Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pasien diinfus di rumah sakit.
ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Merkuri adalah unsur kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama dalam bentuk merkuri elemental, anorganik, dan organik.

  • Sumber paparan merkuri meliputi ikan tertentu, bola lampu berpendar, termometer air raksa, tambalan gigi, dan baterai.

  • Kelompok yang lebih rentan terhadap efek merkuri antara lain janin, anak-anak hingga usia 6 tahun, orang dengan penyakit ginjal, pekerja di industri merkuri, serta ibu hamil.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Merkuri adalah unsur kimia yang secara alami terdapat dalam batuan di kerak bumi. Tampilannya perak mengilap, sehingga sering dijuluki “perak cair.” Dalam tabel periodik, merkuri dikenal dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Yang membuatnya menarik adalah sifatnya sebagai logam yang bisa berbentuk cair maupun padat, tergantung suhu lingkungan.

Karena mampu menghantarkan panas dan listrik, merkuri digunakan dalam berbagai alat. Mulai dari termometer hingga lampu jalan dan bohlam fluoresen. Namun, di balik kegunaannya, merkuri menyimpan risiko kesehatan yang tidak bisa disepelekan.

Ketika tubuh terpapar merkuri dalam jumlah berlebihan, bisa terjadi kondisi yang disebut keracunan merkuri. Ini adalah reaksi toksik yang dapat merusak sistem saraf, ginjal, dan organ penting lainnya. Paparan bisa berasal dari lingkungan, makanan laut tertentu, atau bahan industri, dan dampaknya bisa serius jika tidak ditangani.

Bentuk merkuri yang beracun

Ada tiga jenis merkuri yang berbahaya bagi tubuh manusia:

  • Merkuri elemental (merkuri cair, quicksilver): Jenis ini biasanya ditemukan dalam termometer kaca, sakelar listrik, lampu fluoresen, dan tambalan gigi.

  • Merkuri anorganik: Umumnya terdapat dalam baterai, beberapa jenis disinfektan, dan laboratorium kimia.

  • Merkuri organik: Sumbernya termasuk asap pembakaran batu bara, ikan yang mengandung metilmerkuri (bentuk merkuri organik), dan antiseptik lama seperti merurochrome merah.

Merkuri di lingkungan kita

Ada sejumlah sumber umum merkuri di lingkungan kita. Ini termasuk:

  • Spesies ikan yang lebih besar: Jika dimakan dalam jumlah banyak, ini dapat meningkatkan jumlah merkuri dalam tubuh.

  • Bola lampu berpendar dan berenergi rendah: Kalau sampai pecah, ada risiko menghirup uap merkuri dan kontak kulit dengan merkuri.

  • Termometer air raksa: Merkuri murni atau perak raksa dari termometer yang rusak dapat menimbulkan risiko jika kamu menghirup uap merkuri atau melakukan kontak kulit dengan merkuri.

  • Tambalan gigi: Tambalan amalgam modern memiliki kadar merkuri yang rendah, yang dianggap aman bagi kebanyakan orang.

  • Baterai: Beberapa baterai mengandung merkuri yang dapat masuk ke lingkungan jika berakhir di tempat pembuangan akhir.

Kelompok yang lebih berisiko terhadap efek merkuri

ilustrasi ibu hamil (IDN Times/Novaya Siantita)

Efek paparan merkuri bergantung pada jenis merkuri yang terlibat. Secara umum, merkuri cenderung menyerang sistem saraf, sehingga janin dan anak-anak berada dalam kelompok yang paling rentan karena sistem saraf mereka masih dalam tahap perkembangan.

Kelompok yang berisiko lebih tinggi terhadap paparan merkuri meliputi:

  • Janin.

  • Bayi.

  • Anak-anak usia hingga 6 tahun.

  • Orang dengan penyakit ginjal.

  • Mereka yang lahir sebelum tahun 1950 dan pernah terpapar merkuri dalam produk bayi, serta mengalami pink disease.

  • Pekerja di lingkungan industri yang menggunakan atau menghasilkan merkuri.

Ibu hamil sebaiknya menghindari paparan merkuri agar zat tersebut tidak masuk ke aliran darah dan ditransfer ke janin. Sementara itu, kadar merkuri dalam ASI umumnya tidak cukup tinggi untuk menimbulkan risiko bagi bayi.

Gejala keracunan merkuri

Merkuri elemental

Merkuri elemental biasanya tidak berbahaya jika hanya disentuh atau tertelan. Karena teksturnya yang kental dan licin, zat ini cenderung tidak terserap oleh tubuh, akan lepas dari kulit atau keluar dari lambung dan usus tanpa diserap.

Namun, risiko serius muncul ketika merkuri elemental berubah menjadi tetesan kecil di udara dan terhirup ke dalam paru-paru. Ini sering terjadi secara tidak sengaja, misalnya saat seseorang mencoba menyedot tumpahan merkuri dengan vacuum cleaner.

