ilustrasi bakteri (pixabay.com/qimono)
WHO menjelaskan, bahwa penyalahgunaan antimikroba (misuse) dan penggunaan antimikroba yang berlebihan (overuse) pada manusia, hewan, dan tanaman makin mempercepat dan menyebarkan resistansi antimikroba di seluruh dunia. Akibat resistansi antimikroba, infeksi makin sulit atau bahkan tidak dapat diobati, meningkatkan risiko penyakit menyebar, penyakit yang lebih parah, dan kematian.
Dalam sebuah studi global memperkirakan, lebih dari 4,9 juta orang meninggal dunia di 204 negara pada tahun 2019 baik secara langsung atau tidak langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri resistan antibiotik. Resistansi antimikroba merupakan ancaman bagi semua. Oleh sebab itu, WHO mendeklarasikan resistansi antimikroba sebagai salah satu dari 10 ancaman kesehatan masyarakat global.
Antimikroba yang digunakan sembarangan, baik pada manusia, hewan, dan tanaman makin mempercepat terjadinya resistansi antimikroba. Kuman kebal antimikroba dapat menyebar ke inang yang berbeda dan juga dapat berpindah ke lingkungan sehingga dapat mencemari suplai makanan. Kuman resistan pengobatan menjadi ancaman besar karena penyakit makin sulit diobati sehingga meningkatkan risiko kematian.