“Puncak massa tulang tercapai di usia 20–30 tahun, sehingga periode ini menjadi critical window untuk mencegah osteoporosis. Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar. Kekurangan kalsium dalam tubuh, akan membuat tubuh mengambil cadangan kalsium dari tulang. Jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan penurunan massa tulang dan osteoporosis,” jelasnya.
Banyak Orang Indonesia Kekurangan Kalsium, Risiko Osteoporosis Naik

- Angka osteoporosis masih tinggi di dunia, termasuk Indonesia. Perempuan lebih rentan daripada laki-laki.
- Diperkirakan 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia 50 tahun ke atas akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
- Lakukan pencegahan osteoporosis dengan aktivitas fisik, suplemen, paparan sinar matahari, dan pola makan sehat.
Angka osteoporosis di dunia, termasuk di Indonesia sangat tinggi, dan jumlahnya lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki. International Osteoporosis Foundation (IOF) mencatat, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia 50 tahun ke atas akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Di Indonesia, prevalensinya cukup tinggi, mencapai 23 persen pada perempuan usia 50–70 tahun dan meningkat hingga 53 persen di atas 70 tahun. Hal ini menjadi pembahasan dalam acara "The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today" di Jakarta, pada Kamis (23/10/2025).
Dampak dari osteoporosis
Menurut dokter spesialis ortopedi dr. Aldico Sapardan Sp.OT. CF., osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang.
Dampak osteoporosis tidak hanya terasa secara kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi. Patah tulang akibat osteoporosis sering menyebabkan penyintasnya kehilangan kemandirian. Sebanyak 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri, 60 persen bahkan membutuhkan bantuan setahun setelah mengalami patah tulang panggul.
Orang Indonesia hanya mengonsumsi 25 persen dari kebutuhan kalsium harian

Osteoporosis atau tulang keropos masih menjadi tantangan kesehatan global dengan lebih dari 500 juta orang terdampak di seluruh dunia. Dokter Aldico mengatakan bahwa orang Indonesia hanya mengonsumsi 25 persen dari kebutuhan kalsium harian.
"Pencegahan osteoporosis bisa dilakukan dengan aktivitas fisik yang rutin dan teratur. Kemudian suplemen yang fungsinya untuk kita memperoleh kebutuhan kalsium dan vitamin D yang tidak kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi," ujarnya.
Selain itu, bisa dengan:
- Mendapatkan paparan sinar matahari.
- Konsumsi makanan dan minuman.
- Tidak merokok dan minum alkohol.
- Lakukan diet yang sederhana.
Bayer bangun kebiasaan baik
Data Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menunjukkan bahwa lebih dari 41,7 persen masyarakat Indonesia mengalami kepadatan tulang rendah (osteopenia), mencerminkan masih rendahnya kesadaran akan pentingnya pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D harian.
Marketing Manager Nutritional Bayer Indonesia, Maharani Africia Saragih, menyampaikan bahwa osteoporosis bukan hanya persoalan usia lanjut, tetapi hasil dari kebiasaan yang kita bentuk sejak usia produktif.
"Melalui edukasi berkelanjutan dan produk berbasis sains, Bayer ingin membantu masyarakat Indonesia membangun kebiasaan menjaga tulang kuat sejak dini agar tetap aktif dan sehat di masa depan,” ujarnya.



















