ilustrasi osteoporosis (freepik.com/krakenimages.com)
Osteoporosis adalah penyakit kerangka sistemik yang ditandai dengan demineralisasi tulang progresif dan mikroarsitektur yang rusak. Ini menyebabkan risiko patah tulang. Defisiensi nutrisi dapat mempercepat seseorang mengalami osteoporosis.
Kalsium dan vitamin D telah dipelajari secara luas sebagai nutrisi penting dalam fisiologi tulang. Namun, ada juga nutrisi lain yang memainkan peran fisiologis penting dalam meningkatkan kesehatan tulang, yaitu vitamin B12 dan B9.
Dilansir Elsevier, kekurangan salah satu vitamin tersebut akan menyebabkan peningkatan homosistein dan juga diyakini berdampak pada aktivitas osteoblastik dan pembentukan tulang.
Kekurangan vitamin B12 dan B9 dapat menyebabkan hiperhomosisteinemia. Hiperhomosisteinemia dikaitkan dengan demineralisasi tulang, kualitas massa tulang yang rendah, dan peningkatan level biomarker pergantian tulang, karena hal itu memengaruhi aktivitas osteoklastik dan ikatan silang molekul kolagen.
Hiperhomosisteinemia berperan dalam penurunan kepadatan dan kualitas tulang. Ada kaitan dengan intervensinya pada metabolisme homosistein dan dampaknya pada kadar homosistein plasma. Telah dikemukakan bahwa kadar plasma homosistein yang tinggi dapat meningkatkan terkena risiko osteoporosis yang lebih tinggi lagi.
Kadar vitamin B yang rendah, khususnya vitamin B12 dan B9, telah dikaitkan dengan kepadatan mineral tulang yang rendah dan peningkatan risiko patah tulang, selain berkontribusi dalam metabolisme homosistein.