Jika jumlah merkuri yang terhirup cukup besar, gejala akan muncul dengan cepat (gejala akut). Bila paparan terjadi dalam jumlah kecil tetapi berlangsung lama, akan timbul gejala kronis, seperti:

  • Rasa logam di mulut.

  • Muntah.

  • Sulit bernapas.

  • Batuk parah.

  • Gusi bengkak dan berdarah.

Tergantung pada jumlah yang terhirup, paparan ini bisa menyebabkan kerusakan paru-paru permanen bahkan kematian. Kerusakan otak jangka panjang juga dapat terjadi akibat paparan merkuri elemental melalui udara.

Ada pula kasus merkuri disuntikkan ke bawah kulit, yang dapat menyebabkan demam dan ruam. Infeksi bisa berkembang dan memerlukan tindakan bedah untuk mengeluarkan merkuri dari tubuh.

Merkuri anorganik

Berbeda dengan bentuk elemental, merkuri anorganik biasanya beracun jika tertelan. Gejala yang muncul tergantung pada jumlah yang masuk ke dalam tubuh, dan bisa meliputi:

  • Rasa terbakar di lambung dan tenggorokan.

  • Diare dan muntah berdarah.

Jika masuk ke aliran darah, merkuri anorganik dapat menyerang ginjal dan otak. Akibatnya bisa berupa kerusakan ginjal permanen hingga gagal ginjal. Dalam jumlah besar, paparan merkuri anorganik dapat menyebabkan kehilangan cairan dan darah secara masif, yang berujung pada kematian.

Merkuri organik

Merkuri organik dapat menyebabkan penyakit jika terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit dalam jangka waktu lama. Biasanya, efeknya tidak langsung terasa. Gejala baru muncul setelah paparan kecil yang berlangsung selama bertahun-tahun. Meski begitu, satu kali paparan dalam jumlah besar juga bisa menimbulkan masalah serius.

Paparan jangka panjang terhadap merkuri organik dapat memengaruhi sistem saraf, dengan gejala seperti:

  • Mati rasa atau nyeri di bagian tubuh tertentu.

  • Gemetar yang tidak terkendali.

  • Gangguan berjalan.

  • Kebutaan atau penglihatan ganda.

  • Masalah memori.

  • Kejang dan kematian (pada paparan besar).

Paparan metilmerkuri, bentuk merkuri organik yang paling beracun, selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen pada janin. Karena itu, sebagian besar tenaga kesehatan menyarankan untuk mengurangi konsumsi ikan bermerkuri tinggi seperti ikan todak selama kehamilan, dan membatasi konsumsi ikan tersebut pada anak-anak. Perempuan hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis ikan yang aman untuk dikonsumsi.

Komplikasi jangka panjang

Paparan merkuri dalam kadar tinggi dapat menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang yang serius, termasuk:

Kerusakan neurologis

Keracunan merkuri dapat menyebabkan refleks yang melambat, gangguan keterampilan motorik, dan masalah intelektual. Kadar merkuri yang tinggi dalam darah meningkatkan risiko kerusakan sistem saraf jangka panjang, terutama pada anak-anak yang sistem sarafnya masih berkembang.

Sebuah studi mencatat bahwa banyak kasus keracunan merkuri berujung pada kerusakan saraf permanen, yang dapat menyebabkan:

  • Gangguan intelektual dan penurunan IQ.

  • Refleks lambat.

  • Gangguan koordinasi gerak.

  • Kelumpuhan.

  • Mati rasa.

  • Masalah memori dan konsentrasi.

  • Gejala mirip ADHD.

Dampak reproduksi

Keracunan merkuri juga berdampak pada sistem reproduksi. Paparan dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma, penurunan kesuburan, serta gangguan pada janin.

Efek yang mungkin terjadi meliputi cacat lahir, penurunan tingkat kelangsungan hidup janin, serta pertumbuhan dan ukuran bayi yang lebih kecil saat lahir.

Risiko kardiovaskular

Merkuri mendorong pembentukan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel-sel sehat. Akibatnya, risiko gangguan jantung meningkat, termasuk serangan jantung dan penyakit jantung koroner.

Diagnosis

ilustrasi kondisi gawat darurat (freepik.com/wavebreakmedia_micro)

Keracunan merkuri paling sering terdeteksi di unit gawat darurat, biasanya setelah seseorang mengalami paparan dan menunjukkan gejala yang cukup parah.

Tenaga medis akan melakukan diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik menyeluruh. Mereka akan menanyakan berbagai hal terkait gejala yang dialami, seperti sejak kapan muncul, seberapa berat, serta apakah ada kemungkinan paparan terhadap bahan kimia atau senyawa tertentu.

Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa tes untuk memantau kadar merkuri dalam tubuh, antara lain:

  • Rontgen dada.

