Stroke Telinga (SSHL): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Gangguan pendengaran yang terjadi secara tiba-tiba

Pernah mendengar istilah stroke telinga? Kondisi ini masih diperdebatkan tentang ada dan tidaknya. Meski demikian, beberapa pendapat mengaitkannya dengan gangguan kesehatan SSHL.  

Sudden Sensorineural Hearing Loss atau SSHL juga sering dikenal sebagai tuli mendadak. Apa gejalanya dan bagaimana gangguan pendengaran ini terjadi?

 

Stroke telinga (SSHL) atau stroke telinga

Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL) merupakan salah satu gangguan pendengaran. Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan ini dapat kehilangan pendengaran dengan cepat.  

SSHL biasanya memengaruhi salah satu telinga. Kondisi ini umumnya terjadi secara tiba-tiba. Suara seperti terpendam, lalu akhirnya tidak terdengar sama sekali.

Saat mendengar, dilakukan pengukuran desibel untuk mengetahui intensitas dan kenyaringan suara. Desibel terendah, yakni nol yang berarti mendekati keheningan total. Sementara, bisikan memiliki frekuensi sekitar 30 desibel, sedangkan ucapan normal 60 desibel. 

Ketika kehilangan kemampuan mendengar suara 30 desibel dalam tiga frekuensi yang terhubung, maka dapat dikatakan seseorang mengalami SSHL. Pada kondisi ini, seseorang akan mendengar suara normal terdengar seperti bisikan. 

SSHL paling sering terjadi pada seseorang berusia 30-60 tahun. Sekitar 50 persen SSHL terjadi secara unilateral atau memengaruhi satu telinga saja. Kondisi ini dapat pulih dalam waktu 2 minggu jika mendapatkan perawatan segera, melansir Healthline. 

Pada kasus yang lebih parah, 15 persen orang dengan SSHL dapat mengalami penurunan kemampuan pendengaran dari waktu ke waktu. Namun, alat bantu dengar dan implan koklea dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi. 

Penyebab SSHL

Stroke Telinga (SSHL): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi telinga (freepik.com/evening_tao)

Stroke telinga atau SSHL dapat terjadi akibat adanya kerusakan pada koklea di telinga bagian dalam. Bisa juga ketika terdapat ketidaknormalan di jalur saraf antara telinga dan otak.

Sebagian besar dokter tidak menemukan penyebab spesifik SSHL unilateral. Namun, pada SSHL bilateral (kedua telinga), penyebabnya mungkin karena hal berikut:

  • Malformasi telinga bagian dalam
  • Cedera kepala atau trauma
  • Kontak yang terlalu lama dengan suara keras
  • Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis
  • Penyakit sistem kekebalan tubuh seperti Cogan syndrome
  • Penyakit Meniere (kelainan telinga bagian dalam)
  • Penyakit Lyme (penyakit menular melalui gigitan kutu)
  • Obat ototoxic yang membahayakan telinga
  • Racun dari gigitan ular

SSHL juga bisa menjadi gangguan kesehatan bawaan. Pemicunya yakni penyakit yang ditularkan dari ibu ke anak, seperti rubella, sifilis, dan herpes. Infeksi Toxoplasma gondii, genetik dan berat badan lahir rendah juga bisa memicu SSHL sejak lahir. 

Baca Juga: 7 Potensi Komplikasi akibat Infeksi Telinga, Bisa Serius!

Gejala stroke telinga (SSHL)

Dari sumber yang sama disebutkan bahwa 9 dari 10 orang yang mengalami SSHL hanya terjadi pada satu telinga. Beberapa pasien menyadari gangguan pendengaran tersebut tepat setelah bangun pagi hari. 

Identifikasi SSHL juga bisa disadari ketika menggunakan headphone. Gangguan pendengaran yang tiba-tiba bisa didahului dengan suara letupan yang keras. Gejala lainnya termasuk:

  • Kesulitan mengalami percakapan bersama
  • Suara percakapan teredam
  • Ketidakmampuan untuk mendengar dengan baik ketika ada banyak kebisingan latar belakang
  • Kesulitan mendengar suara bernada tinggi
  • Pusing
  • Masalah keseimbangan
  • Tinnitus (suara dering atau dengungan di telinga).

Diagnosis SSHL

Stroke Telinga (SSHL): Penyebab, Gejala, dan Pengobatanilustrasi telinga (unsplash.com/Mark Paton)

SSHL didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik. Kamu mungkin diminta untuk menutup salah satu telinga pada satu waktu. Selanjutnya, dokter akan memperdengarkan suara dalam beberapa volume berbeda. 

Selain itu, dokter juga dapat memeriksa menggunakan tes garpu tala. Alat tersebut digunakan untuk memeriksa kerusakan atau bagian telinga tengah dan gendang telinga yang bergetar.

Terdapat pula tes audiometri yang memeriksa pendengaran dengan lebih teliti dan tepat. Audiolog akan menguji kemampuan mendengar menggunakan earphone. Nantinya, serangkaian suara dengan tingkat volume yang berbeda akan dikirim ke telinga secara terpisah.

Pengobatan dan perawatan SSHL

Makin cepat stroke telinga atau SSHL mendapat perawatan, semakin tinggi pula peluang sembuhnya. Namun, tingkat keberhasilan pengobatan tentu berbeda, tergantung pada penyebabnya. 

Pengobatan dapat diberikan dengan resep steroid. Obat ini mampu mengurangi peradangan dan pembengkakan. Selain itu, dokter juga bisa meresepkan antibiotik jika penyebab SSHL adalah infeksi. 

Dalam beberapa kasus yang lebih parah, tindakan bedah untuk implantasi koklea mungkin diperlukan. Implan tidak sepenuhnya memulihkan pendengaran, tetapi dapat memperkuat suara hingga mendekati desibel normal. Studi dalam Journal of the European Federation of Oto-Rhino-Laryngological Societies (EUFOS) menyebutkan bahwa sekitar 54,5 persen pasien SSHL menunjukkan setidaknya pemulihan sebagian setelah 10 hari pengobatan. 

Jika merasa mengalami gejala stroke telinga atau SSHL, ada baiknya segera mendapatkan perawatan medis, ya. Sebab, makin awal didiagnosis, semakin besar pula kemungkinan untuk pulih. 

Baca Juga: Amankah Menggunakan Penyumbat Telinga saat Tidur?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya