Ilustrasi seseorang sedang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Apa yang disebut sebagai masuk angin umumnya adalah gejala mirip flu, yaitu kumpulan beberapa keluhan sebagai gejala infeksi virus. Namun, penyebab masuk angin bisa bermacam-macam karena banyak kondisi yang berbagi gejala serupa. Yang pasti penyebabnya bukan karena kehujanan, ya!
Masuk angin sering terjadi akibat menurunnya daya tahan tubuh, sehingga kamu rentan terinfeksi kuman penyakit.
Lebih lanjut, berikut ini beberapa penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan gejala yang banyak dianggap orang sebagai masuk angin:
Infeksi di hidung dan tenggorokan sering menyebabkan gejala demam, batuk, dan pilek. Penyebabnya bisa karena virus ataupun bakteri.
Dalam kebanyakan kasus, infeksi saluran pernapasan akut gejalanya ringan dan bisa sembuh sendiri. Akan tetapi, jika sudah menyerang saluran pernapasan bawah, seperti trakea dan saluran udara dalam paru-paru, maka gejalanya akan lebih berat dan bisa menimbulkan komplikasi serius.
Gangguan pencernaan bisa menyebabkan mual, muntah, kembung, diare, gas, dan nyeri ulu hati (heartburn).
Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti refluks asam, GERD, keracunan makanan, alergi makanan, intoleransi makanan, infeksi virus atau bakteri, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak.
Contohnya adalah demam berdarah dengue (DBD) dan malaria, yang merupakan infeksi tropis yang banyak ditemui di Indonesia. Keduanya sama-sama ditularkan lewat gigitan nyamuk.
DBD dan malaria bisa menyebabkan demam, pegal atau nyeri sendi, menggigil, lemas, dan lain-lain. Apabila tidak diobati dengan tepat, keduanya bisa mengakibatkan komplikasi serius, bahkan bisa sampai menyebabkan kematian.
Gejala awal COVID-19 sering kali dianggap masuk angin karena berupa demam, meriang, lemas, nyeri otot, diare, serta mual dan muntah.
Gejala gagal jantung dapat berkisar dari ringan hingga berat. Dilansir Penn Medicine, pada tahap awal, penderitanya mungkin mengalami gejala masuk angin, seperti pegal-pegal, kelelahan, demam atau meriang, dan kehilangan selera makan.
Seiring berkembangnya gagal jantung, gejalanya bisa menjadi lebih khas. Ini termasuk sakit perut (kembung atau segera kenyang setelah makan), gangguan pernapasan (sesak napas atau batuk saat berbaring), gangguan tidur, kenaikan berat badan secara tiba-tiba, dan pembengkakan (cadangan cairan akibat pemompaan jantung yang tidak tepat dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki).
Perlu diingat, ada banyak penyakit yang bisa menyebabkan keluhan yang sering dianggap sebagai masuk angin. Oleh karena itu, perhatikan saksama gejalanya dan jangan meremehkannya, terutama jika gejala yang dirasakan cukup berat dan tak kunjung membaik.
Kalau mengalami demam tinggi selama lebih dari tiga hari, badan lemas, muntah, diare, atau disertai sakit dada ditambah adanya riwayat jantung, sebaiknya jangan buang waktu untuk ke dokter.