Mengapa Usia Bisa Memengaruhi Kesuburan dan Kehamilan?

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) disebut menyarankan ibu hamil saat berusia 20 sampai 35 tahun demi keselamatan ibu dan bayi. Adanya kabar tersebut memunculkan berbagai pendapat, terutama di kalangan wanita.
Di satu sisi, wanita yang berusia lebih tua memiliki keuntungan, di antaranya lebih mempersiapkan terkait finansial dan lainnya. Namun di sisi lain, usia yang lebih tua disebut memengaruhi kesuburan dan lebih berisiko terhadap kehamilannya. Mengapa usia bisa memengaruhi kesuburan dan kehamilan? Berikut penjelasannya.
1. Usia dapat memengaruhi kesuburan
Dilansir American College of Obstetricians and Gynecologists, usia puncak reproduksi wanita adalah antara akhir remaja dan akhir 20-an. Menjelang usia 30 tahun, kesuburan mulai menurun. Penurunan kesuburan makin cepat ketika mencapai usia pertengahan 30-an. Saat berusia 45 tahun, kesuburan menurun drastis.
Pada pasangan yang sehat berusia 20-an sampai awal 30-an, sekitar satu dari empat wanita akan hamil dalam satu siklus haidnya. Menambahkan penjelasan WebMD, ini artinya 25 dari 100 wanita berhasil hamil per bulan. Saat berusia 40 tahun, sekitar satu dari 10 wanita akan hamil dalam satu siklus haid. Selain dari pihak wanita, kesuburan pria juga makin menurun seiring bertambahnya usia.