Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Makan Ramen Tiga Kali Seminggu, Risiko Kematian Naik
ilustrasi makan ramen (unsplash.com/Christian Dala)

Intinya sih...

  • Studi Jepang menemukan konsumsi ramen lebih dari tiga kali seminggu bisa meningkatkan risiko kematian dini.

  • Kandungan garam tinggi dalam kuah ramen jadi salah satu pemicunya.

  • Peneliti menekankan hasil ini masih bersifat observasional, bukan sebab-akibat langsung.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di Jepang, ramen bukan sekadar mi kuah, melainkan bagian dari budaya dan comfort food yang dicintai jutaan orang di dunia. Mi kenyal dalam kuah gurih, beserta dengan daging, rumput laut, dan sedikit sayuran, menghadirkan kehangatan yang membuat banyak orang rela antre demi semangkuk kelezatannya.

Namun, di balik itu, sebuah studi baru mengungkap risiko kesehatan yang perlu kamu waspadai jika terlalu sering mengonsumsi ramen. Penelitian dari Jepang yang dimuat dalam Journal of Nutrition, Health and Ageing menemukan bahwa orang yang makan ramen tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi.

Studi ini melibatkan lebih dari 6.500 peserta berusia 40 tahun, terdiri dari 2.361 laki-laki dan 4.385 perempuan. Peserta dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan frekuensi makan ramen, dari yang jarang hingga yang makan lebih dari tiga kali seminggu.

Hasilnya cukup mengejutkan: sekitar sepertiga peserta rutin makan ramen setiap minggu, dan kebanyakan adalah laki-laki muda yang juga punya kebiasaan merokok, minum alkohol, serta mengalami kelebihan berat badan.

Selama 4,5 tahun masa penelitian, tercatat 145 kematian, 100 di antaranya akibat kanker dan 29 karena penyakit jantung. Para peneliti menyimpulkan, konsumsi ramen yang terlalu sering tampaknya berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian, terutama pada laki-laki di bawah 70 tahun.

Apa yang membuat ramen berisiko bagi kesehatan?

Tonkotsu ramen (pixabay/Frank from 5 AM Ramen)

Meski hasilnya mengejutkan, tetapi para peneliti menegaskan bahwa studi ini sifatnya observasional, yang artinya belum bisa membuktikan bahwa ramen secara langsung menyebabkan kematian dini. Namun, ada alasan logis di balik temuan tersebut.

Kuah ramen diketahui mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Asupan natrium berlebih bisa meningkatkan tekanan darah, yang kemudian memicu penyakit jantung dan stroke. Dalam studi ini, orang yang menghabiskan lebih dari setengah kuah ramen cenderung memiliki risiko kematian lebih tinggi.

Risiko meningkat jika kebiasaan itu disertai konsumsi alkohol berlebih. Para peneliti mencatat, kombinasi antara sering minum alkohol dan makan ramen lebih dari tiga kali seminggu berhubungan dengan lonjakan signifikan risiko kematian dini.

“Ramen dan kuahnya mengandung kadar garam yang tinggi. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit akibat garam, seperti stroke dan kanker lambung,” tulis tim peneliti.

Meski rasanya lezat, ramen umumnya dianggap “tidak sehat” karena kandungan natrium dan lemak yang tinggi, serta rendah serat, protein, dan mikronutrien penting. Bukannya melarang, tetapi temuan studi ini mengingatkan kamu untuk tidak mengonsumsi ramen sering-sering. Sesekali umumnya tidak masalah, tetapi seimbangkan dengan gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang. Karena dalam hidup, layaknya semangkuk ramen favoritmu, yang terpenting adalah keseimbangan rasa dan takarannya.

Referensi

"Salt and heart health." Heart Foundation. Diakses November 2025.

Miho Suzuki et al., “Frequent Ramen Consumption and Increased Mortality Risk in Specific Subgroups: A Yamagata Cohort Study,” The Journal of Nutrition Health & Aging 29, no. 10 (August 1, 2025): 100643, https://doi.org/10.1016/j.jnha.2025.100643.

Editorial Team