Dalam kesempatan yang sama, Kementrian Kesehatan RI menegaskan bahwa osteoporosis kini menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendesak. Dokter Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, menyampaikan bahwa 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami kondisi ini, sehingga pencegahan dini harus menjadi prioritas nasional.
Ketua Umum PEROSI, Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), mengingatkan bahwa osteoporosis kerap disebut sebagai silent disease karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada patah tulang yang serius dan menurunkan kualitas hidup saat usia lanjut.
Maka dari itu, ia menekankan perlunya intervensi sederhana namun konsisten, seperti berjalan kaki atau rutin melakukan latihan weight bearing untuk menjaga kepadatan tulang dan memperkuat sendi.
"Mari jadikan gaya hidup aktif, pemenuhan nutrisi, dan pemeriksaan tulang secara rutin sebagai kebiasaan karena kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan," jelas Dr. Tirza.
Tingginya angka risiko osteoporosis di Jakarta menunjukkan bahwa ancaman ini nyata dan bisa terjadi pada siapa saja. Dengan rutin bergerak, memenuhi nutrisi penting, dan melakukan pemeriksaan tulang secara berkala, masyarakat dapat mencegah dampak jangka panjang yang serius. Langkah kecil yang dilakukan hari ini adalah investasi besar untuk kualitas hidup masa depan.