Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Press Conference Anlene OsteoWalk 10.000 Langkah dan OsteoRun 5K.
Press Conference Anlene OsteoWalk 10.000 Langkah dan OsteoRun 5K (IDN Times/Rifki Wuda)

Intinya sih...

  • Hasil bone scan terhadap lebih dari 500.000 orang di 16 kota pada periode Agustus 2024–Mei 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen peserta berisiko mengalami osteoporosis.

  • Gen X tercatat memiliki risiko osteoporosis hampir dua kali lebih tinggi dibanding Milenial, dan bahkan 2,7 kali lebih tinggi dibanding Gen Z.

  • Menurut Kemenkes RI, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis, sehingga pencegahan dini harus menjadi prioritas nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lebih dari 60 persen warga Jakarta berisiko mengalami osteoporosis. Temuan ini dipaparkan dalam rangkaian acara Anlene OsteoWalk 10.000 Langkah dan OsteoRun 5K yang digelar bersama Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) untuk memperingati Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2025.

Melalui kampanye nasional ini, Anlene dan PEROSI menekankan urgensi deteksi dini dan pencegahan, mulai dari nutrisi yang tepat hingga aktivitas fisik teratur. Tak hanya edukasi, kegiatan ini juga menyediakan pemeriksaan tulang gratis bagi masyarakat.

Risiko osteoporosis meningkat di berbagai generasi

Hasil bone scan terhadap lebih dari 500.000 orang di 16 kota pada periode Agustus 2024–Mei 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen peserta berisiko mengalami osteoporosis. Data ini juga mengungkap perbedaan risiko antargenerasi, yang mana Gen X tercatat memiliki risiko osteoporosis hampir dua kali lebih tinggi dibanding Milenial, dan bahkan 2,7 kali lebih tinggi dibanding Gen Z.

Kondisi ini tampak lebih mengkhawatirkan di Jakarta, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DKI Jakarta, dr. Octoviana Carolina S, MKM. Ia mengungkap bahwa lebih dari 60 persen peserta bone scan di ibu kota terdeteksi berisiko tinggi mengalami osteoporosis.

Temuan ini diperburuk oleh kebiasaan masyarakat yang jarang berjalan kaki. Kurangnya aktivitas tersebut meningkatkan risiko osteoporosis hingga 1,4 kali lipat dibanding mereka yang rutin aktif bergerak. Selain itu, memenuhi nutrisi yang mendukung kesehatan tulang pun tak kalah penting.

"Warga Jakarta jangan lupa, cegah osteoporosis sejak dini dengan aktivitas fisik teratur serta pemenuhan nutrisi seperti kalsium, vitamin D, protein, dan kolagen," pesannya dalam acara konferensi pers pada Minggu (16/11/2025) di Jakarta.

Cegah dengan pola hidup sehat

Dalam kesempatan yang sama, Kementrian Kesehatan RI menegaskan bahwa osteoporosis kini menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendesak. Dokter Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, menyampaikan bahwa 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami kondisi ini, sehingga pencegahan dini harus menjadi prioritas nasional.

Ketua Umum PEROSI, Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), mengingatkan bahwa osteoporosis kerap disebut sebagai silent disease karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berujung pada patah tulang yang serius dan menurunkan kualitas hidup saat usia lanjut.

Maka dari itu, ia menekankan perlunya intervensi sederhana namun konsisten, seperti berjalan kaki atau rutin melakukan latihan weight bearing untuk menjaga kepadatan tulang dan memperkuat sendi.

"Mari jadikan gaya hidup aktif, pemenuhan nutrisi, dan pemeriksaan tulang secara rutin sebagai kebiasaan karena kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan," jelas Dr. Tirza.

Tingginya angka risiko osteoporosis di Jakarta menunjukkan bahwa ancaman ini nyata dan bisa terjadi pada siapa saja. Dengan rutin bergerak, memenuhi nutrisi penting, dan melakukan pemeriksaan tulang secara berkala, masyarakat dapat mencegah dampak jangka panjang yang serius. Langkah kecil yang dilakukan hari ini adalah investasi besar untuk kualitas hidup masa depan.

Editorial Team