ilustrasi sakit kepala (freepik.com/cookie_studio)
Cephalgia atau sakit kepala bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup yang kurang sehat hingga kondisi medis tertentu. Adapun, contoh faktor gaya hidup yang memicu cephalgia antara lain kurang tidur, stres, dehidrasi, hingga telat makan. Selain itu, paparan gadget berlebihan dan pola kerja yang tidak teratur juga dapat memperparah kondisi ini.
Di sisi lain, cephalgia juga bisa merupakan gejala dari penyakit lain yang lebih serius, misalnya infeksi telinga, sinusitis, sakit gigi, tekanan darah tinggi, bahkan tumor otak. Oleh karena itu, penting untuk mengenali pola sakit kepala yang muncul. Lihat apakah itu hanya sementara, terjadi terus-menerus, atau disertai gejala tambahan lain.
Gejala cephalgia pun bervariasi, tergantung jenis dan penyebabnya. Beberapa orang merasakan nyeri di satu sisi kepala, sementara yang lain merasakan tekanan di seluruh bagian kepala. Keluhan lain yang mungkin menyertai termasuk mual, penglihatan buram, hingga kepekaan terhadap cahaya dan suara. Jika mengalami hal ini secara berulang, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Mengetahui kode ICD-10 untuk cephalgia sangat berguna, baik bagi tenaga medis maupun pasien yang ingin memahami kondisi kesehatannya dengan lebih akurat. Dengan diagnosis yang tepat, penanganan medis dapat lebih efektif dan klaim BPJS pun bisa diproses tanpa hambatan. Jadi, jika kamu sering mengalami sakit kepala, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar segera diketahui jenis cephalgia-nya dan ditindaklanjuti dengan benar.
Referensi
“ICD-10-CM Code G44.0 - Cluster Headache Syndrome”. AAPC. Diakses Juli 2025.
“Cephalgia, cephalalgia (Index Entry)”. ICD10Data.com. Diakses Juli 2025.