Merkuri elemental
Merkuri elemental biasanya tidak berbahaya jika hanya disentuh atau tertelan. Karena teksturnya yang kental dan licin, zat ini cenderung tidak terserap oleh tubuh, akan lepas dari kulit atau keluar dari lambung dan usus tanpa diserap.
Namun, risiko serius muncul ketika merkuri elemental berubah menjadi tetesan kecil di udara dan terhirup ke dalam paru-paru. Ini sering terjadi secara tidak sengaja, misalnya saat seseorang mencoba menyedot tumpahan merkuri dengan vacuum cleaner.
Jika jumlah merkuri yang terhirup cukup besar, gejala akan muncul dengan cepat (gejala akut). Bila paparan terjadi dalam jumlah kecil tetapi berlangsung lama, akan timbul gejala kronis, seperti:
Tergantung pada jumlah yang terhirup, paparan ini bisa menyebabkan kerusakan paru-paru permanen bahkan kematian. Kerusakan otak jangka panjang juga dapat terjadi akibat paparan merkuri elemental melalui udara.
Ada pula kasus merkuri disuntikkan ke bawah kulit, yang dapat menyebabkan demam dan ruam. Infeksi bisa berkembang dan memerlukan tindakan bedah untuk mengeluarkan merkuri dari tubuh.
Merkuri anorganik
Berbeda dengan bentuk elemental, merkuri anorganik biasanya beracun jika tertelan. Gejala yang muncul tergantung pada jumlah yang masuk ke dalam tubuh, dan bisa meliputi:
Jika masuk ke aliran darah, merkuri anorganik dapat menyerang ginjal dan otak. Akibatnya bisa berupa kerusakan ginjal permanen hingga gagal ginjal. Dalam jumlah besar, paparan merkuri anorganik dapat menyebabkan kehilangan cairan dan darah secara masif, yang berujung pada kematian.
Merkuri organik
Merkuri organik dapat menyebabkan penyakit jika terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit dalam jangka waktu lama. Biasanya, efeknya tidak langsung terasa. Gejala baru muncul setelah paparan kecil yang berlangsung selama bertahun-tahun. Meski begitu, satu kali paparan dalam jumlah besar juga bisa menimbulkan masalah serius.
Paparan jangka panjang terhadap merkuri organik dapat memengaruhi sistem saraf, dengan gejala seperti:
Mati rasa atau nyeri di bagian tubuh tertentu.
Gemetar yang tidak terkendali.
Gangguan berjalan.
Kebutaan atau penglihatan ganda.
Masalah memori.
Kejang dan kematian (pada paparan besar).
Paparan metilmerkuri, bentuk merkuri organik yang paling beracun, selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen pada janin. Karena itu, sebagian besar tenaga kesehatan menyarankan untuk mengurangi konsumsi ikan bermerkuri tinggi seperti ikan todak selama kehamilan, dan membatasi konsumsi ikan tersebut pada anak-anak. Perempuan hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis ikan yang aman untuk dikonsumsi.