Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sel darah putih (biologydictionary.net)

Darah terdiri dari empat komponen penyusun, salah satunya yaitu sel darah putih atau leukosit. Nah, sel darah putih ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang. Sel-sel ini membantu melawan infeksi dengan menyerang bakteri, virus, dan kuman di dalam tubuh.

Kisaran normal untuk jumlah sel darah putih biasanya antara 4.000 dan 11.000/mikroliter. Namun, kisaran tersebut juga dapat dipengaruhi oleh faktor, seperti usia, mengutip Healthline.

Menurut penjelasan dalam Leukemia & Lymphoma Society, terdapat lima jenis sel darah putih, yaitu:

  • Neutrofil (55 persen hingga 70 persen).
  • Limfosit (20 persen hingga 40 persen).
  • Monosit (2 persen hingga 8 persen).
  • Eosinofil (1 persen hingga 4 persen).
  • Basofil (0,5 persen hingga 1 persen).

Sel-sel darah putih tersebut memiliki peran berbeda dalam melindungi tubuh. Untuk lebih mengetahuinya, simak ulasan berikut ini, ya!

1. Neutrofil

ilustrasi neutrofil (commons.m.wikimedia.org/Dr Graham Beards)

Dilansir Medical News Today, neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang paling banyak dalam tubuh dan menjadikannya sebagai garis pertahanan pertama untuk melawan infeksi dan menyembuhkan cedera.

Neutrofil membantu mencegah infeksi dengan menghalangi, menonaktifkan, mencerna, atau menangkal partikel asing dan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Jika ada tanda-tanda infeksi, maka neutrofil akan dengan cepat menjebak dan membunuh patogen.

Selain itu, neutrofil juga berkomunikasi dengan sel lain untuk membantu memperbaiki sel yang rusak dan meningkatkan respons imun.

Neutrofil dibentuk di sumsum tulang. Mengutip WebMD, neutrofil hidup kurang dari sehari, sehingga sumsum tulang secara konstan akan membuat yang baru.

2. Eosinofil

Ilustrasi eusinofil (commons.m.wikimedia.org/Bobjgalindo)

Eosinofil memiliki fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jenis sel darah putih ini menghancurkan patogen yang menyerang, seperti virus, bakteri, atau parasit seperti cacing. Sel darah putih ini juga memiliki peran dalam respons peradangan, terutama yang melibatkan alergi.

Alergi merupakan respons imun yang kerap melibatkan peradangan kronis. Eosinofil memiliki peranan dalam peradangan yang berhubungan dengan alergi, eksem, dan asma.

3. Basofil

ilustrasi basofil (medical-labs.net)

Jumlah basofil hanya sekitar 1 persen dari sel darah putih. Basofil diperlukan untuk respons alami sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang menyerang tubuh, seperti kuman infeksius.

Respons tubuh terhadap alergen juga melibatkan basofil. Saat merespons alergen, basofil akan melepaskan histamin yang juga bertanggung jawab atas peradangan selama reaksi alergi.

Selain itu, sel darah putih ini berperan dalam mencegah pembekuan darah. Basofil mengandung heparin yang merupakan pengencer darah alami.

4. Limfosit

ilustrasi limfosit (commons.m.wikimedia.org/Dr Graham Beards)

Limfosit terdiri dari limfosit B dan limfosit T, atau disebut juga sebagai sel B dan sel T. Limfosit dihasilkan di sumsum tulang. Sebagian sel melakukan perjalanan ke kelenjar timus dan berubah menjadi sel T. Sebagian lainnya tetap berada di sumsum tulang dan menjadi sel B.

Sel B berperan dalam membuat antibodi, yaitu protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan zat asing. Sementara itu, peran sel T adalah membantu tubuh dalam membunuh sel kanker dan mengontrol respons imun terhadap zat asing. Hal ini dilakukan dengan cara menghancurkan sel-sel dalam tubuh yang telah diambil alih oleh virus atau menjadi kanker.

Jenis limfosit ketiga dikenal sebagai sel pembunuh alami atau natural killer cell. Sel ini merespons dengan cepat beberapa zat asing, khususnya dalam membunuh sel kanker dan sel yang terinfeksi virus.

5. Monosit

ilustrasi monosit (commons.m.wikimedia.org/Dr Graham Beards)

Mengutip Cleveland Clinic, monosit dihasilkan di sumsum tulang dan memasuki aliran darah dan jaringan untuk mempertahankan tubuh dari zat asing, seperti kuman. Monosit dibedakan menjadi dua jenis sel, yaitu sel dendritik dan makrofag.

Sel dendritik bertanggung jawab untuk memperingatkan sel-sel lain di tubuh untuk membantu melawan infeksi. Sementara itu, makrofag melawan patogen (virus, bakteri, jamur dan protozoa) yang masuk ke dalam tubuh. Sel makrofag mengelilingi patogen yang menyerang lalu memakan dan membunuhnya. Sel-sel ini juga membantu membersihkan sel-sel mati dari jaringan dan aliran darah.

Itulah tadi beberapa jenis sel darah putih beserta fungsinya. Sangat berperan dalam sistem kekebalan tubuh, kadar sel darah putih yang normal perlu kita jaga. Jika kadarnya terlalu tinggi atau rendah, maka kondisi tersebut dapat menandakan adanya masalah kesehatan dalam tubuh kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team