Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Ancaman kebutaan bayi yang terselubung

Mata kita bisa melihat dengan jelas bila gelombang cahaya dari benda sekitar diarahkan tepat ke lapisan retina. Jika terjadi kerusakan pada retina, maka bisa terjadi penurunan penglihatan. Kondisi ini dinamakan retinopati. Salah satu retinopati yang banyak dialami oleh bayi prematur adalah retinopati prematuritas atau retinopathy of prematurity.

Jurnal Cermin Dunia Kedokteran pada tahun 2020 menyampaikan bahwa 3 dari 10 bayi prematur di Indonesia mengalami retinopati prematuritas. Bila terlambat ditangani, kondisi ini dapat berujung pada kebutaan. Menurut laporan dalam jurnal Eye and Brain tahun 2016, sekitar 40 persen bayi prematur yang terlambat ditangani mengalami kebutaan permanen.

Meski jarang didengar masyarakat awam, penyakit ini menjadi penyebab kebutaan tersering pada bayi prematur. Penasaran seperti apa, sih, penyakit mata yang satu ini? Luangkan waktumu untuk membaca penjelasan berikut ini, ya.

1. Penyebab

Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi ventilator pada bayi prematur (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Mengutip Stanford Children's Health, penyedia layanan kesehatan belum tahu apa yang menyebabkan kondisi ini. Bayi yang lahir terlalu dini atau prematur atau dengan berat badan lahir rendah lebih mungkin mengembangkan retinopati prematuritas. Pada bayi prematur, pembuluh darah retina mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berkembang sebagaimana mestinya.

Masih dari jurnal Cermin Dunia Kedokteran, dijelaskan bahwa paru-paru bayi prematur belum berfungsi secara maksimal. Efeknya, oksigen yang bisa mereka hirup lebih sedikit. Lantas, banyak organ tubuh yang akan kekurangan oksigen, termasuk mata.

Ketika bola mata kekurangan oksigen, lapisan retina akan memperbanyak cabang pembuluh darahnya. Harapannya, cabang ini dapat membuka lebih banyak jalan untuk oksigen masuk. Namun, bagaikan pisau bermata dua, pembuluh darah yang makin banyak juga membuat lapisan retina menebal dan justru menghabiskan lebih banyak oksigen. Pembuluh darah baru ini juga lebih rapuh, sehingga mudah pecah dan berdarah.

Lapisan retina yang terlalu lama kekurangan oksigen akhirnya akan mengalami kerusakan. Inilah yang menyebabkan pandangan bayi menjadi buram. Jika kerusakan sudah meluas, maka ancaman kebutaan tidak dapat dihindari lagi.

2. Tanda dan gejala

Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi bayi sedang tertidur pulas (pexels.com/Willian Fortunato)

Dari luar mata bayi bisa saja tampak normal, karena kerusakan yang sebenarnya terjadi di dalam bola mata. Apalagi, bayi masih belum bisa menjelaskan keluhan yang ia rasakan, sehingga proses diagnosis akan lebih menantang.

Mengutip laman resmi Boston Children's Hospital, banyak tanda retinopati prematuritas terjadi jauh di dalam mata, yang berarti gejala tidak dapat terlihat hanya dengan melihat mata anak. Hanya dokter spesialis mata terlatih yang dapat mengenali dan mengobati kondisi ini serta mampu melihat tanda-tandanya dengan menggunakan instrumen khusus untuk melihat retina anak.

American Academy of Pediatrics telah menetapkan pedoman skrining retinopati prematuritas untuk semua unit perawatan intensif bayi baru lahir, dan sebagian besar bayi dengan kondisi mata ini diidentifikasi melalui pemeriksaan tersebut.

Bayi dengan retinopati prematuritas parah mungkin mengalami komplikasi yang terlihat, seperti nistagmus (gerakan mata yang tidak normal) dan leukocoria (pupil putih). Namun, ini juga merupakan tanda-tanda umum dari masalah penglihatan—jika anak memiliki salah satu dari ini, segera temui dokter spesialis mata.

Baca Juga: 5 Masalah Otak yang Umum Dialami Bayi Prematur

3. Diagnosis

Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan oftalmoskopi (publichealth.columbia.edu/Angkor Hospital for Children)

Untuk mendiagnosis retinopati prematuritas, pemeriksa membutuhkan alat bantu yang dinamakan oftalmoskopi. Pemeriksaan ini biasa dikerjakan oleh dokter spesialis mata yang berpengalaman menangani pasien anak. Hal ini mengingat kondisi bayi yang sulit didiamkan saat rewel.

Menurut artikel terbitan StatPearls tahun 2021, pada kasus retinopati prematuritas fase awal, akan tampak banyak pembuluh darah memenuhi lapisan dalam bola mata. Apabila penyakit terus berlanjut, lapisan retina bisa terlepas dan menggantung (mengalami detachment). Tanda perdarahan dalam bola mata juga dapat dilihat melalui oftalmoskopi.

4. Pencegahan

Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi bayi gembira (pixabay.com/Greyerbaby)

Retinopati prematuritas dapat diatasi lebih dini dengan melakukan skrining. Skrining mata untuk bayi prematur umumnya dikerjakan bila usia bayi di bawah 32 minggu atau berat lahir di bawah 1.500 gram. Bayi-bayi tersebut akan diperiksa kesehatan matanya, dan bila ditemukan kelainan, akan segera ditangani.

Menambahkan dari Buku Ajar Oftalmologi terbitan Universitas Indonesia, bayi dengan kelainan tertentu (seperti penggunaan alat bantu oksigen lebih dari 7 hari, infeksi berat, henti napas, kelainan paru, serta jantung bawaan) juga sebaiknya menjalani prosedur skrining mata. Skrining dapat diulang dalam 1–3 minggu apabila hasil masih kurang meyakinkan atau kondisi mata sedari awal sudah tergolong buruk.

Bayi-bayi prematur berhak menikmati keindahan dunia melalui kedua mata mereka. Oleh sebab itu, jangan biarkan retinopati prematuritas merenggut kesempatan mereka.

5. Pengobatan

Retinopati Prematuritas: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi terapi laser (pixabay.com/Greyerbaby)

Tidak semua bayi dengan retinopati prematuritas membutuhkan pengobatan khusus. Kelompok peneliti China pada tahun 2013 berhasil menerbitkan penelitan dalam International Journal of Opthalmology terkait penyembuhan spontan retinopati prematuritas. Kesembuhan ini bergantung dari derajat kerusakan saat awal diperiksa.

Setelah mengamati 56 bayi dengan retinopati prematuritas, mereka menemukan jika 50–80 persen bayi yang mengalami kerusakan retina ringan bisa sembuh secara alami. Sebaliknya, pada bayi yang dianggap mengalami kerusakan berat, hanya sekitar 6 persen saja yang dapat sembuh dengan sendirinya.

Terapi laser merupakan metode pengobatan utama pada retinopati prematuritas derajat lebih berat. Terapi laser dipercaya mampu menghambat munculnya cabang pembuluh darah mata yang berlebihan. Akan tetapi, terapi ini juga dapat menyebabkan penyempitan lapang pandang pascaoperasi.

Itu tadi informasi seputar retinopati prematuritas. Mencegah kelahiran prematur adalah kunci untuk mencegah masalah ini. Mengidentifikasi dini masalah ini dapat segera mendapat perawatan dapat membantu mencegah masalah penglihatan jangka panjang.

Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur, Ibu Hamil Perlu Waspada

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya