. Dengan mengetahui kondisi jantung lebih awal, kamu dapat:

  • Mengidentifikasi faktor risiko tersembunyi.

  • Mencegah komplikasi serius.

  • Menentukan perawatan atau perubahan gaya hidup yang tepat.

Skrining jantung teratur dapat menurunkan risiko serangan jantung mendadak dan meningkatkan efektivitas penanganan.

Waspadai gejala terkait jantung

Jantung sering memberi sinyal saat ada masalah. Kamu sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung jika mengalami salah satu gejala di bawah ini:

  • Nyeri dada (angina pektoris): Digambarkan sebagai rasa tertekan, seperti diremas, atau nyeri yang bisa menjalar ke lengan, punggung, leher, atau rahang.

  • Sesak napas: Sulit bernapas, terutama saat beraktivitas ringan atau berbaring. 

  • Jantung berdebar (palpitasi): Detak jantung terasa cepat, tidak teratur, atau seperti “melompat”. 

  • Pusing atau pingsan: Kepala ringan atau kehilangan kesadaran tiba-tiba. 

  • Mudah lelah: Kelelahan berlebihan bahkan setelah aktivitas ringan. 

  • Pembengkakan kaki atau perut (edema): Tanda penumpukan cairan akibat gangguan fungsi pompa jantung.

Kalau kamu mengalami nyeri dada mendadak disertai keringat dingin atau mual, itu adalah tanda darurat. Segera hubungi layanan gawat darurat atau pergi ke IGD.

Cek apakah kamu punya faktor risiko penyakit jantung

Penyebab penyakit jantung dapat bervariasi tergantung jenisnya. Beberapa faktor risiko umum penyakit jantung antara lain:

  • Usia: Risiko meningkat di atas usia 40 tahun, lebih tinggi di atas 65 tahun.

  • Kolesterol tinggi: Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.

  • Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat memengaruhi kesehatan jantung dan menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung.

  • Merokok: Merokok dan paparan asap rokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

  • Diabetes: Diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan pada jantung.

  • Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko hipertensi, kolesterol, dan diabetes.

  • Riwayat keluarga: Riwayat penyakit jantung dalam keluarga dapat meningkatkan risiko kamu mengalami kondisi serupa.

  • Stres: Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan jantung.

  • Pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik: Mempercepat faktor risiko lainnya.

Meskipun tanpa gejala, tetapi memiliki satu atau lebih faktor risiko berarti kamu tetap perlu melakukan pemeriksaan jantung secara berkala.

Jenis pemeriksaan jantung

ilustrasi ekokardiogram atau echocardiogram atau USG jantung (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Ada dua kategori utama pemeriksaan jantung, yaitu invasif dan noninvasif.

Pemeriksaan noninvasif dilakukan tanpa sayatan atau masuk ke dalam tubuh dan risikonya minimal. Sementara itu, pemeriksaan invasif melibatkan prosedur bedah minimal untuk mendapatkan gambaran dan data yang lebih detail.

Mana yang akan kamu jalani akan ditentukan oleh dokter spesialis jantung berdasarkan gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko kamu.

Pemeriksaan nonivasif

Ini biasanya menjadi langkah awal dalam menilai kesehatan jantung. Jenisnya yang umum antara lain:

  • Tes darah jantung: mengukur kadar kolesterol (LDL, HDL, trigliserida), gula darah, dan penanda kerusakan otot jantung atau peradangan. Tes ini membantu mendeteksi risiko penyakit jantung sejak dini. 

  • Elektrokardiografi (EKG): merekam aktivitas listrik jantung dengan elektroda di dada, lengan, dan kaki. Ini digunakan untuk mendeteksi aritmia, tanda serangan jantung, atau pembesaran jantung. 

  • Ekokardiografi (USG jantung): menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk melihat struktur, fungsi katup, dan kekuatan pompa jantung. Tes ini dapat mengidentifikasi kelainan bawaan maupun kerusakan otot jantung. 

  • Tes stres (treadmill test): mengukur respons jantung terhadap aktivitas fisik dengan memantau EKG, denyut nadi, dan tekanan darah. Berguna untuk mendeteksi penyakit jantung koroner.

  • Rontgen dada: memeriksa ukuran dan bentuk jantung, serta mendeteksi penumpukan cairan di paru-paru atau sekitar jantung. 

  • CT scan jantung: menampilkan gambaran detail jantung dan pembuluh darah. Efektif untuk melihat kalsium atau plak pada arteri koroner. 

