Berikut ini beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari jika kamu punya GERD.
Makanan tinggi lemak memperlambat pengosongan lambung dan melemahkan katup esofagus bagian bawah (LES), sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Inilah alasan mengapa hidangan bersantan sering memicu rasa panas di dada beberapa jam setelah makan.
Selain itu, santan dan lemak jenuh juga membuat perut terasa penuh lebih lama. Saat dikonsumsi dalam porsi besar, seperti saat jamuan keluarga atau kumpul bersama teman-teman, tekanan dalam lambung meningkat dan memperbesar risiko refluks, terutama jika setelah makan kamu langsung duduk atau berbaring.
Risoles, pastel, ayam goreng, bakwan, hingga kentang goreng sering menjadi “teman ngobrol” saat liburan. Sayangnya, jenis makanan ini termasuk pemicu GERD yang paling umum.
Proses menggoreng meningkatkan kandungan lemak dan membuat makanan lebih sulit dicerna. Pada orang dengan GERD, hal ini dapat memperpanjang kontak asam lambung dengan dinding kerongkongan dan memicu sensasi terbakar yang menetap.
Sambal, balado, rica-rica, dan saus pedas sering tak terpisahkan dari selera makan Indonesia. Kapsaisin dalam cabai dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan memperparah gejala GERD, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Pada sebagian orang, pedas tidak selalu langsung memicu asam lambung naik. Namun, saat dikombinasikan dengan lemak, makan larut malam, dan stres, efeknya bisa terasa lebih berat dan berlangsung lebih lama.
Acar, asinan, rujak, saus tomat dalam jumlah banyak, hingga minuman berbasis jeruk dapat meningkatkan keasaman di lambung. Makanan asam juga berpotensi mengiritasi jaringan kerongkongan yang sudah sensitif akibat refluks sebelumnya.
Selama liburan, makanan asam sering hadir sebagai pelengkap yang terlihat ringan, padahal efeknya pada GERD bisa cukup signifikan, terutama jika dikonsumsi berulang dalam sehari.
Kue kering Natal, brownies, cokelat, dan dessert manis lainnya mengandung kombinasi gula dan lemak yang dapat melemahkan LES. Cokelat juga diketahui mengandung senyawa yang memicu relaksasi otot kerongkongan bagian bawah.
Selain memicu refluks, konsumsi gula berlebihan juga meningkatkan rasa begah dan kembung, kondisi yang sering memperparah keluhan GERD selama musim liburan.
Kopi, teh pekat, soda, dan minuman beralkohol sering hadir sebagai pelengkap perayaan. Kafein dan alkohol dapat merangsang produksi asam lambung sekaligus melemahkan mekanisme penahan refluks.
Minuman bersoda menambah tekanan gas di lambung. Kombinasi ini membuat refluks lebih mudah terjadi, terutama jika diminum setelah makan besar atau menjelang tidur.