  • Urinalisis.

  • Tes darah lengkap, termasuk hitung darah dan panel metabolik.

  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa fungsi jantung.

Pengobatan

Langkah pertama pengobatan adalah menjauhkan pasien dari sumber paparan. Setelahnya, pengobatan akan disesuaikan dengan jenis merkuri yang terlibat.

Tenaga medis akan memantau tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah. Juga akan dilakukan beberapa tes, meliputi cek darah dan urine, rontgen dada, dan EKG.

Pengobatan dapat mencakup:

  • Arang aktif, diminum atau dimasukkan melalui selang ke lambung (dalam kasus tertentu jika merkuri tertelan).

  • Cuci darah (dialisis).

  • Pemberian cairan melalui infus.

  • Obat-obatan untuk meredakan gejala.

Jenis paparan akan menentukan tes dan pengobatan tambahan yang diperlukan.

Merkuri elemental

Keracunan akibat menghirup merkuri elemental bisa sulit ditangani. Penanganan dapat mencakup:

  • Oksigen atau udara lembap.

  • Dukungan pernapasan, termasuk pemberian oksigen, pemasangan selang ke paru-paru, dan penggunaan ventilator.

  • Penyedotan merkuri dari paru-paru.

  • Obat untuk mengeluarkan merkuri dan logam berat dari tubuh.

  • Operasi untuk mengangkat merkuri jika disuntikkan ke bawah kulit.

Merkuri anorganik

Penanganan keracunan merkuri anorganik biasanya dimulai dengan perawatan suportif. Pasien dapat menerima:

  • Cairan melalui infus.

  • Obat untuk meredakan gejala.

  • Arang aktif untuk menyerap zat beracun dari lambung.

  • Obat khusus yang disebut kelator, untuk mengeluarkan merkuri dari darah.

Merkuri organik

Paparan merkuri organik biasanya ditangani dengan obat kelator, yang berfungsi mengeluarkan merkuri dari darah dan menjauhkannya dari otak serta ginjal. Pengobatan ini sering kali perlu dilakukan selama beberapa minggu hingga bulan, tergantung tingkat paparan dan kondisi pasien.

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah keracunan merkuri dalam makanan adalah dengan memperhatikan jumlah dan jenis makanan laut yang kamu makan. Misalnya dengan:

  • Batasi konsumsi ikan yang lebih besar.
  • Hindari ikan yang mengandung merkuri tingkat tinggi jika sedang hamil atau menyusui.
  • Ikuti pedoman penyajian ikan dan makanan laut untuk anak-anak.
  • Bijaklah dalam mengonsumsi makanan seperti sushi, karena banyak pilihan yang dibuat dari ikan yang mengandung merkuri.
  • Mengetahui jenis-jenis ikan yang aman di konsumsi di area tempat kamu tinggal, khususnya jika kamu memancing sendiri makanan laut yang akan dikonsumsi.
  • Lakukan tes merkuri darah atau urine sebelum mencoba untuk hamil.
  • Cuci tangan segera jika merasa telah terpapar merkuri dalam bentuk lain.
  • Kelola tumpahan merkuri rumah tangga.
  • Hindari aktivitas dengan risiko paparan merkuri yang diketahui, seperti ekstraksi emas rumahan.

Merkuri beracun bagi manusia. Tidak ada obat standar untuk mengobati keracunan merkuri, jadi sebaiknya hindari paparan merkuri dalam jumlah tinggi. Menghilangkan faktor risiko dengan melakukan perubahan pola makan dan pekerjaan atau lingkungan hidup dapat membantu mengurangi kadar merkuri dalam tubuh.

Segera konsultasi dengan dokter jika mengalami tanda awal keracunan merkuri. Ini penting karena keracunan merkuri dapat memiliki efek jangka panjang. Orang tua dan pengasuh juga harus tahu tanda-tanda keracunan merkuri pada anak-anak dan menghubungi dokter jika anak atau bayi mengalami gejala apa pun.

Referensi

"Mercury Poisoning." Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

"Mercury exposure and poisoning." Better Health Channel. Diakses September 2025.

"Mercury." World Health Organization. Diakses September 2025.

“Mercury Poisoning: MedlinePlus Medical Encyclopedia,” n.d., https://medlineplus.gov/ency/article/002476.htm.

Young-Seoub Hong, Yu-Mi Kim, and Kyung-Eun Lee, “Methylmercury Exposure and Health Effects,” Journal of Preventive Medicine and Public Health 45, no. 6 (November 29, 2012): 353–63, https://doi.org/10.3961/jpmph.2012.45.6.353.

"How People are Exposed to Mercury." U.S. Environmental Protection Agency. Diakses September 2025.

Shawn L. Posin, Erwin L. Kong, and Sandeep Sharma, “Mercury Toxicity,” StatPearls - NCBI Bookshelf, August 8, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499935/.

Editorial Team