Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Makan French Fries Tiga Kali Seminggu Bisa Picu Diabetes Tipe 2

ilustrasi kemasan french fries (pexels.com/Magda Ehlers)
ilustrasi kemasan french fries (pexels.com/Magda Ehlers)
Intinya sih...
  • Makan french fries tiga kali seminggu bisa picu diabetes tipe 2, menurut temuan studi baru.
  • Mengurangi konsumsi kentang goreng dan memilih sumber karbohidrat sehat dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.
  • Tim peneliti tidak menemukan hubungan antara konsumsi kentang panggang, rebus, atau tumbuk dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu sering makan french fries alias kentang goreng, sebaiknya mulai berhati-hati. Cara memasak kentang bisa berdampak besar pada kesehatan, terutama dalam hal risiko terkena diabetes tipe 2. Mengurangi konsumsi kentang, terutama dalam bentuk kentang goreng, terkait dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2, menurut studi terbaru dari Harvard,

Studi yang dipimpin oleh profesor epidemiologi dan nutrisi, Walter Willett, serta peneliti pascadoktoral Seyed Mohammad Mousavi, menemukan bahwa makan kentang goreng sebanyak tiga porsi per minggu dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 20 persen.

Walaupun mereka tidak menemukan hubungan antara konsumsi kentang panggang, rebus, atau tumbuk dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, mengganti kentang sepenuhnya dengan sumber karbohidrat dari biji-bijian utuh, seperti nasi merah, pasta gandum utuh, atau roti gandum, dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 4 persen. Bahkan, mengganti kentang goreng dengan biji-bijian utuh dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 19 persen.

Studi ini juga menemukan bahwa mengganti karbohidrat olahan seperti nasi putih atau roti putih dengan biji-bijian utuh juga menurunkan risiko diabetes tipe 2.

“Kami sedang mengubah arah pembicaraan dari ‘Apakah kentang itu baik atau buruk?’ menjadi pertanyaan yang lebih mendalam—dan lebih berguna,” kata Mousavi, dilansir Harvard Magazine. “Bagaimana kentang tersebut dimasak, dan apa yang kita makan sebagai penggantinya?”

Studi ini merupakan temuan paling komprehensif sejauh ini tentang hubungan antara kentang dan diabetes tipe 2. dan yang pertama mengamati dampak kesehatan dari mengganti kentang dengan makanan lain dalam pola makan sehari-hari.

Mengurangi konsumsi kentang goreng dan memilih sumber karbohidrat yang sehat dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2

Willett dan timnya meneliti pola makan dan hasil diagnosis diabetes dari 205.107 partisipan yang tergabung dalam tiga studi besar: Nurses’ Health Study (dimulai tahun 1986 dengan 121.700 perempuan), Nurses’ Health Study II (dimulai tahun 1989 dengan 116.430 perempuan), dan Health Professionals Follow-up Study (dimulai tahun 1986 dengan 51.529 pria).

Para peneliti mencatat seberapa sering para peserta mengonsumsi sumber karbohidrat—seperti kentang goreng, kentang panggang, rebus, tumbuk, serta biji-bijian utuh—selama lebih dari 30 tahun. Mereka juga melacak diagnosis kesehatan peserta, termasuk diabetes tipe 2, serta faktor gaya hidup dan kesehatan lainnya.

Untuk memvalidasi hasilnya, para peneliti menggunakan pendekatan metaanalisis, yaitu dengan menganalisis data dari studi kohort lain yang telah dipublikasikan sebelumnya untuk memperkirakan risiko diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan konsumsi kentang dan biji-bijian utuh.

Hasil dari dua metaanalisis ini konsisten dengan temuan dalam studi baru mereka. Satu metaanalisis meneliti data konsumsi kentang dalam 13 kohort, dan satu lagi meneliti data konsumsi biji-bijian utuh dalam 11 kohort. Keduanya mencakup lebih dari 500.000 peserta dari empat benua.

Willett juga mengatakan bahwa “mengurangi konsumsi kentang goreng—dan memilih sumber karbohidrat yang sehat seperti biji-bijian utuh—dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2 di seluruh populasi.” Ia percaya bahwa pembuat kebijakan yang menyusun pedoman makan nasional sebaiknya mempertimbangkan perlunya melampaui kategori makanan secara umum dan lebih memperhatikan cara makanan disiapkan serta apa yang digantikannya. Tidak semua karbohidrat—bahkan tidak semua kentang—diciptakan sama, dan perbedaan ini sangat penting dalam menyusun pedoman makan yang efektif.

“Pesan kesehatan masyarakat dari studi ini sebenarnya sederhana dan sangat kuat,” kata Willett. “Perubahan kecil dalam pola makan harian kita bisa memberikan dampak besar terhadap risiko terkena diabetes tipe 2.”

Referensi

Seyed Mohammad Mousavi et al., “Total and Specific Potato Intake and Risk of Type 2 Diabetes: Results From Three US Cohort Studies and a Substitution Meta-analysis of Prospective Cohorts,” The BMJ, August 6, 2025, https://doi.org/10.1136/bmj-2024-082121.

"Hold the Fries. Baked, boiled, and mashed potatoes are better." Harvard Magazine. Diakses Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us