Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kesalahan Umum saat Mengalami Heatstroke, Bisa Fatal!

ilustrasi cuaca yang panas (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Intinya sih...
  • Menunda pertolongan saat muncul gejala awal heatstroke bisa berakibat fatal.
  • Mandi langsung dengan air dingin bisa membuat tubuh terkejut dan memperparah kondisi.
  • Berhenti beraktivitas saat muncul tanda heatstroke, istirahatkan tubuh sepenuhnya tanpa menunda.

Heatstroke atau sengatan panas terjadi ketika suhu tubuh naik secara drastis dan tidak mampu menurunkan panas secara alami. Kondisi ini bukan sekadar kelelahan karena panas, melainkan situasi medis serius yang bisa mengancam nyawa bila tidak ditangani dengan benar. Suhu tubuh yang mencapai 40°C atau lebih bisa merusak organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal dalam waktu singkat.

Sayangnya, banyak orang justru melakukan kesalahan saat menghadapi gejala heatstroke, baik karena kurang informasi maupun panik dalam bertindak. Alih-alih membaik, tindakan yang keliru justru bisa memperparah kondisi tubuh dan memperlambat pemulihan. Berikut ini empat kesalahan umum yang sering terjadi saat mengalami heatstroke dan mengapa penting untuk menghindarinya.

1. Mengabaikan tanda-tanda awal

ilustrasi cuaca yang panas (freepik.com/freepik)

Banyak orang menganggap gejala awal seperti pusing, mual, dan kulit memerah hanya sebagai efek cuaca panas biasa. Padahal, ini bisa menjadi tanda awal dari heatstroke yang memerlukan penanganan segera. Menunda pertolongan bisa menyebabkan suhu tubuh terus meningkat, berujung pada kerusakan organ vital yang sulit dipulihkan dalam waktu singkat.

Jika tubuh sudah menunjukkan tanda seperti denyut jantung cepat, kesulitan bernapas, atau kebingungan, itu berarti kondisi sudah masuk tahap serius. Dalam situasi ini, penundaan selama beberapa menit saja bisa berakibat fatal. Karena itu, penting untuk segera mencari tempat sejuk dan memulai penurunan suhu tubuh dengan cepat dan bertahap agar tidak menimbulkan syok tambahan.

2. Langsung mandi dengan air dingin

ilustrasi berendam (freepik.com/freepik)

Memang benar bahwa menurunkan suhu tubuh adalah prioritas, tetapi cara melakukannya harus tepat. Banyak orang memilih langsung mandi air dingin atau berendam es, padahal perubahan suhu ekstrem bisa membuat tubuh terkejut. Ini bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah mendadak dan mengganggu sirkulasi darah.

Pendekatan yang lebih aman adalah menggunakan kain basah dingin untuk mengompres leher, ketiak, dan lipatan tubuh lainnya. Bisa juga dengan menyemprotkan air sejuk dan membiarkannya menguap secara perlahan. Proses ini membantu menurunkan suhu tubuh secara bertahap dan lebih aman bagi sistem tubuh yang sedang stres.

3. Tetap memaksakan diri untuk beraktivitas

ilustrasi cuaca yang panas (freepik.com/freepik)

Rasa tidak nyaman kadang disalahartikan sebagai kelelahan ringan, sehingga banyak orang tetap memaksakan diri bekerja atau berolahraga. Padahal, saat tubuh sudah mengalami overheating, aktivitas fisik justru mempercepat kerusakan organ. Otot, ginjal, dan bahkan otak bisa terdampak karena aliran darah fokus ke permukaan kulit untuk mendinginkan tubuh, bukan ke organ dalam yang membutuhkan pasokan oksigen.

Berhenti beraktivitas adalah langkah pertama yang harus dilakukan saat muncul tanda heatstroke. Cari tempat teduh, duduk, dan istirahatkan tubuh sepenuhnya tanpa menunda. Memaksa bergerak saat tubuh tidak mampu mengatur panas dengan baik hanya akan memperparah kondisi dan memperbesar risiko komplikasi jangka panjang yang bisa berujung pada kondisi medis serius.

4. Meminum terlalu banyak air dalam waktu singkat

ilustrasi meminum elektrolit (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat mengalami heatstroke, beberapa orang akan merasa dehidrasi. Namun, meminum terlalu banyak air dalam waktu singkat bisa memicu hiponatremia, yaitu kondisi ketika kadar natrium dalam darah terlalu rendah. Ini menyebabkan sel membengkak dan bisa mengganggu fungsi otak.

Lebih baik minum sedikit demi sedikit, dengan air yang bersuhu ruangan atau agak sejuk. Hindari minuman berenergi atau yang mengandung kafein karena justru bisa memperburuk dehidrasi. Fokuskan pada pemulihan elektrolit secara perlahan agar tubuh bisa kembali ke kondisi normal tanpa risiko tambahan.

Heatstroke bukan sekadar kepanasan biasa, melainkan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan tepat. Mengetahui cara tepat merespons sengatan panas bisa menyelamatkan nyawa, terutama di tengah cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Tetap waspada dan utamakan tindakan yang berbasis informasi medis yang akurat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us