Sebuah studi besar dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases mengungkap sesuatu yang mengejutkan, bahwa lebih dari 80 persen pasien tuberkulosis (TBC) paru tidak mengalami batuk persisten/batuk terus-menerus, dan lebih dari 60 persen bahkan tidak batuk sama sekali. Data dikumpulkan dari survei prevalensi TBC di 12 negara dengan beban TBC tinggi, mayoritas di Asia dan Afrika, antara tahun 2007 hingga 2019.
Padahal, batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah salah satu gejala utama yang selama ini digunakan untuk mendeteksi kasus TBC, terutama pada pasien yang tidak terinfeksi HIV. Akibatnya, pasien yang tidak melaporkan batuk bisa mengalami keterlambatan diagnosis atau bahkan tidak teridentifikasi sama sekali.
Tidak hanya itu, lebih dari 25 persen pasien TBC tidak menunjukkan gejala lain seperti demam, nyeri dada, keringat malam, atau penurunan berat badan. Kondisi ini disebut sebagai TBC subklinis (atau asimtomatik), yang dalam banyak kasus tidak disadari oleh penderitanya.
