Masalah Penglihatan pada Bayi: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Deteksi dini sangat penting

Bayi yang baru dilahirkan tidak memiliki kemampuan visual. Seiring waktu, bayi akan belajar memfokuskan mata dan menggerakkannya. Mata sangat penting untuk perkembangan bayi karena memberikan informasi dan stimulasi.

Penglihatan berperan penting dalam mengembangkan komunikasi, interaksi, ikatan, kesadaran spasial, motorik mata—yang mengacu pada gerakan mata serta fungsi motorik dan kognitif.

Deteksi dini masalah penglihatan pada bayi dapat mencegahnya makin parah serta meningkatkan peluang kesuksesan pengobatan.

Tanda-tanda masalah penglihatan pada bayi

Butuh waktu bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan dunia, jadi pada awalnya mereka mungkin tidak selalu melihat atau berfungsi seperti yang kamu harapkan. Misalnya, normal dalam tiga bulan pertama kehidupan bayi untuk mata bayi terlihat juling.

Tanda-tanda tertentu bisa menunjukkan masalah. Dilansir BabyCenter, bicaralah dengan dokter bayi jika kamu melihat salah satu dari tanda berikut:

  • Mata bayi tidak bergerak secara normal. Misalnya, yang satu bergerak dan yang lainnya tidak, atau satu terlihat berbeda dari yang lain saat bergerak.
  • Usia bayi lebih dari 1 bulan, tetapi lampu, ponsel, dan gangguan lainnya masih belum menarik perhatiannya.
  • Salah satu mata bayi tidak pernah terbuka.
  • Titik putih pada pupil atau pupil berwarna putih.
  • Ada material putih, putih keabu-abuan, atau kuning di pupil bayi (mata bayi terlihat keruh).
  • Satu (atau kedua) mata bayi tampak menggembung.
  • Salah satu atau kedua kelopak mata bayi terlihat terkulai.
  • Bayi sering menyipitkan mata.
  • Bayi sering menggosok matanya saat ia tidak mengantuk.
  • Mata bayi tampak sensitif terhadap cahaya.
  • Salah satu mata bayi lebih besar dari yang lain, atau memiliki ukuran pupil yang berbeda.
  • Kamu memperhatikan perubahan lain di mata bayi.

Begitu bayi berusia 3 bulan, konsultasikan dengan dokter jika kamu melihat salah satu dari tanda di bawah ini:

  • Mata bayi berbelok ke dalam dan tetap seperti itu.
  • Mata bayi tidak mengikuti mainan yang dipindahkan dari sisi ke sisi di depannya.
  • Mata bayi tampak bergoyang-goyang.
  • Bayi secara konsisten memiringkan kepalanya saat ia melihat sesuatu.

Juga, sebaiknya periksakan bayi ke dokter jika ia menunjukkan tanda-tanda saluran air mata yang tersumbat, seperti pinkeye (bentuk konjungtivitis yang menular). Tanda-tandanya termasuk air mata berlebihan, mata merah yang berlangsung lebih dari beberapa hari, atau nanah atau kerak di matanya.

Baca Juga: 4 Cara Memberikan ASI pada Bayi Prematur

Penyebab masalah penglihatan pada bayi

Masalah Penglihatan pada Bayi: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi ibu menggendong bayi (unsplash.com/Hollie Santos)

Bayi mungkin memiliki gangguan penglihatan saat lahir (kongenital), maupun terjadi di kemudian hari sebagai akibat dari penyakit, cedera, atau kondisi medis. Ini bisa menjadi penyebab keterlambatan dalam pengembangan visual, dilansir Medical News Today.

Penyebab kongenital

Penyebab kongenital terutama disebabkan oleh:

  • Gangguan perkembangan atau genetik: Bayi mungkin memiliki masalah mata karena pembentukan mata mereka yang tidak normal selama kehamilan atau kondisi genetik. Contohnya termasuk retinitis pigmentosa, albinisme, dam katarak.
  • Alkohol: Asupan alkohol berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, suatu kondisi yang menyebabkan masalah perkembangan, termasuk kebutaan, gangguan penglihatan, kelopak mata turun (ptosis), nistagmus, dan perubahan kelopak mata.
  • Infeksi: Ini dapat terjadi selama kehamilan, termasuk TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes dan agen lainnya) yang menyebabkan peradangan dan kelainan mata.
  • Obat-obatan: Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti kokain dan obat kejang, selama kehamilan dapat menyebabkan malformasi mata pada bayi. Bayi dengan paparan zat sementara di dalam rahim lebih cenderung dirawat di rumah sakit untuk gangguan mata, seperti strabismus, gangguan gerakan binokular, dan gangguan otot mata (Journal of Addiction Medicine, 2020).

Penyebab lainnya

  • Retinopati prematuritas: Gangguan mata ini memengaruhi bayi yang lahir sangat prematur dan terjadi karena perkembangan atipikal pembuluh darah di retina. Ini dapat teratasi dengan sendirinya atau mungkin memerlukan operasi. Berat badan lahir rendah dan usia kehamilan adalah faktor risiko paling penting untuk mengembangkan retinopati prematuritas parah.
  • Ophthalmia neonatorum: Konjungtivitis yang berkembang dalam 28 hari pertama kehidupan bayi. Ini paling umum karena infeksi bakteri atau virus.
  • Ambliopia atau mata malas: Terjadi ketika satu atau kedua mata tidak berkembang dengan baik pada awal kehidupan. Ini bisa terjadi dari strabismus, kelainan refraksi, katarak, dan ptosis. Menurut National Eye Institute, sekitar 3 dari 100 anak memiliki ambliopia, menjadikannya penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan pada anak-anak.
  • Strabismus: Terjadi jika otot mata tidak dapat bekerja bersama. Ini dapat diturunkan dalam keluarga atau karena faktor-faktor seperti prematuritas, retinoblastoma, cerebral palsy, dan spina bifida. Beberapa orang juga bisa dilahirkan dengan itu.
  • Shaken baby syndrome: Ini dapat menyebabkan cedera fatal di otak. Sekitar 85 persen dari kasus shaken baby syndrome menunjukkan perdarahan retina, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen (BMC Ophthalmology, 2020).

Pengobatan

Pengobatan masalah mata pada bayi akan disesuaikan dengan penyebabnya. Bisa dengan pemberian obat tetes mata, kacamata, injeksi Botox, atau operasi.

Sebagai contoh, untuk mengatasi strabismus, dokter mungkin menyarankan untuk menutup mata yang lebih kuat untuk meningkatkan kekuatan pada mata yang lebih lemah, memakai kacamata, operasi untuk meluruskan mata, atau senam mata.

Beberapa spesialis dapat menangani anak-anak dengan kehilangan penglihatan parah. Ini termasuk ahli ortoptis, spesialis orientasi dan mobilitas, terapis okupasi, konselor, dan guru pendidikan khusus.

Orang tua dan pengasuh juga dapat mencoba aktivitas sesuai usia di rumah untuk mendukung penglihatan bayi. Kegiatan-kegiatan ini tidak diperlukan untuk perkembangan tetapi berguna untuk dialami bayi.

Usia 0–4 bulan

  • Mengubah posisi bayi di tempat tidurnya.
  • Menempatkan mainan dalam fokusnya, sekitar 8–12 inci dari mata bayi.
  • Bayi mulai melacak benda bergerak dengan matanya dan meraihnya, saat koordinasi mata-tangan mulai berkembang

Usia 5–8 bulan

  • Menempatkan mainan dan benda yang dapat digenggam dan ditendang bayi.
  • Memberi bayi waktu yang cukup untuk bermain dan menjelajah.
  • Memberikan mainan yang bisa dipegang bayi.

Usia 9–12 bulan

  • Memberi nama objek dan tindakan untuk membantu bayi mengasosiasikan kata dengan objek tersebut.
  • Mendorong eksplorasi dan gerakan aktif seperti merangkak dan menjelajah.
  • Bermain petak umpet dan permainan yang mengembangkan memori visual.

1–2 tahun

  • Memutar bola untuk membantu anak mengembangkan pelacakan visual.
  • Bermain dengan balok dan bola dari segala bentuk dan ukuran.
  • Membaca atau bercerita.

Pencegahan

Masalah Penglihatan pada Bayi: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi pemeriksaan bayi (pexels.com/ CDC)

Selain mengambil langkah-langkah di atas untuk mendukung perkembangan penglihatan bayi, orang tua dan pengasuh juga perlu membawa bayi untuk menjalani pemeriksaan dan tes mata yang komprehensif.

Setelah bayi lahir, dokter anak melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara umum. Namun, bukan berarti nantinya bayi pasti bebas dari masalah penglihatan.

Pada pemeriksaan penglihatan pertama bayi, dokter anak memeriksa mata, pupil, dan refleks merah.

Dokter atau perawat akan menggunakan senter untuk memeriksa apakah pupil memiliki bentuk atau struktur yang tidak lazim. Pupil akan mengecil saat terang dan membesar saat gelap, dan kedua pupil harus berukuran sama.

Refleks merah merupakan pantulan bagian dalam mata yang menyebabkan pupil terlihat merah di foto. Refleks merah harus terang dan sama pada kedua mata.

Setelah pemeriksaan awal, dokter akan menyarankan untuk memeriksa penglihatan bayi lagi selama 12 bulan pertama kehidupan bayi. Ini umumnya akan dilakukan pada setiap kunjungan bayi. Dokter akan merujuk bayi untuk pemeriksaan lebih lanjut jika ada tanda-tanda masalah penglihatan lainnya yang ditemukan.

Dokter mata akan memeriksa kesehatan mata bayi secara keseluruhan dan mencari masalah umum seperti:

  • Kelainan refraksi seperti rabun dekat dan rabun jauh.
  • Gerakan dan kesejajaran mata.
  • Katarak.
  • Ptosis.
  • Astigmatisme.

Tidak ada orang tua atau pengasuh yang ingin bayinya mengalami masalah penglihatan. Namun, ingat bahwa kemampuan mata dan visual bayi masih berkembang hingga mereka berusia lebih dari satu tahun.

Selain pemeriksaan saat bayi baru lahir, bayi juga perlu menjalani pemeriksaan beberapa kali dalam tahun pertama kehidupannya. Beberapa tes dapat membantu mendeteksi jika ada kelainan mata pada bayi. Jika masalah terdeteksi sejak dini, dokter mungkin dapat memperbaiki penglihatan dan menghindari masalah di masa depan.

Baca Juga: Benarkah Musik Klasik Membuat Bayi Lebih Pintar?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya