Seorang perempuan 32 tahun di Shanghai datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berkepanjangan yang disertai dahak berdarah. Empat bulan gejala itu berlangsung, membuatnya kelelahan dan cemas. Beberapa minggu sebelum batuk berawal, ia sempat mengalami demam tinggi berkepanjangan. Rangkaian keluhan yang tidak membaik membuat tim medis mencurigai adanya gangguan pada paru-parunya.
Pemeriksaan awal menunjukkan gambaran yang menyerupai pneumonia eosinofilik, kondisi ketika sel darah putih menumpuk dan menimbulkan peradangan di paru. Dokter memberikan terapi steroid, penanganan standar untuk kondisi inflamasi/peradangan semacam itu. Namun, batuknya tidak juga hilang. Bahkan setelah dua bulan, hasil CT scan menunjukkan masih ada lesi berulang yang tidak kunjung membaik. Inilah yang membuat tim medis mempertanyakan kembali diagnosis awal.
