5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinya

Anemia pada ibu hamil haru segera diatasi

Anemia merupakan keadaan saat tubuh mengalami defisit sel darah merah sehingga terjadi gangguan dalam melakukan fungsi secara optimal. Pada ibu hamil, anemia terjadi ketika kadar Hb <11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua Hb <10,5 g/dl.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase ibu hamil yang mengalami anemia adalah 48,9 persen. Ini berarti sekitar 5 dari ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.

Hingga kini, anemia merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian dan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Ibu hamil termasuk kelompok yang rentan mengalami anemia. Ini karena peningkatan kebutuhan tubuh ibu hamil akan zat besi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Apabila tidak diatasi, anemia pada ibu hamil dapat berdampak pada tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu.

Di bawah ini akan dijelaskan tentang bahaya anemia saat hamil untuk ibu hamil dan bayinya.

1. Anemia meningkatkan risiko kelahiran prematur

5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinyailustrasi sel darah merah (unsplash.com/Anirudh)

Anemia selama kehamilan adalah masalah kesehatan yang serius dan bisa berdampak signifikan, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur. Menurut studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition, ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko 44 persen lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.

Salah satu alasan utamanya adalah bahwa anemia mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen yang cukup ke janin yang sedang berkembang dalam rahim. Oksigen sangat penting bagi pertumbuhan yang sehat. Apabila janin tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup, ini bisa memicu kelahiran prematur.

Selain itu, anemia juga dapat memengaruhi rahim. Ketika ibu hamil mengalami anemia, jantungnya harus bekerja lebih keras untuk mengompensasi kekurangan oksigen ini. Akibatnya, rahim mungkin tidak menerima aliran darah yang cukup, yang dapat memicu kontraksi lebih awal dan menyebabkan kelahiran prematur.

2. Meningkatkan risiko terjadinya malformasi janin

5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinyailustrasi foto USG janin (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Anemia pada ibu hamil terutama disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam darah. Zat besi adalah nutrisi penting untuk membentuk hemoglobin, yang bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke janin.

Anemia saat hamil dapat membawa risiko serius bagi perkembangan janin, salah satunya adalah meningkatkan risiko terjadinya malformasi atau kelainan pada struktur tubuh bayi yang dikandung. Menurut penelitian dalam jurnal JAMA Network Open, ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah ini.

Ketika tubuh ibu kekurangan zat besi, produksi hemoglobin menjadi terganggu, sehingga suplai oksigen ke janin juga menjadi terbatas. Selama fase awal perkembangan janin, organ-organ dan struktur tubuh utama mulai terbentuk. Kondisi ini sangat rentan terhadap kekurangan oksigen.

Ketika oksigen yang dibawa oleh hemoglobin menjadi terbatas, janin dapat mengalami defisiensi oksigen yang dapat memengaruhi perkembangan normalnya. Dalam situasi ini, janin mungkin mengalami perkembangan yang tidak sesuai atau kelainan struktural pada organ dan tubuhnya.

Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko beberapa kelainan seperti jantung, gangguan neurologis, atau masalah struktural lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan dan fungsi tubuh bayi setelah lahir. Oleh karena itu, anemia selama kehamilan harus diatasi dengan serius dan segera untuk menghindari berbagai risiko tersebut.

Baca Juga: Waspada Anemia pada Anak, Bisa Hambat Perkembangan Otaknya

3. Meningkatkan risiko kematian bayi

5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinyailustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley)

Salah satu risiko anemia saat hamil terhadap bayi yang dikandung adalah kematian bayi. Merujuk studi dalam jurnal BMJ, anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko kematian pada bayi dengan odd ratio (ukuran hubungan antara paparan dan hasil) sebesar 1,19. Ini berarti, bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan anemia memiliki risiko kematian 19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu tanpa anemia.

Mengapa anemia bisa berkontribusi pada peningkatan risiko kematian bayi? Salah satu penjelasannya adalah bahwa anemia dapat mengganggu pasokan oksigen yang cukup ke janin selama masa kehamilan.

Oksigen sangat penting bagi perkembangan bayi, terutama organ-organ penting seperti otak dan jantung. Ketika pasokan oksigen terbatas, ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, termasuk peningkatan risiko kematian.

Selain itu, anemia juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh ibu, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi yang diderita oleh perempuan selama kehamilan dapat dengan mudah menular ke janin melalui aliran darah, dan ini juga dapat meningkatkan risiko kematian bayi.

Menurut studi dalam jurnal BMJ ini, angka kematian 19 persen adalah pengingat penting bahwa perawatan prenatal yang baik, termasuk pemantauan dan penanganan anemia, sangatlah penting.

4. Peningkatan risiko pendarahan

5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinyailustrasi ibu hamil (pexels.com/Yan Krukau)

Risiko anemia pada ibu hamil lainnya yang perlu diwaspadai adalah peningkatan risiko perdarahan saat melahirkan.

Sebuah penelitian dalam Journal of Family Medicine and Primary Care di India melibatkan 437 peserta ibu hamil. Dari jumlah tersebut, sebanyak 62,3 persen dari mereka mengalami anemia. Dari jumlah ibu hamil yang mengalami anemia tersebut, sebanyak 86 persen mengalami perdarahan postpartum.

Angka tersebut bisa dikatakan tinggi, dan ini menunjukkan bahwa anemia adalah faktor risiko perdarahan postpartum

Perdarahan postpartum dapat menjadi masalah serius yang mengancam nyawa ibu hamil. Kehilangan darah yang signifikan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, pusing, kelemahan, dan bahkan kematian. Selain itu, ini juga dapat berdampak buruk pada bayi yang baru lahir, karena mereka bisa kekurangan pasokan oksigen yang cukup.

5. Peningkatan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah

5 Bahaya Anemia saat Hamil untuk Bumil dan Bayinyailustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Rene Amussen)

Salah satu efek yang serius dari anemia pada kehamilan adalah peningkatan risiko berat badan lahir rendah bayi.

Berdasarkan studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition, ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko 25 persen lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Oksigen adalah faktor kunci dalam pertumbuhan bayi dalam rahim. Bayi memperoleh nutrisi dan oksigen melalui aliran darah ibu. Namun, pada ibu hamil dengan anemia, yang berarti bahwa jumlah sel darah merah yang sehat dan mampu membawa oksigen berkurang, maka pasokan oksigen ke bayi juga terpengaruh.

Kurangnya oksigen dapat menghambat pertumbuhan bayi dan mengganggu perkembangan organ-organ pentingnya. Akibatnya, bayi mungkin tidak tumbuh seperti yang seharusnya dan akhirnya memiliki berat badan lahir rendah. Ini bukanlah situasi yang diinginkan, karena bayi yang lahir dengan berat badan rendah dapat menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi setelah lahir.

Karena dampak serius anemia pada berat badan bayi yang lahir rendah, penting bagi ibu hamil untuk menjaga tingkat hemoglobin dengan baik. Konsumsilah makanan yang mengandung asam folat dan zat besi lewat pola makan bergizi seimbang, serta suplemen jika diresepkan oleh dokter.

Kontrol kehamilan yang teratur juga penting untuk memantau tingkat hemoglobin dan memastikan bahwa ibu dan bayi menerima perawatan yang sesuai.

Tindakan yang tepat untuk mengatasi anemia pada ibu hamil tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan ibu, tetapi juga dapat berkontribusi pada keselamatan dan kesejahteraan bayi yang akan lahir.

Baca Juga: 7 Buah Penambah Darah untuk Ibu Hamil, Bisa Cegah Anemia

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

A girl with ADHD and still learn to manage it!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya