Sebagai orangtua, proses belajar untuk memantau tumbuh kembang anak seolah tidak ada habisnya. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Sayangnya, tidak sedikit yang dianggap sepele, tetapi sebenarnya penting. Contohnya saja posisi duduk anak yang menyerupai huruf W.
Konon, terdapat larangan membiasakan anak duduk dengan posisi tersebut. Kenapa tidak boleh duduk W, ya?
Secara umum, posisi duduk W pada anak bukanlah hal yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini terkadang dilakukan anak ketika sedang bermain. Nah, sebetulnya posisi duduk ini boleh saja dilakukan, tetapi tidak dalam waktu yang lama dan sering.
International Hip Dysplasia Institute menyatakan bahwa anak mungkin kerap melakukan posisi ini saat berusia 3 tahun. Namun, kebiasaan ini akan hilang secara alami seiring pertumbuhan anak. Kendati demikian, banyak terapis fisik dan okupasi yang memiliki kekhawatiran akan posisi duduk ini.
Bukan tanpa alasan pendapat kenapa tidak boleh duduk W digaungkan. Posisi duduk ini dikatakan memiliki sejumlah risiko yang berdampak pada tumbuh kembang anak hingga dewasa.
Jika kamu mendapati anak kerap duduk posisi W dalam waktu lama, ada baiknya lakukan interupsi untuk mengubah kebiasaan tersebut, ya. Berikut beberapa risiko dampak yang muncul akibat kebiasaan tersebut.
Pada dasarnya, posisi duduk W biasanya dilakukan anak tanpa sadar karena dianggap lebih kokoh dalam menopang tubuh. Pasalnya, posisi duduk W menjadikan kaki sebagai penopang kerja otot dan menciptakan gravitasi yang lebih rendah dengan dasar lebar.
Dengan demikian, anak dengan kaki atau badan yang tidak cukup kuat memilih posisi ini karena dirasa bisa tetap stabil. Sayangnya, kamu perlu mencurigai kondisi tonus otot yang buruk jika anak kerap duduk dalam posisi W. Termasuk sering terjatuh, keterlambatan keterampilan motorik kasar, hingga postur tubuh yang buruk.
Jika anak didiagnosis mengalami gangguan pada pinggul akibat bawaan lahir atau selama masa perkembangan, sebaiknya hindari posisi duduk W. Termasuk ketika anak mengalami displasia pinggul. Pasalnya, posisi duduk tersebut dapat meningkatkan terjadinya dislokasi pinggul.
Pada anak dengan displasia pinggul, duduk dalam posisi W dikatakan bisa memutar pinggul ke bagian dalam hingga mendorongnya keluar dari sendi. Untuk itu, waspadai apabila anak mengeluhkan nyeri sendi, ya.
Kenapa tidak boleh duduk W pada anak juga didasari maksud agar terhindar dari gangguan ortopedi. Duduk posisi W menyebabkan otot-otot di kaki dan pinggul menjadi tegang. Ketika hal tersebut terjadi, gerakan normal terhambat hingga memengaruhi perkembangan koordinasi serta keseimbangan anak.
Terlalu sering duduk W mungkin mengembangkan masalah di bagian otot paha belakang, otot adduktor pinggul, dan tendon Achilles. Penting untuk memahami gejalanya, karena otot anak mungkin tegang ketika berjalan dengan ujung kaki menghadap ke atas.
Posisi duduk ini mungkin dilakukan oleh si kecil karena mereka kesulitan melakukan koordinasi atau gerakan mandiri di sisi kanan dan kiri tubuh. Seperti dijelaskan sebelumnya, posisi duduk W memungkinkan anak lebih stabil.
Dalam posisi duduk W, anak bisa meraih benda di sebelah kanannya hanya dengan tangan kanan, begitu juga sebaliknya. Akibatnya, hal ini membatasi gerakan batang tubuh dan menghambat anak menjangkau suatu hal.
Mengingat alasan kenapa tidak boleh duduk W bisa memicu dampak jangka panjang, sebaiknya ingatkan anak untuk tidak melakukannya terlalu lama, ya. Sebagai gantinya, minta anak duduk bersila, menyamping, atau berlutut.
"W-Sitting: Is It Really a Problem?". Healthline. Diakses Agustus 2024
"What is W-Sitting?". Pathways. Diakses Agustus 2024
"‘W’ Sitting Is Not Bad for Kids, CHLA Study Finds". Children's Hospital Los Angeles. Diakses Agustus 2024
"What to Know About W-Sitting in Children". WebMD. Diakses Agustus 2024