ilustrasi CT scan (freepik.com/Drazen Zigic)
Untuk menegakkan diagnosis kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes lab (termasuk tes urine dan tes darah), tes pencitraan (termasuk CT scan, MRI, PET, sinar-X, USG), dan biopsi.
Sesudah diagnosis dibuat, selanjutnya dokter akan menentukan stadium kanker. Ini bisa menentukan lokasi, seberapa luas penyebaran, ukuran, dan seberapa agresif kankernya.
Dengan mengetahui stadium kanker, dokter juga bisa menentukan pengobatan yang tepat. Untuk menentukan stadium kanker, dokter menggunakan tes yang berbeda, seperti:
- Pemeriksaan fisik.
- Tes lab, seperti tes darah atau urine.
- Biopsi.
- Tes pencitraan seperti MRI, CT scan, PET.
- Operasi.
Metode-metode tersebut bisa menunjukkan kepada dokter di mana letak kanker dan seberapa luas penyebarannya ke seluruh tubuh. Dilansir Everyday Health, dokter memiliki dua cara untuk menentukan stadium kanker.
- Penentuan stadium klinis: Dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik, seperti biopsi dan tes pencitraan.
- Penentuan stadium patologis: Ini mempertimbangkan tes diagnostik, tetapi juga menentukan stadium berdasarkan bagaimana kanker, dan biopsi yang dilakukan pada jaringan di sekitarnya selama pembedahan, muncul sesudah diangkat selama pembedahan. Penentuan stadium patologis mencakup ukuran pasti kanker dan jumlah kelenjar getah bening positif (yang mengandung kanker) dibandingkan dengan jumlah total kelenjar getah bening yang diangkat pada saat operasi. Ukuran tumor ditambah dengan jumlah kelenjar getah bening positif menentukan stadium patologis pasien, yang pada gilirannya bisa menentukan pengobatan akhir kanker. Stadium patologis suatu kanker kemungkinan berbeda dengan stadium klinis. Contohnya, dokter mungkin tidak mendeteksi tumor pada tes pencitraan, tetapi mungkin melihatnya dengan jelas selama operasi. Dalam hal ini, stadium patologis lebih maju dibanding stadium klinis. Selain itu, tidak semua orang menjalani operasi kanker, terutama yang diagnosis klinisnya sudah stadium 4. Jadi, penentuan stadium klinis sering digunakan sebagai pengganti penentuan stadium patologis.
Dokter biasanya menggunakan sistem TNM untuk menentukan stadium kanker. Ini merupakan pendekatan penentuan stadium kanker yang paling banyak digunakan. Protokol ini, menggunakan huruf T, N, dan M, untuk memberi label stadium kanker.
- T singkatan dari tumor. Ini menjelaskan seberapa besar tumornya dan lokasi di tubuh.
- N singkatan dari nodus. Ini menjelaskan apakah tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening, dan jika iya, berapa jumlahnya.
- M singkatan dari metastasis. Ini digunakan untuk memberi tahu dokter apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, dan jika iya, di mana dan seberapa jauh.
Namun, tidak semua kanker ditentukan stadiumnya dengan menggunakan sistem TNM. Beberapa jenis kanker, khususnya kanker darah, ditentukan stadiumnya melalui protokol yang berbeda.
Sistem Binet dan Rai, misalnya, digunakan untuk menentukan stadium leukemia jenis tertentu. Selain itu, kanker serviks, dipentaskan dengan sistem penentuan stadium terpisah yang dibuat oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics, mengutip laman Cancer Center.
Sementara itu, informasi yang dikumpulkan untuk menentukan stadium TNM digunakan untuk memberikan stadium kanker yang spesifik untuk pasien. Kebanyakan jenis kanker memiliki empat stadium yaitu stadium I (1) hingga IV (4), yang sering ditulis dengan angka Romawi O hingga IV. Namun, beberapa jenis kanker juga memiliki stadium O (0). Angka yang lebih tinggi menunjukkan jenis kanker yang lebih parah.
Berikut penjelasan kondisi kanker berdasarkan stadiumnya:
- Stadium 0: Stadium ini menggambarkan kanker in situ. In situ berarti "di tempat". Kanker stadium 0 masih terletak di tempat awalnya, belum menyebar ke jaringan terdekat. Stadium kanker ini sering kali bisa disembuhkan. Pembedahan biasanya bisa mengangkat seluruh tumor.
- Stadium I: Stadium ini biasanya merupakan kanker yang belum tumbuh terlalu dalam ke jaringan di sekitarnya. Penyakit ini juga belum menyebar ke kelenjar getah bening atau hagian tubuh lainnya. Ini sering disebut kanker stadium awal.
- Stadium II dan III: Secara umum, 2 stadium ini merupakan kanker yang telah tumbuh lebih dalam ke jaringan di dekatnya. Mereka mungkin juga menyebar ke kelenjar getah bening namun tidak ke bagian tubuh ke lainnya.
- Tahap IV: Tahap ini berarti kanker telah menyebar ke organ atau bagian tubuh lain. Ini bisa disebut kanker stadium lanjut atau metastasis.