ilustrasi pemeriksaan bayi (pexels.com/ CDC)
Selain mengambil langkah-langkah di atas untuk mendukung perkembangan penglihatan bayi, orang tua dan pengasuh juga perlu membawa bayi untuk menjalani pemeriksaan dan tes mata yang komprehensif.
Setelah bayi lahir, dokter anak melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara umum. Namun, bukan berarti nantinya bayi pasti bebas dari masalah penglihatan.
Pada pemeriksaan penglihatan pertama bayi, dokter anak memeriksa mata, pupil, dan refleks merah.
Dokter atau perawat akan menggunakan senter untuk memeriksa apakah pupil memiliki bentuk atau struktur yang tidak lazim. Pupil akan mengecil saat terang dan membesar saat gelap, dan kedua pupil harus berukuran sama.
Refleks merah merupakan pantulan bagian dalam mata yang menyebabkan pupil terlihat merah di foto. Refleks merah harus terang dan sama pada kedua mata.
Setelah pemeriksaan awal, dokter akan menyarankan untuk memeriksa penglihatan bayi lagi selama 12 bulan pertama kehidupan bayi. Ini umumnya akan dilakukan pada setiap kunjungan bayi. Dokter akan merujuk bayi untuk pemeriksaan lebih lanjut jika ada tanda-tanda masalah penglihatan lainnya yang ditemukan.
Dokter mata akan memeriksa kesehatan mata bayi secara keseluruhan dan mencari masalah umum seperti:
- Kelainan refraksi seperti rabun dekat dan rabun jauh.
- Gerakan dan kesejajaran mata.
- Katarak.
- Ptosis.
- Astigmatisme.
Tidak ada orang tua atau pengasuh yang ingin bayinya mengalami masalah penglihatan. Namun, ingat bahwa kemampuan mata dan visual bayi masih berkembang hingga mereka berusia lebih dari satu tahun.
Selain pemeriksaan saat bayi baru lahir, bayi juga perlu menjalani pemeriksaan beberapa kali dalam tahun pertama kehidupannya. Beberapa tes dapat membantu mendeteksi jika ada kelainan mata pada bayi. Jika masalah terdeteksi sejak dini, dokter mungkin dapat memperbaiki penglihatan dan menghindari masalah di masa depan.