Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kaki katak mentah.
ilustrasi kaki katak mentah (commons.wikimedia.org/Tomas Castelazo)

Intinya sih...

  • Sparganosis bisa muncul dengan gejala yang menyerupai penyakit paru umum, sehingga sering salah diagnosis, seperti dalam kasus ini.

  • Konsumsi hewan mentah, termasuk katak dan ular, merupakan jalur penularan utama parasit Spirometra mansoni yang dapat mengembara ke organ dalam.

  • Diagnosis tepat dan terapi antiparasit seperti praziquantel dapat memberikan pemulihan cepat, meski prosesnya bisa panjang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seorang perempuan 32 tahun di Shanghai datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berkepanjangan yang disertai dahak berdarah. Empat bulan gejala itu berlangsung, membuatnya kelelahan dan cemas. Beberapa minggu sebelum batuk berawal, ia sempat mengalami demam tinggi berkepanjangan. Rangkaian keluhan yang tidak membaik membuat tim medis mencurigai adanya gangguan pada paru-parunya.

Pemeriksaan awal menunjukkan gambaran yang menyerupai pneumonia eosinofilik, kondisi ketika sel darah putih menumpuk dan menimbulkan peradangan di paru. Dokter memberikan terapi steroid, penanganan standar untuk kondisi inflamasi/peradangan semacam itu. Namun, batuknya tidak juga hilang. Bahkan setelah dua bulan, hasil CT scan menunjukkan masih ada lesi berulang yang tidak kunjung membaik. Inilah yang membuat tim medis mempertanyakan kembali diagnosis awal.

Ternyata, biang keroknya adalah parasit dari katak mentah

Ketika dipindahkan ke rumah sakit lain, riwayat kesehariannya ditelusuri lebih dalam. Ia mengaku gemar mengonsumsi makanan mentah—terutama seafood dan katak segar yang kadang dimakan setengah mentah. Para dokter curiga. Pemeriksaan antibodi pun dilakukan, dan hasilnya mengarah pada parasit Spirometra mansoni, penyebab infeksi langka bernama sparganosis.

Larva Spirometra biasanya menetap di jaringan bawah kulit, bukan di organ vital. Karena itu, kasus larva yang bermigrasi sampai ke paru-paru seperti ini sangat jarang terjadi.

Ketika pasien membawa seekor katak dari daerah tempat tinggalnya, dokter membedahnya, dan di dalamnya ditemukan larva parasit yang sama. Temuan ini menjadi potongan puzzle terakhir yang mengonfirmasi sumber infeksi.

Detail dari laporan ini bahkan mencatat bahwa di beberapa daerah di Asia, konsumsi hewan kecil dalam keadaan hidup masih dianggap sebagai bagian dari tradisi atau pengobatan alami. Contohnya, seorang perempuan lansia di Hangzhou sempat menelan delapan katak hidup sebagai upaya meredakan nyeri punggung kronis, dan kemudian didiagnosis dengan infeksi parasit. Rangkaian kasus ini menunjukkan bagaimana satu kebiasaan yang tampak tidak berbahaya dapat membawa konsekuensi besar bagi kesehatan.

Pengobatan, pemulihan, dan pelajaran penting

ilustrasi memasak daging (pexels.com/Cihan Yüce)

Setelah diagnosis ditegakkan, terapi antiparasit akhirnya diberikan. Pasien mengonsumsi praziquantel selama lima hari, dan perbaikan mulai terlihat: batuk perlahan mereda, lesi pada CT scan menyusut, dan sesak napas juga berkurang.

Kontrol satu bulan kemudian menunjukkan batuknya hilang sepenuhnya, meski antibodi terhadap parasit masih terdeteksi. Untuk memastikan eradikasi, dokter memberikan satu siklus tambahan obat yang sama.

Saat pemeriksaan lima bulan setelahnya, jumlah antibodi turun drastis dan sel darah putihnya kembali normal. Dokter menyatakan infeksinya sudah terselesaikan.

Dari kasus ini, kesimpulannya gejala yang tampak biasa bukan berarti tidak memerlukan penelusuran lebih mendalam, terutama ketika ada faktor risiko seperti konsumsi makanan mentah.

Infeksi seperti sparganosis mungkin jarang, tetapi kemampuannya menyamar menyerupai penyakit lain membuatnya mudah terlewat. Dalam situasi seperti ini, riwayat konsumsi makanan dan kebiasaan pasien sering menjadi kunci penting dalam menentukan diagnosis yang benar.

Referensi

Ke-Bin Cheng et al., “Pulmonary Sparganosis Mansoni: A Case Report From a Non-endemic Region,” Pmc.Ncbi.Nlm.Nih.Gov, June 1, 2014, https://doi.org/10.3978/j.issn.2072-1439.2014.06.07.

"Diagnostic dilemma: A woman got a rare parasitic lung infection after eating raw frogs." Live Science. Diakses Desember 2025.

Editorial Team