Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)
Vaksin CoronaVac disuntikkan pada 8,6 juta rakyat Cile. Terlihat dua minggu setelah penyuntikan dosis kedua, penasihat Kementerian Kesehatan Cile, Dr. Rafael Araos, memaparkan bahwa vaksin Sinovac menunjukkan efektivitas:
- 58,5 persen mencegah COVID-19 bergejala
- 86 persen mencegah rawat inap akibat COVID-19
- 89,7 persen mencegah masuk ICU akibat COVID-19
- 86 persen mencegah kematian akibat COVID-19
Sebelumnya, pada April 2021, penelitian tersebut menemukan bahwa CoronaVac 67 persen efektif mencegah COVID-19 bergejala, 85 persen efektif mencegah rawat inap akibat COVID-19, dan 80 persen efektif mencegah kematian akibat COVID-19.
Vaksin Sinovac yang akan diserahkan dari Dinas Kesehatan Jawa Timur ke Pemerintah Kota Surabaya pada hari Senin (13/1/2021). (Twiter.com/SapawargaSby)
Hal ini menunjukkan bahwa sementara kapasitas vaksin Sinovac mencegah COVID-19 parah semakin menguat, kapasitas menghentikan COVID-19 bergejala telah berkurang seiring waktu.
Rafael mengatakan bahwa efek protektif vaksin memang berkurang seiring waktu dan hal ini tak dapat dihindari. Terutama, saat ini, dunia tengah kewalahan menghadapi peningkatan kasus akibat mutasi SARS-CoV-2 seperti varian Delta (B.1.617.2). Oleh karena itu, Rafael menyerukan butuhnya vaksin dosis ketiga atau booster.
"Jika Delta menyebar luas dan vaksin memiliki respons yang lebih lemah, kita dapat mengamati penurunan (efektivitas vaksin) yang lebih cepat," kata Rafael kepada Reuters.