  • MRI jantung: menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar struktur dan fungsi jantung secara akurat. 

  • Holter monitoring: alat EKG portabel yang merekam aktivitas listrik jantung selama 24–48 jam atau lebih, untuk mendeteksi gangguan ritme yang jarang muncul.

  • Pemeriksaan nuklir jantung: menggunakan zat radioaktif dosis rendah untuk melihat aliran darah ke otot jantung saat istirahat dan setelah aktivitas.

Pemeriksaan invasif

Kamu memerlukan pemeriksaan jantung invasif jika pemeriksaan noninvasif belum memberikan hasil pasti atau jika dibutuhkan evaluasi yang lebih detail. Jenisnya:

  • Kateterisasi jantung (angiografi koroner): merupakan standar emas untuk menilai penyakit jantung koroner. Pada prosesnya, kateter dimasukkan lewat pembuluh darah di pergelangan tangan atau pangkal paha, lalu disuntikkan cairan kontras agar arteri koroner terlihat jelas di bawah sinar-X. Prosedur ini bisa langsung dilanjutkan dengan pemasangan ring jika diperlukan.

  • Studi elektrofisiologi jantung (cardiac electrophysiology study): memetakan aktivitas listrik jantung untuk menemukan sumber aritmia kompleks. 

  • Biopsi jantung: mengambil sampel kecil jaringan otot jantung untuk analisis laboratorium, biasanya untuk memeriksa peradangan, infeksi, atau evaluasi pascatransplantasi.

Persiapan sebelum tes

Hasil pemeriksaan hanya akan akurat kalau kamu juga melakukan persiapan yang benar. Karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter sebelum tes dilakukan, apalagi jika tes tersebut direkomendasikan khusus sesuai gejala yang kamu rasakan.

Berikut beberapa hal yang umumnya perlu kamu perhatikan sebelum menjalani pemeriksaan jantung:

  • Beri tahu semua obat atau suplemen yang kamu konsumsi. Baik itu obat resep, obat bebas, suplemen vitamin, atau jamu, semuanya bisa memengaruhi kerja jantung. Dokter akan memberi tahu apakah ada obat yang perlu dihentikan atau disesuaikan sebelum tes.

  • Puasa jika diminta. Untuk tes darah jantung atau prosedur dengan cairan kontras (CT scan, kateterisasi jantung), biasanya diperlukan puasa makan dan minum (kecuali air putih) selama 8–12 jam. Prosedur tertentu seperti ekokardiografi transesofageal (TEE) dan kateterisasi jantung biasanya mengharuskan puasa total beberapa jam sebelum prosedur.

  • Kenakan pakaian yang nyaman. Gunakan baju longgar yang mudah dibuka di bagian dada, lengan, dan kaki. Dalam beberapa tes, kamu mungkin diminta berganti ke baju khusus rumah sakit.

  • Hindari penggunaan losion atau deodoran sebelum EKG atau Echo, hindari penggunaan produk pada area dada karena dapat mengganggu perekaman sinyal.

  • Bawa sepatu olahraga. Khusus tes treadmill, gunakan sepatu olahraga yang nyaman.

  • Batasi aktivitas fisik berat dan konsumsi kafein atau rokok. Olahraga berat, minum kopi, teh, atau merokok sebelum tes bisa meningkatkan detak jantung dan memengaruhi hasil pemeriksaan. Sebaiknya hindari beberapa jam sebelumnya.

  • Siapkan transportasi bila perlu. Beberapa tes menggunakan obat penenang agar kamu lebih rileks. Efek obat ini bisa membuatmu tidak aman menyetir setelahnya, jadi lebih baik atur agar ada yang menemani atau menjemput.

  • Ikuti arahan dokter dengan saksama. Setiap tes bisa memiliki aturan berbeda. Pastikan kamu mengikuti petunjuk khusus yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan agar hasil tes lebih akurat.

  • Tetap rileks. Stres dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Tidur cukup, atur napas, dan ingat bahwa pemeriksaan ini adalah langkah proaktif untuk menjaga kesehatan jantung.

  • Persiapan area pemeriksaan, untuk EKG, echo, atau treadmill, area dada mungkin perlu dibersihkan atau dicukur agar elektroda dapat menempel sempurna.

Hasil pemeriksaan

Menunggu hasil pemeriksaan jantung sering bikin cemas. Namun, selalu ingat bahwa hasil tes bukanlah hasil akhir, melainkan awal dari langka proaktif menjaga kesehatan jantung. Ibarat sebuah peta jalan, hasil ini akan membantu kamu dan dokter menentukan arah terbaik untuk perjalanan kesehatan kamu.

Hasil pemeriksaan seperti EKG, ekokardiogram, atau angiografi memang sarat istilah teknis dan klinis. Di sinilah peran dokter spesialis jantung menjadi krusial. Mereka akan:

  • Menghubungkan hasil tes dengan riwayat medis, gejala, dan gaya hidup kamu.

  • Menjelaskan temuan medis dengan bahasa yang mudah dipahami.

  • Menyusun rencana perawatan yang personal dan sesuai kebutuhan kamu.

Konsultasi ini juga menjadi kesempatan untuk bertanya, menyampaikan kekhawatiran, sekaligus merumuskan strategi terbaik bersama dokter. Pemahaman pasien terhadap hasil medis terbukti berperan besar dalam keberhasilan pengobatan jantung jangka panjang.

Tidak semua hasil abnormal berujung pada operasi besar. Dokter akan menyesuaikan tindak lanjut sesuai kondisi kamu. Beberapa langkah yang mungkin direkomendasikan:

  • Perubahan gaya hidup. Mengatur pola makan lebih sehat (rendah lemak jenuh, garam, dan gula), rutin berolahraga, berhenti merokok, hingga mengelola stres. Langkah-langkah ini terbukti efektif mencegah kondisi memburuk.

  • Penyesuaian obat-obatan. Dokter mungkin meresepkan atau mengubah dosis obat untuk mengontrol tekanan darah, kolesterol, atau irama jantung. Jangan pernah menghentikan obat tanpa arahan dokter.

  • Pemeriksaan lanjutan. Dalam beberapa kasus, diperlukan tes tambahan seperti untuk memperjelas diagnosis dan menentukan langkah berikutnya.

  • Diskusi pilihan terapi. Jika ditemukan masalah yang signifikan, dokter akan menjelaskan opsi seperti pemasangan stent atau operasi bypass, lengkap dengan manfaat dan risikonya.

Biaya pemeriksaan jantung

ilustrasi asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Mengetahui perkiraan biaya pemeriksaan jantung sejak awal bisa membuat kamu lebih tenang dalam mengambil keputusan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi biaya, seperti:

  • Jenis dan kompleksitas tes. Pemeriksaan dasar seperti EKG tentu biayanya lebih terjangkau dibanding prosedur yang lebih canggih, misalnya CT scan atau kateterisasi.

  • Kebutuhan prosedur tambahan. Terkadang, hasil dari satu tes memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk memperjelas kondisi. Ini tentu bisa menambah total biaya.

  • Cakupan asuransi. Polis asuransi kesehatan kamu dapat membantu menanggung sebagian atau bahkan seluruh biaya pemeriksaan, tergantung ketentuan yang berlaku.

Sebagai referensi, berikut kisaran biaya beberapa pemeriksaan jantung di berbagai rumah sakit di Indonesia (data dapat berbeda antar fasilitas).

Jenis pemeriksaan

Estimasi biaya

EKG:

Rp88.000–Rp110.000

Ekokardiografi (USG jantung):

Rp600.000–Rp788.000

Tes treadmill:

Rp388.000–Rp1.400.000

CT scan jantung:

Rp1.000.000–Rp4.000.000

Kateterisasi jantung:

Rp5.000.000–Rp33.000.000

Holter monitoring:

Rp600.000–Rp4.300.000

Tes darah jantung:

Rp200.000–Rp1.700.000

Pemeriksaan jantung mencakup skrining noninvasif serta prosedur invasif. Pemilihan tes akan disesuaikan dengan gejala dan faktor risiko kamu. Biaya pemeriksaan jantung dapat bervariasi, seperti jenis dan kompleksitas tes, kebutuhan tes tambahan, cakupan asuransi, serta di mana tes dilakukan. Mengetahui prosedur dan estimasi biaya pemeriksaan jantung sejak awal akan membuat kamu lebih tenang dan matang dalam mengambil keputusan.

Referensi

"Heart Tests That Could Save Your Life." Cardiac Care Associates. Diakses September 2025.

"Pentingnya Pemeriksaan Jantung, Jenis, Perbedaan dan Biayanya." Heartology Cardiovascular Hospital. Diakses September 2025.

"Penyakit Jantung." Kemenkes. Diakses September 2025.

"Understanding your heart test: What to expect, how to prepare." Mayo Clinic Health System. Diakses September 2025.

"Heart Tests." National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses September 2025.

Editorial Team