gambar orang menggaruk (freepik.com/Freepik)
Gigitan nyamuk memang gak menyakitkan, namun tetap aja gigitan itu memicu tubuh kita untuk bereaksi. Dilansir Britannica, jadi ketika nyamuk menggigit, air liurnya akan masuk ke dalam aliran darah. Meski gak berbahaya, kandungan dalam air liur nyamuk mengubah pH, dan itu memicu sistem neurosensori kulit untuk bereaksi. Reseptor sistem neurosensori kemudian mengirim sinyal ke otak, yang merespons balik dengan sensasi gatal.
Beberapa menit kemudian, sistem kekebalan tubuh mendeteksi kandungan air liur pada darah, menganggapnya sebagai alergen. Gak tinggal diam, tubuh kita lantas melepaskan histamin, zat yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga sel darah putih, dan sel sistem kekebalan tubuh lainnya bisa dengan cepat menuju lokasi bekas gigitan dan menghilangkan alergen dari tubuh kita. Sayangnya proses tersebut juga menyebabkan efek samping berupa rasa gatal dan peradangan yang ditandai dengan bentol-bentol kecil di permukaan kulit.
Selama ini kita beranggapan bahwa gigitan nyamuklah yang membuat kulit terasa gatal. Namun rasa gatal dan bentol pada kulit sebetulnya merupakan reaksi alami dari tubuh kita. Normalnya efek gigitan nyamuk sama sekali gak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, ada baiknya kalau kamu menahan diri untuk gak menggaruk terlalu banyak, karena itu akan membuat kulit mengalami iritasi.
Referensi
“Mosquito Bites”. Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.
“Why does our skin itch when a mosquito bites us?”. Prospera Biotech. Diakses Juli 2025.
“Why Do Mosquito Bites Itch?”. Britannica. Diakses Juli 2025.
“How to Stop Bug Bites From Itching”. Columbia Doctors. Diakses Juli 2025.