ilustrasi GERD atau penyakit asam lambung (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Para peneliti Spanyol juga melihat adanya gangguan makan dan pencernaan pada beberapa pasien. Sebanyak 13 (72 persen) dari 18 pasien didiagnosis mengalami disfagia orofaring (kesulitan menelan).
Lalu, dari tes pencernaan pada 18 pasien, sejumlah 8 pasien (42 persen) mengalami gangguan kemampuan pemindahan makanan ke lambung (melalui esofagus). Dari 8 pasien tersebut, 2 pasien (25 persen) mengalami kesulitan menelan.
Penyakit asam lambung (GERD) terlihat pada 9 (47 persen) dari 19 pasien. Dari 9 pasien tersebut, 4 pasien (44 persen) mengalami kesulitan memindahkan makanan ke lambung, dan 3 pasien (33 persen) mengalami hernia hiatal, kondisi bagian atas lambung menonjol ke rongga dada melalui bukaan diafragma.
ilustrasi suara serak (freepik.com/katemangostar)
Selain itu, para peneliti Spanyol mengetes suara para pasien dengan Voice Handicap Index 30. Hasilnya, dari 17 pasien, 8 pasien (47 persen) menunjukkan kinerja suara abnormal. Dari 8 pasien, sebanyak 7 pasien (88 persen) mengalami disfonia.
"Sejauh ini, temuan kami menunjukkan bahwa disfungsi saraf vagus adalah salah satu ciri patofisiologis inti dari long COVID," tulis para peneliti dalam kesimpulan.