ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Beberapa pria dengan BPH tidak mengalami gejala apa pun atau hanya mengalami gejala ringan. Dalam kasus ini, dokter mungkin merekomendasikan untuk memantau kondisi secara rutin tanpa obat dan terapi lain, dikutip dari Yale Medicine.
Perubahan gaya hidup
Dokter sering kali menyarankan perubahan gaya hidup dan perilaku tertentu. Meskipun tidak akan menghentikan pembesaran prostat, tetapi ini dapat mengurangi beberapa gejala yang disebabkan oleh BPH. Perubahan gaya hidup tersebut antara lain:
- Mengurangi konsumsi cairan harian, terutama sebelum tidur.
- Mengurangi atau menghindari konsumsi diuretik seperti kafein dan alkohol, yang dapat meningkatkan produksi dan ekskresi urine.
- Menghindari penggunaan dekongestan dan antihistamin, yang dapat meningkatkan retensi urine di kandung kemih.
- Double voiding, yaitu teknik buang air kecil yang membantu mengosongkan kandung kemih hingga tuntas. Ini memerlukan buang air kecil, menunggu satu atau dua menit, lalu buang air kecil lagi.
Obat-obatan
Secara umum, pengobatan merupakan pengobatan lini pertama untuk pria dengan BPH. Sejumlah obat yang biasa digunakan untuk mengobati BPH antara lain:
- Alpha blocker: Obat-obatan ini mengendurkan otot-otot di kandung kemih dan uretra, sehingga meningkatkan aliran urine.
- 5-alpha reductase inhibitor: Dengan menekan hormon yang berkontribusi terhadap pembesaran prostat, obat-obatan ini mengurangi ukuran prostat dan menghentikannya membesar.
- Phosphodiesterase inhibitor: Obat-obatan ini mengendurkan otot-otot di saluran kemih bagian bawah, sehingga meningkatkan aliran urine.
- Antikolinergik: Untuk pria yang memiliki gejala saluran kemih bagian bawah akibat BPH namun tidak ada tanda-tanda peningkatan retensi urine di kandung kemih setelah buang air kecil, dokter mungkin akan meresepkan obat antikolinergik. Obat-obatan ini mengendurkan otot-otot di kandung kemih.
- Kombinasi obat-obatan: Sering kali, dokter meresepkan dua obat secara bersamaan.
Perawatan bedah tradisional
- Transurethral resection of the prostate (TURP): Ini adalah salah satu prosedur pembedahan yang paling umum untuk mengobati BPH. Selama TURP, ahli bedah mengangkat jaringan prostat menggunakan kawat khusus yang dilalui arus listrik. TURP biasanya memerlukan rawat inap di rumah sakit selama satu hingga dua hari.
- Transurethral incision of the prostate (TUIP): Dokter bedah membuat sayatan kecil di prostat tempat pertemuannya dengan kandung kemih. Hal ini memperbesar pembukaan uretra, yang menghasilkan peningkatan aliran urine. Kebanyakan pria bisa pulang pada hari operasi.
- Prostatektomi sederhana: Ahli bedah mengangkat kelebihan jaringan prostat melalui sayatan atau serangkaian sayatan di perut bagian bawah, atau perineum. Karena lebih invasif dibanding perawatan bedah lainnya, biasanya ini memerlukan rawat inap di rumah sakit selama dua hingga empat hari dan waktu pemulihan yang lebih lama. Terkadang dokter bedah melakukan operasi menggunakan lengan robot yang dikontrol melalui konsol komputer khusus.
Perawatan invasif minimal
Beberapa jenis operasi laser digunakan untuk mengobati BPH. Dalam prosedur ini, dokter bedah menggunakan laser untuk mengangkat atau menghancurkan jaringan prostat yang menghalangi aliran urine.
- Holmium laser enucleation of the prostate (HoLEP): Karena prosedur ini kurang invasif dibanding pendekatan bedah tradisional, HoLEP biasanya memungkinkan masa rawat inap dan waktu pemulihan di rumah sakit lebih singkat. Sebagian besar pasien bisa pulang pada hari yang sama setelah prosedur dilakukan, dan sebagian besar pasien dapat meninggalkan rumah sakit pada hari berikutnya. Secara umum, HoLEP menawarkan hasil jangka panjang sehingga mengurangi kebutuhan pengobatan di masa depan.
- Photovaporization of the prostate (PVP): Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan laser yang dikenal sebagai laser GreenLight untuk menguapkan kelebihan jaringan prostat. Prosedur ini sering dilakukan di ruang rawat jalan.
- Prostatic urethral lift (UroLift): Daripada membuang atau menghancurkan jaringan prostat yang menyempitkan uretra sehingga mengganggu buang air kecil, dalam prosedur rawat jalan ini seorang ahli urologi akan memasukkan implan permanen ke bagian uretra yang dikelilingi oleh prostat. Implan ini menarik kelebihan jaringan prostat dari uretra sehingga secara efektif membukanya, sehingga meningkatkan aliran urine.
Bagi sebagian pria, pengobatan dan perubahan gaya hidup tidak memperbaiki gejala BPH secara signifikan. Dalam kasus ini, dokter bisa merekomendasikan pembedahan. Pembedahan juga biasanya dianjurkan bagi pria penderita BPH yang mengalami infeksi saluran kemih berkelanjutan, darah dalam urine, batu kandung kemih, masalah ginjal, atau retensi urine akut.
Semua opsi perawatan bedah bertujuan untuk meringankan gejala dengan mengurangi ukuran prostat. Sebagian besar prosedur ini bersifat “transurethral”, artinya ahli bedah mengakses prostat melalui uretra.