Ciri-Ciri Keputihan yang Berbahaya, Perempuan Perlu Tahu!

Bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan, lho

Umumnya, keputihan atau vaginal discharge berwarna putih pucat hingga kekuningan. Namun, kondisi kesehatan tertentu bisa memengaruhi warna keputihan ini. Akibatnya, warna keputihan bisa berubah-ubah, mulai dari kehijauan hingga abu-abu.

Di antara berbagai macam rupa cairan vagina, warna-warna berikut bisa menandakan ciri-ciri keputihan yang berbahaya. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui tandanya sehingga tahu kapan harus pergi ke dokter untuk mendapat perawatan. 

Ciri-ciri keputihan yang berbahaya

Tampilan cairan sekresi vagina yang tidak seperti umumnya bisa menandakan infeksi tertentu. Tidak sepenuhnya menakutkan, tapi  kamu perlu mewaspadainya barangkali perlu mendapatkan pengobatan. 

Cairan keputihan yang normal atau tidak bisa dilihat dari warna, tekstur, dan aroma dan volumenya. Dilansir WebMD, ciri-ciri keputihan yang tidak normal dan kemungkinan penyebabnya dipetakan sebagai berikut. 

  • Berdarah atau cokelat

Warna ini menunjukkan kemungkinan siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada kondisi tertentu, warna ini juga bisa menjadi indikator kanker serviks atau endometrium. Gejala lain yang menunjukkan ketidaknormalan adalah pendarahan vagina dan nyeri panggul. 

  • Kuning pekat

Kuning pekat bisa menandakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Selain itu, warna ini juga bisa menunjukkan tanda infeksi. Lebih jelasnya, adanya pendarahan di luar periode menstruasi, inkontinesia urine, dan nyeri panggul.

  • Berbusa, kuning kehijauan, dan beraroma tidak sedap

Ini dapat menjadi tanda infeksi trikomoniasis yang disebabkan oleh bakteri Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis merupakan infeksi penyakit menular seksual yang ditandai dengan rasa sakit dan gatal di area genital saat buang air kecil.

  • Bertekstur tebal seperti keju

Warnanya bisa jadi kekuningan menuju pekat, tetapi berkonsistensinya cukup kental, bisa mirip keju atau tahu lembut. Sekresi ini mungkin menandakan infeksi jamur. Gejala lainnya yakni bengkak dan nyeri di sekitar vulva, rasa gatal, dan nyeri saat berhubungan badan.

  • Putih, abu-abu, atau kuning dengan bau amis

Sekresi abnormal ini bisa menandakan vaginosis bakterial. Selain keputihan, individu yang terkena gangguan kesehatan ini dapat merasakan gatal atau terbakar, kemerahan dan pembengkakan pada vulva atau vagina.

Baca Juga: 5 Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan, Calon Ibu Wajib Tahu

Cara mengobati keputihan tidak normal

Ciri-Ciri Keputihan yang Berbahaya, Perempuan Perlu Tahu!ilustrasi keputihan tidak normal (unsplash.com/maria talks)

Perawatan untuk menangani keputihan bisa berbeda, tergantung penyebabnya. Misalnya, infeksi jamur bisa diobati dengan antijamur berupa krim atau gel. Sementara itu, vaginosis bakteri dapat diresepkan pil atau krim antibiotik. Adapun, trikomoniasis bisa diresepkan dengan obat metronidazole (Flagyl) atau tinidazole (Tindamax).

Untuk mendapatkan perawatan terbaik, sebaiknya segera hubungi dokter setelah mendapati ciri-ciri keputihan yang berbahaya. Nah, guna mencegah infeksi vagina pemicu keputihan tidak normal, selalu usahakan untuk melakukan hal berikut:

  • Menjaga kebersihan vagina, bilas menggunakan air bersih dan sabun dengan pH tepat
  • Hindari menggunakan produk (sabun ataupun detergen) yang beraroma atau dengan pewarna untuk pakaian dalam
  • Bersihkan area vagina dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk dan menyebabkan infeksi
  • Kenakan celana dalam berbahan katun dan kurangi memakai pakaian yang terlalu ketat.

Sekresi vagina yang tidak normal bisa diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan, seperti antibiotik atau steroid, pil KB, dan lainnya. Jika mengalaminya, konsultasikan dengan dokter terkait gejala yang muncul dan kemungkinan alternatif pengobatan.

Penting untuk mengetahui siklus menstruasi

Tubuh nyaris selalu memproduksi cairan selama siklus menstruasi. Meski demikian, tampilan sekresi bisa berbeda tergantung pada fasenya. Misalnya, saat mendekati masa ovulasi, biasanya keluar cairan bertekstur, tapi tanpa aroma.

Sementara, saat memasuki masa ovulasi, cairan dapat berubah menjadi lebih bening dan teksturnya lebih encer. Lendir akan berubah menjadi lebih kuning dan teksturnya mengental mirip ingus seiring mendekati masa menstruasi. 

Mengetahui rupa keputihan selama siklus menstruasi akan membantumu mendeteksi adanya perubahan. Dengan demikian, kamu bisa lebih waspada dan segera mendapatkan perawatan ketika merasa bentuk sekresi tidak seperti biasanya. 

Perempuan wajib banget tahu ciri-ciri keputihan yang berbahaya. Oleh karenanya, selalu perhatikan cairan vaginamu selama siklus menstruasi untuk mendeteksi apakah cairan itu normal atau tidak. Jika mendapati sekresi tidak normal, segera hubungi dokter untuk mendapat pengobatan.

Baca Juga: Keputihan Berwarna Hijau, Apa Penyebab dan Cara Mencegahnya?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Rihanna Bunga

Berita Terkini Lainnya